Search Magic Of Quran. arabic tv Channels arabic channels live - شاهد قنوات عربية بث مباشر MBC1 live TV arabic tv The magic fish A guide to commentary, interpretation and historical context, as well as online versions of the primary sacred texts of Judaism, Christianity, Hinduism, Islam, and Buddhism Hijamah This is a sunnah of the prophet where he mentioned it is a

فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ ۖ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya" Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Maka setelah mereka lemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka Musa berkata, "Apa huruf maa di sini bermakna istifham sekaligus menjadi mubtada sedangkan khabarnya ialah berikutnya yang kalian datangkan itu itulah sihir lafal as-sihr menjadi badal. Sedangkan menurut qiraat yang lain dengan memakai hamzah, berarti keduanya menjadi khabar, dan maa bukannya istifhamiyah melainkan maushul dan sekaligus menjadi mubtada. Sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya." Allah akan melenyapkannya Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Ketika mereka telah melemparkan seluruh tali dan tongkat mereka, Mûsâ pun berkata, "Sungguh yang kalian lakukan ini benar-benar sihir. Allah akan membinasakannya dengan perantaraan diriku. Sesungguhnya Allah tidak menyiapkan perbuatan orang-orang yang merusak itu untuk menjadi baik dan berguna." Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Tali dan tongkat mereka, maka tali dan tongkat mereka seakan-akan berubah menjadi ular yang merayap cepat. Karena maksud mereka adalah membela yang batil untuk melawan kebenaran. Demikianlah setiap orang yang mengerjakan kerusakan, meskipun ia telah melakukan tipu daya, membuat makar, dsb. namun perbuatannya akan batal dan hilang meskipun dalam waktu tertentu laris diterima orang, namun lama-kelamaan akan batal dan hilang. Adapun orang-orang yang mengadakan perbaikan, di mana niat mereka dalam amalnya adalah mencari ridha Allah, maka Allah akan memperbaiki amal mereka dan menaikkannya serta mengembangkannya. ArabLatin: wa yuḥiqqullāhul-ḥaqqa bikalimātihī walau karihal-mujrimụn. Artinya: Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai (nya). — Surat Yunus Ayat 82. Dan Alalh mengokohkan kebenaran yang kamu bawa kepada mereka dari sisiNya, lalu meninggikannya dibatas Ada banyak bentuk mukjizat dari para nabi yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat itu. Salah satunya dengan sihir yang juga diungkapkan dalam surat Yunus ayat tersebut diberikan kepada Nabi Musa untuk memberikan bukti pada kaumnya yang saat itu begitu tergila-gila dengan Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang membahas ayat tentang sihir dari Fakhruddin al-Razi sebagai mufasir dengan corak ilmi dalam kitabnya yaitu Mafatih dari peneliatian ditemukan bahwa penafsiran Fakhruddin al-Razi tentang sihir terdapat di 7 ayat yaitu surat Yunus ayat 81-82, dan surat al-Falaq ayat al-Razi menjelaskan bahwa sihir merupakan dosa yang paling besar dan sihir merupakan perbuatan yang sangat terkutuk karena menimbulkan banyak dampak manusia saling bermusuhan, terjadinya fitnah yang menimbulkan kesalahfahaman, menimbulkan rasa iri dengki dan hasad terhadap orang Juga Childfree dalam Islam, Bagaimana Hukumnya?Bacaan Surat Yunus Ayat 81-82 dalam Tulisan Arab, Latin, dan ArtinyaFoto Surat Yunus Ayat 40-41 -1 Foto ilustrasi Alquran Sumber adalah bacaan surat Yunus ayat 81-82 dalam tulisan Arab, latin, dan juga artinya dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam membacanyaفَلَمَّآ اَلْقَوْا قَالَ مُوْسٰى مَا جِئْتُمْ بِهِ ۙالسِّحْرُۗ اِنَّ اللّٰهَ سَيُبْطِلُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِيْنَFa lammā alqau qāla mụsā mā ji`tum bihis-siḥr, innallāha sayubṭiluh, innallāha lā yuṣliḥu 'amalal-mufsidīnArtinya 81 “Setelah mereka melemparkan, Musa berkata, “Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan kepalsuan sihir itu. Sungguh, Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang berbuat kerusakan.”وَيُحِقُّ اللّٰهُ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَWa yuḥiqqullāhul-ḥaqqa bikalimātihī walau karihal-mujrimụnArtinya 82 “Dan Allah akan mengukuhkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya.” QS Yunus 81-82Baca Juga Tasyakuran 4 Bulanan dalam Islam, Berikut PenjelasannyaTafsir Surat Yunus Ayat 81-82Foto Keutamaan Membaca Alquran Foto seseorang membaca Alquran Sumber Orami Photo StockAda berbagai penjelasan dari banyak ulama tafsir berkaitan dengan makna surat Yunus ayat 81-82, di antaranya yakni1. Tafsir al-MuyassarSesudah mereka melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, Musa berkata kepada mereka “Sesungguhnya apa yang telah kalian datangkan dan telah kalian lemparkan itu merupakan sihir, dan sesunguhnya Allah akan melenyapkan apa yang kalian datangkan itu dan menggagalkannya.”Dan Allah SWT mengokohkan kebenaran yang kamu bawa kepada mereka dari sisi-Nya, lalu meninggikannya di batas kebatilan mereka dengan kalimat-kalimat-Nya dan perintah-Nya, walaupun membencinya orang-orang yang berbuat keburukan, para pelaku maksiat dari pasukan Fir’’ Allah tidak memperbaiki perbuatan orang yang berusaha melakukan di muka bumi Allah berupa sesuatu yang dibenciNya dan berbuat kerusakan di dalamnya dengan maksiat Tafsir al-MukhtasharSetelah mereka melempar sihir yang ada pada mereka, Nabi Musa AS berkata kepada mereka "Yang kalian tunjukkan itu adalah sihir. Sesungguhnya Allah akan membatalkannya dan menghilangkan pengaruhnya. Sesungguhnya dengan sihir itu kalian berbuat kerusakan di muka bumi. Dan Allah tidak akan memperbaiki perbuatan orang yang gemar membuat kerusakan."Allah SWT mengokohkan dan mengukuhkan kebenaran dengan kalimat-kalimat-Nya yang bersifat keputusan dan kalimat-kalimat-Nya yang bersifat ketentuan syariat, berupa hujah-hujah dan bukti-bukti, walaupun orang-orang kafir yang durjana dari pengikut Fir'aun tidak Tafsir al-WajizMaka setelah mereka lemparkan, Musa berkata “Apa yang telah kalian lakukan itu, itulah yang sihir, bukan mukjizat yang dianggap Fir’aun sebagai sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan bahwa yang demikian itu tidaklah benar.”Sesungguhnya Allah SWT tidak akan membiarkan orang-yang membuat kerusakan terus menerus melakukan pekerjaannya. Ini adalah dalil bahwa sihir itu merusak, menipu dan SWT akan mengokohkan yang benar atas kebathilan dan meneguhkannya serta akan meneguhkan perintah, ketetapan dan kalimat-Nya dalam kitab-kitab-Nya yang diturunkan atas nabi-nabi-Nya yang mengandung bukti-bukti, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak Zubdatut Tafsir“Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata “Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir.” Yakni yang kalian tunjukkan itu adalah sihir, yaitu sesuatu yang batil yang menyihir penglihatan manusia, padahal itu bukanlah dengan apa yang aku pertunjukkan yang merupakan kenyataan sebab ini merupakan salah satu mukjizat Allah SWT.“Sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya”. Allah SWT akan melenyapkan apa yang kalian perbuat, sehingga tampak di hadapan orang-orang kepalsuannya lewat kemenangan mukjizat yang aku perlihatkan.“Dan Allah akan mengokohkan yang benar.” Yakni meneguhkan dan mengokohkannya. Pendapat lain mengatakan, maknanya adalah Allah akan menjelaskan dan menerangkan kebenaran.“Dengan ketetapan-Nya.” Yakni yang diturunkan dalam kitab-kitab-Nya kepada para Nabi karena kitab-kitab tersebut mengandung berbagai hujjah dan maknanya adalah perintah Allah SWT yang bersifat al-kauniyah, seperti perintah-Nya kepada tongkat Nabi Musa untuk menjadi ular yang memakan semua tali dan tongkat para tukang sihir.“Walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya”. Baik itu Fir’aun dan pengikutnya atau selain Juga 5+ Adab Menasehati Dalam Islam, Perlu Disimak!Kandungan Surat Yunus Ayat 81-82Foto Ini Pahala Orang yang Terkena Sihir, Wajib Tahu! Foto ilustrasi alat perdukunan Sumber Orami Photo StockDalam tafsir tersebut terdapat beberapa penjelasan yang dapat menjadi kandungan surat Yunus ayat 81-82 yang paling sana disebutkan setelah mereka selesai menunjukkan sihir mereka, Musa berkata kepada mereka tanpa perpana bahwa apa yang mereka lakukan itu hanyalah sihir yang penuh dengan ada perubahan yang terjadi dengan berubahnya tongkat dan tali menjadi ular. Sedangkan yang akan dilakukan oleh Nabi Musa adalah mukjizat dari kekuasaan Allah saat Musa melemparkan tongkatnya dan Allah SWT mengubah tongkat itu menjadi ular, lalu ular itu menelan ular-ular sihir yang mereka perbuat sebagi bentuk mukjizat yang ayat selanjutnya, Allah SWT menegaskan bahwa Dia dengan kalimah-Nya mengokohkan kebenaran. Dengan itu, umat manusia akan mencapai kesejahteraan dan terpelihara dari Allah SWT itu adalah aturan-Nya yang ditanamkan ke dalam syariat yang disampaikan kepada kalimat itu, Nabi Musa dapat mengalahkan Fir’aun dan melepaskan Bani Israil dari perbudakan Fir’aun meski hal itu tidak disukai oleh Fir’aun dan penjelasan mengenai surat Yunus ayat 81-82, yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT jauh di atas kemampuan manusia. Karena Allah SWT adalah Sang Pencipta, dan manusia hanyalah salah satu ciptaan-Nya. QS Yunus Ayat 82. وَيُحِقُّ اللّٰهُ الۡحَـقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَلَوۡ كَرِهَ الۡمُجۡرِمُوۡنَ. Wa yuhiqqul laahul haqqa bi Kalimaatihii wa law karihal mujrimuun. Dan Allah akan mengukuhkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya. Juz ke-11. فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئۡتُم بِهِ ٱلسِّحۡرُۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبۡطِلُهُۥٓ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصۡلِحُ عَمَلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ Falammaaa alqaw qaala Moosaa maa ji’tum bihis sihr; innal laaha sa yubtiluhoo; innal laaha laa yuslihu amalal mufsideen English Translation Here you can read various translations of verse 81 And when they had thrown, Moses said, “What you have brought is [only] magic. Indeed, Allah will expose its worthlessness. Indeed, Allah does not amend the work of corrupters. Yusuf AliWhen they had had their throw, Moses said “What ye have brought is sorcery Allah will surely make it of no effect for Allah prospereth not the work of those who make mischief. Abul Ala MaududiThen when they had cast their staffs, Moses said What you have produced is sheer sorcery. Allah will certainly reduce it to naught. Surely Allah does not set right the work of the mischief-makers. Muhsin KhanThen when they had cast down, Musa Moses said “What you have brought is sorcery, Allah will surely make it of no effect. Verily, Allah does not set right the work of Al-Mufsidun the evil-doers, corrupts, etc.. PickthallAnd when they had cast, Moses said That which ye have brought is magic. Lo! Allah will make it vain. Lo! Allah upholdeth not the work of mischief-makers. Dr. GhaliThen, as soon as they cast, M‍ûsa said, “What you have come with is sorcery. Surely Allah will soon make it void. Surely Allah does not make righteous the deed s of the corruptors. Abdel HaleemWhen they did so, Moses said, Everything you have brought is sorcery and God will show it to be false. God does not make the work of mischief-makers right; Muhammad Junagarhiسو جب انہوں نے ڈاﻻ تو موسی﴿علیہ السلام﴾ نے فرمایا کہ یہ جو کچھ تم ﻻئے ہو جادو ہے۔ یقینی بات ہے کہ اللہ اس کو ابھی درہم برہم کیے دیتا ہے، اللہ ایسے فسادیوں کا کام بننے نہیں دیتا Quran 10 Verse 81 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Yunus ayat 81, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 1081 Then when they had cast their staffs, Moses said What you have produced is sheer sorcery.[77] Allah will certainly reduce it to naught. Surely Allah does not set right the work of the mischief-makers. 77. That is, what I showed was not sorcery but sorcery is that which you are showing. Ibn-Kathir The tafsir of Surah Yunus verse 81 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Yunus ayat 79 which provides the complete commentary from verse 79 through 82. Quick navigation links Search Magic Of Quran. After this book she read last two parts of Quran & 4 and half parts from right side They are famous among the other surahs with with name of 4 Qull ( Four Qul) The Custom (sunnah) of God according to the Qur'an is to continue giving Kitab or divine guidance to the communities through the direct descendants of the Prophets This blog is dedicated to reading the Qur'an
فَلَمَّآ أَلْقَوْا۟ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ ٱلسِّحْرُ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبْطِلُهُۥٓ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ ٱلْمُفْسِدِينَArab-Latin fa lammā alqau qāla mụsā mā ji`tum bihis-siḥr, innallāha sayubṭiluh, innallāha lā yuṣliḥu 'amalal-mufsidīnArtinya Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya" Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُجْرِمُونَArab-Latin wa yuḥiqqullāhul-ḥaqqa bikalimātihī walau karihal-mujrimụnArtinya Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Tentang Surat Yunus Ayat 81-82Didapati bermacam penjabaran dari beragam pakar tafsir terhadap makna surat yunus ayat 81-82, sebagiannya seperti di bawah iniDan Alalh mengokohkan kebenaran yang kamu bawa kepada mereka dari sisiNya, lalu meninggikannya dibatas kebatilan mereka dengan kalimat-kalimatNYa dan perintahNYa, walaupun membencinya orang-orang yang berbuat keburukan, para pelaku makasiat-maksiat dari pasukan fir’’aun. Tafsir al-MuyassarAllah mengokohkan dan mengukuhkan kebenaran dengan kalimat-kalimat-Nya yang bersifat keputusan dan kalimat-kalimat-Nya yang bersifat ketentuan syariat, berupa hujah-hujah dan bukti-bukti, walaupun orang-orang kafir yang durjana dari pengikut Fir'aun tidak menyukainya. Tafsir al-Mukhtashar82 Allah akan mengokohkan yang benar atas kebathilan dan meneguhkannya serta akan meneguhkan perintah, ketetapan dan kalimatNya dalam kitab-kitabNya yang diturunkan atas nabi-nabiNya yang mengandung bukti-bukti, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya. Tafsir al-Wajizوَيُحِقُّ اللهُ الْحَقَّ Dan Allah akan mengokohkan yang benar Yakni meneguhkan dan mengokohkannya. Pendapat lain mengatakan, maknanya adalah Allah akan menjelaskan dan menerangkan kebenaran. بِكَلِمٰتِهِۦdengan ketetapan-Nya Yang diturunkan dalam kitab-kitab-Nya kepada para Nabi karena kitab-kitab tersebut mengandung berbagai hujjah dan bukti. Atau maknanya adalah perintah Allah al-kauniyah seperti perintah-Nya kepada tongkat Nabi Musa untuk menjadi ular yang memakan semua tali dan tongkat para tukang sihir. وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَwalaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya Baik itu Fir’aun dan pengikutnya atau selain mereka. Zubdatut Tafsir Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah aneka ragam penafsiran dari beragam mufassirin terkait makna dan arti surat yunus ayat 81-82 arab, latin, artinya, semoga berfaidah bagi kita. Dukunglah kemajuan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Artikel Tersering Dikunjungi Telaah banyak halaman yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Baqarah 43, Al-Baqarah 45, Al-Isra 25, Tentang Al-Quran, Al-Qamar 49, Al-Ma’idah 8. Serta Al-Hadid 20, Al-Jin, Ali Imran 139, Ali Imran 97, At-Thalaq, Ad-Dukhan. Al-Baqarah 43Al-Baqarah 45Al-Isra 25Tentang Al-QuranAl-Qamar 49Al-Ma’idah 8Al-Hadid 20Al-JinAli Imran 139Ali Imran 97At-ThalaqAd-Dukhan Pencarian ... Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
AlQur'an Surat Yunus: 81, Setelah mereka melemparkan, Musa berkata, Al-Qur'an Surat Yunus: 81, Setelah mereka melemparkan, Musa berkata, Yunus Surat Yunus terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhmmad s.a.w. berada di Madinah. ayat selanjutnya (82) Bagikan {فَلَمَّا أَلْقَواْ قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللّهَ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ} يونس 81 81- When they throw the things which were in their hands and deceived the eyes of people with images and beautiful shapes, Moses said to them What you have done is just deception to sights without being true and is incomparable to true miracles of Allah. Allah shall show its corruption and falsehood to people, and Allah does not fix the actions of corrupting people who mislead people and does not support their actions, but remove them and show their falsehood. {وَيُحِقُّ اللّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ} يونس 82 82- Allah confirms and strengthens the truth even if criminals [ sorcerers, tyrants, and liars] hate it because their hatred cannot disable the will of Allah and cannot prevent the emergence of truth.
TafsirSurat Al-Isra Ayat 82: Al-Qur'an sebagai Obat Penawar Hati. Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 22: Larangan Menyekutukan Allah SWT. Tafsir Surat Yunus Ayat 44: Manusia Zalim terhadap Diri Sendiri. Tafsir Al-Araf Ayat 81: Jangan Jadi Kaum yang Lampaui Batas. Jadwal Sholat.

الۤرٰ ۗتِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِ Alif lām rā, tilka āyātul-kitābil-ḥakīmi. Alif Lām Rā. Itulah ayat-ayat Kitab Al-Qur’an yang penuh hikmah اَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا اَنْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى رَجُلٍ مِّنْهُمْ اَنْ اَنْذِرِ النَّاسَ وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ الْكٰفِرُوْنَ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ مُّبِيْنٌ Akāna lin-nāsi ajaban an auḥainā ilā rajulim minhum an anżirin-nāsa wa basysyiril-lażīna āmanū anna lahum qadama ṣidqin inda rabbihim, qālal-kāfirūna inna hāżā lasāḥirum mubīnun. Pantaskah menjadi suatu keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka yaitu, “Berilah peringatan kepada manusia dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.” Orang-orang kafir berkata, “Sesungguhnya dia Nabi Muhammad ini benar-benar seorang penyihir yang nyata.” اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ Inna rabbakumullāhul -lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin ṡummastawā alal-arsyi yudabbirul-amra, mā min syafīin illā mim badi iżnihī, żālikumullāhu rabbukum fabudūhu, afalā tażakkarūna. Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ʻArasy seraya mengatur segala urusan. Tidak ada seorang pun pemberi syafaat, kecuali setelah mendapat izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu. Maka, sembahlah Dia! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّاۗ اِنَّهٗ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ لِيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ بِالْقِسْطِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيْمٍ وَّعَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢبِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ Ilaihi marjiukum jamīān, wadallāhi ḥaqqān, innahū yabda'ul-khalqa ṡumma yuīduhū liyajziyal-lażīna āmanū wa amiluṣ-ṣāliḥāti bil-qisṭi, wal-lażīna kafarū lahum syarābum min ḥamīmiw wa ażābun alīmum bimā kānū yakfurūna. Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengembalikannya menghidupkannya lagi agar Dia memberi balasan dengan adil kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Adapun untuk orang-orang yang kufur, untuk mereka disediakan minuman dari air yang mendidih dan azab yang sangat pedih karena mereka selalu kufur. هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Huwal-lażī jaalasy-syamsa ḍiyā'aw wal-qamara nūraw wa qaddarahū manāzila litalamū adadas-sinīna wal-ḥisāba, mā khalaqallāhu zālika illā bil-ḥaqqi, yufaṣṣilul-āyāti liqaumiy yalamūna. Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Dialah pula yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada kaum yang mengetahui. اِنَّ فِى اخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَّقُوْنَ Inna fikhtilāfil-laili wan-nahāri wa mā khalaqallāhu fis-samāwāti wal-arḍi la'āyātil liqaumiy yattaqūna. Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi pasti terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya bagi kaum yang bertakwa. اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا وَرَضُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَاطْمَـَٔنُّوْا بِهَا وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنْ اٰيٰتِنَا غٰفِلُوْنَۙ Innal-lażīna lā yarjūna liqā'anā wa raḍū bil-ḥayātid-dun-yā waṭma'annū bihā wal-lażīna hum an āyātinā gāfilūna. Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami di akhirat, merasa puas dengan kehidupan dunia, dan merasa tenteram dengannya, serta orang-orang yang lalai terhadap ayat-ayat Kami, اُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Ulā'ika ma'wāhumun nāru bimā kānū yaksibūna. mereka itu tempatnya adalah neraka karena apa yang selalu mereka kerjakan. اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ يَهْدِيْهِمْ رَبُّهُمْ بِاِيْمَانِهِمْۚ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ Innal-lażīna āmanū wa amiluṣ-ṣāliḥāti yahdīhim rabbuhum bi'īmānihim, tajrī min taḥtihimul-anhāru fī jannātin naīmi. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, niscaya mereka diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka berada di dalam surga yang penuh kenikmatan yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. دَعْوٰىهُمْ فِيْهَا سُبْحٰنَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلٰمٌۚ وَاٰخِرُ دَعْوٰىهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ Dawāhum fīhā subḥānakallāhumma wa taḥiyyatuhum fīhā salāmun, wa ākhiru dawāhum anil-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīna. Doa mereka di dalamnya adalah “Subhānakallāhumma” Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami’ penghormatan mereka di dalamnya adalah ucapan salam, dan doa penutup mereka adalah “Alḥamdu lillāhi rabbil ālamīn” segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam’. ۞ وَلَوْ يُعَجِّلُ اللّٰهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ اِلَيْهِمْ اَجَلُهُمْۗ فَنَذَرُ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ Wa lau yuajjilullāhu lin-nāsisy-syarrastijālahum bil-khairi laquḍiya ilaihim ajaluhum, fa nażarul-lażīna lā yarjūna liqā'anā fī ṭugyānihim yamahūna. Jikalau Allah menyegerakan keburukan bagi manusia sebagaimana permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pasti ajal mereka diakhiri. Akan tetapi, Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami di akhirat terombang-ambing dalam kesesatan mereka. وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْۢبِهٖٓ اَوْ قَاعِدًا اَوْ قَاۤىِٕمًا ۚفَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنْ لَّمْ يَدْعُنَآ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Wa iżā massal-insānaḍ-ḍurru daānā lijambihī au qāidan au qā'imān, falammā kasyafnā anhu ḍurrahū marra ka'allam yadunā ilā ḍurrim massahū, każālika zuyyina lil-musrifīna mā kānū yamalūna. Apabila manusia ditimpa kesusahan, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Namun, setelah Kami hilangkan kesusahan itu darinya, dia kembali ke jalan yang sesat seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk menghilangkan kesusahan yang telah menimpanya. Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas itu apa yang selalu mereka kerjakan. وَلَقَدْ اَهْلَكْنَا الْقُرُوْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوْاۙ وَجَاۤءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ وَمَا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْا ۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْنَ Wa laqad ahlaknal-qurūna min qablikum lammā ẓalamū, wa jā'athum rusuluhum bil-bayyināti wa mā kānū liyu'minū, każālika najzil-qaumal-mujrimīna. Sungguh, Kami benar-benar telah membinasakan beberapa generasi sebelum kamu ketika mereka berbuat zalim, padahal para rasul mereka telah datang membawa bukti-bukti yang nyata. Namun, mereka sama sekali tidak mau beriman. Demikianlah, Kami memberi balasan kepada kaum yang berbuat dosa. ثُمَّ جَعَلْنٰكُمْ خَلٰۤىِٕفَ فِى الْاَرْضِ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ Ṡumma jaalnākum khalā'ifa fil-arḍi mim badihim linanẓura kaifa tamalūna. Kemudian, Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti di bumi setelah mereka untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat. وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيَاتُنَا بَيِّنٰتٍۙ قَالَ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا ائْتِ بِقُرْاٰنٍ غَيْرِ هٰذَآ اَوْ بَدِّلْهُ ۗ قُلْ مَا يَكُوْنُ لِيْٓ اَنْ اُبَدِّلَهٗ مِنْ تِلْقَاۤئِ نَفْسِيْ ۚاِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ ۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ Wa iżā tutlā alaihim āyātunā bayyinātin, qālal-lażīna lā yarjūna liqā'ana'ti biqur'ānin gairi hāżā au baddilhu, qul mā yakūnu lī an ubaddilahū min tilqā'i nafsī, in attabiu illā mā yūḥā ilayya, innī akhāfu in aṣaitu rabbī ażāba yaumin aẓīmin. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami secara jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami di akhirat berkata, “Datangkanlah kitab selain Al-Qur’an ini atau gantilah!” Katakanlah Nabi Muhammad, “Tidaklah pantas bagiku menggantinya atas kemauanku sendiri. Aku tidak mengikuti, kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang dahsyat jika mendurhakai Tuhanku.” قُلْ لَّوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا تَلَوْتُهٗ عَلَيْكُمْ وَلَآ اَدْرٰىكُمْ بِهٖ ۖفَقَدْ لَبِثْتُ فِيْكُمْ عُمُرًا مِّنْ قَبْلِهٖۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Qul lau syā'allāhu mā talautuhū alaikum wa lā adrākum bihī, faqad labiṡtu fīkum umuram min qablihī, afalā taqilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak pula memberitahukannya kepadamu. Sungguh, aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya sebelum turun Al-Qur’an. Apakah kamu tidak mengerti?” فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُوْنَ Faman aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każiban au każżaba bi'āyātihī, innahū lā yufliḥul-mujrimūna. Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya para pendurhaka itu tidak akan beruntung. وَيَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ هٰٓؤُلَاۤءِ شُفَعَاۤؤُنَا عِنْدَ اللّٰهِ ۗقُلْ اَتُنَبِّـُٔوْنَ اللّٰهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ Wa yabudūna min dūnillāhi mā lā yaḍurruhum wa lā yanfauhum wa yaqūlūna hā'ulā'i syufaā'unā indallāhi, qul atunabbi'ūnallāha bimā lā yalamu fis-samāwāti wa lā fil-arḍi, subḥānahū wa taālā ammā yusyrikūna. Mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat kepada mereka dan tidak pula memberi manfaat. Mereka berkata, “Mereka sembahan itu adalah penolong-penolong kami di hadapan Allah.” Katakanlah, “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah sesuatu di langit dan di bumi yang tidak Dia ketahui?” Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. وَمَا كَانَ النَّاسُ اِلَّآ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْاۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ Wa mā kānan-nāsu illā ummataw wāḥidatan fakhtalafū, wa lau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum fīmā fīhi yakhtalifūna. Manusia itu dahulunya hanya umat yang satu dalam ketauhidan, lalu mereka berselisih. Seandainya tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu, pastilah di antara mereka telah diberi keputusan azab di dunia tentang apa yang mereka perselisihkan itu. وَيَقُوْلُوْنَ لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۚ فَقُلْ اِنَّمَا الْغَيْبُ لِلّٰهِ فَانْتَظِرُوْاۚ اِنِّيْ مَعَكُمْ مِّنَ الْمُنْتَظِرِيْنَ ࣖ Wa yaqūlūna lau lā unzila alaihi āyatum mir rabbihī, faqul innamal-gaibu lillāhi fantaẓirū, innī maakum minal-muntaẓirīna. Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Nabi Muhammad suatu bukti mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sungguh, segala yang gaib itu hanya milik Allah. Maka, tunggulah siksaan Allah! Sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang menunggu bersamamu.” وَاِذَآ اَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِّنْۢ بَعْدِ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُمْ اِذَا لَهُمْ مَّكْرٌ فِيْٓ اٰيٰتِنَاۗ قُلِ اللّٰهُ اَسْرَعُ مَكْرًاۗ اِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُوْنَ مَا تَمْكُرُوْنَ Wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatam mim badi ḍarrā'a massathum iżā lahum makrun fī āyātinā, qulillāhu asrau makrān, inna rusulanā yaktubūna mā tamkurūna. Apabila Kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah bencana menimpa mereka, mereka segera melakukan segala tipu daya untuk menentang ayat-ayat Kami. Katakanlah, “Allah lebih cepat pembalasan-Nya atas tipu daya itu.” Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu. هُوَ الَّذِيْ يُسَيِّرُكُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ حَتّٰٓى اِذَا كُنْتُمْ فِىْ الْفُلْكِۚ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيْحٍ طَيِّبَةٍ وَّفَرِحُوْا بِهَا جَاۤءَتْهَا رِيْحٌ عَاصِفٌ وَّجَاۤءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَّظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ اُحِيْطَ بِهِمْۙ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ لَىِٕنْ اَنْجَيْتَنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ Huwal-lażī yusayyirukum fil-barri wal-baḥri, ḥattā iżā kuntum fil-fulki, wa jaraina bihim birīḥin ṭayyibatiw wa fariḥū bihā jā'athā rīḥun āṣifuw wa jā'ahumul-mauju min kulli makāniw wa ẓannū annahum uḥīṭa bihim, daawullāha mukhliṣīna lahud-dīna, la'in anjaitanā min hāżihī lanakūnanna minasy-syākirīna. Dialah Allah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan dan berlayar di lautan sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, lalu meluncurlah kapal itu membawa mereka dengan tiupan angin yang baik dan mereka bergembira karenanya. Kemudian, datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru dan mereka pun mengira telah terkepung bahaya. Maka, mereka berdoa dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya seraya berkata, “Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” فَلَمَّآ اَنْجٰىهُمْ اِذَا هُمْ يَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗيٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ مَّتَاعَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ ثُمَّ اِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Falammā anjāhum iżā hum yabgūna fil-arḍi bigairil-ḥaqqi, yā ayyuhan-nāsu innamā bagyukum alā anfusikum matāal-ḥayātid-dun-yā, ṡumma ilainā marjiukum fa nunabbi'ukum bimā kuntum tamalūna. Namun, ketika Allah menyelamatkan mereka, seketika itu mereka berbuat kezaliman di bumi tanpa alasan yang benar. Wahai manusia, sesungguhnya bahaya kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri. Itu hanya kenikmatan hidup duniawi. Kemudian, kepada Kamilah kembalimu, lalu akan Kami kabarkan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan. اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ ۗحَتّٰٓى اِذَآ اَخَذَتِ الْاَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَآ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَآ اَتٰىهَآ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ Innamā maṡalul-ḥayātid-dun-yā kamā'in anzalnāhu minas-samā'i fakhtalaṭa bihī nabātul-arḍi mimmā ya'kulun-nāsu wal-anāmu, ḥattā iżā akhażatil-arḍu zukhrufahā wazzayyanat wa ẓanna ahluhā annahum qādirūna alaihā, atāhā amrunā lailan au nahāran fa jaalnāhā ḥaṣīdan ka'allam tagna bil-amsi, każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy yatafakkarūna. Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia adalah ibarat air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah karenanya macam-macam tanaman bumi yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, terhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya memetik hasilnya, datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang. Lalu, Kami jadikan tanaman-nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu kepada kaum yang berpikir. وَاللّٰهُ يَدْعُوْآ اِلٰى دَارِ السَّلٰمِ ۚوَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wallāhu yadū ilā dāris-salāmi, wa yahdī may yasyā'u ilā ṣirāṭim mustaqīmin. Allah menyeru manusia ke Dārussalām surga dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk. ۞ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌ ۗوَلَا يَرْهَقُ وُجُوْهَهُمْ قَتَرٌ وَّلَا ذِلَّةٌ ۗاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Lil-lażīna aḥsanul-ḥusnā wa ziyādahtun, wa lā yarhaqu wujūhahum qataruw wa lā żillahtun, ulā'ika aṣḥābul-jannati hum fīhā khālidūna. Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya kenikmatan melihat Allah. Wajah-wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula diliputi kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. وَالَّذِيْنَ كَسَبُوا السَّيِّاٰتِ جَزَاۤءُ سَيِّئَةٍ ۢبِمِثْلِهَاۙ وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗمَا لَهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ عَاصِمٍۚ كَاَنَّمَآ اُغْشِيَتْ وُجُوْهُهُمْ قِطَعًا مِّنَ الَّيْلِ مُظْلِمًاۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Wal-lażīna każabus-sayyi'āti jazā'u sayyi'atim bimiṡlihā, wa tarhaquhum żillahtun, mā lahum minallāhi min āṣimin, ka'annamā ugsyiyat wujūhuhum qiṭaam minal-laili muẓlimān, ulā'ika aṣḥābun-nāri, hum fīhā khālidūna. Orang-orang yang berbuat kejahatan akan mendapatkan balasan kejahatan yang setimpal dan mereka diliputi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari azab Allah. Wajah-wajah mereka seakan-akan ditutupi kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا مَكَانَكُمْ اَنْتُمْ وَشُرَكَاۤؤُكُمْۚ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاۤؤُهُمْ مَّا كُنْتُمْ اِيَّانَا تَعْبُدُوْنَ Wa yauma naḥsyuruhum jamīan ṡumma naqūlu lil-lażīna asyrakū makānakum antum wa syurakā'ukum, fa zayyalnā bainahum wa qāla syurakā'uhum mā kuntum iyyānā tabudūna. Ingatlah pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan Kami, “Tetaplah di tempatmu, kamu dan para sekutumu.” Lalu, Kami pisahkan di antara mereka, dan sekutu-sekutu mereka berkata, “Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.” فَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغٰفِلِيْنَ Fa kafā billāhi syahīdam bainanā wa bainakum in kunnā an ibādatikum lagāfilīna. Maka, cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa sesungguhnya kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu kepada kami.” هُنَالِكَ تَبْلُوْا كُلُّ نَفْسٍ مَّآ اَسْلَفَتْ وَرُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ࣖ Hunālika tablū kullu nafsim mā aslafat wa ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqqi wa ḍalla anhum mā kānū yaftarūna. Di sanalah padang Mahsyar, setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah, pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa sesembahan yang selalu mereka ada-adakan. قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَمَنْ يُّخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَمْرَۗ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚفَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ Qul may yarzuqukum minas-samā'i wal-arḍi ammay yamlikus-sama wal-abṣāra wa may yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa may yudabbirul-amra, fa sayaqūlūnallāhu, faqul afalā tattaqūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang menganugerahkan rezeki kepadamu dari langit dan bumi, siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, serta siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka, mereka akan menjawab, “Allah.” Maka, katakanlah, “Apakah kamu tidak takut akan azab Allah?” فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۖفَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ Fa żālikumullāhu rabbukumul-ḥaqqu, fa māżā badal-ḥaqqi illaḍ-ḍalālu, fa annā tuṣrafūna. Maka, itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya. Tidak ada setelah kebenaran itu kecuali kesesatan. Maka, bagaimana kamu dipalingkan dari kebenaran? كَذٰلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِيْنَ فَسَقُوْٓا اَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Każālika ḥaqqat kalimatu rabbika alal-lażīna fasaqū annahum lā yu'minūna. Demikianlah, telah pasti berlaku ketentuan Tuhanmu terhadap orang-orang yang berbuat fasik bahwa sesungguhnya mereka tidak beriman. قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَاۤىِٕكُمْ مَّنْ يَّبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗۗ قُلِ اللّٰهُ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ Qul hal min syurakā'ikum may yabda'ul-khalqa ṡumma yuīduhū, qulillāhu yabda'ul-khalqa ṡumma yuīduhū fa annā tu'fakūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah di antara sekutu-sekutu kamu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk kemudian mengembalikannya menghidupkannya lagi?” Katakanlah, “Allah memulai penciptaan makhluk, kemudian mengembalikannya menghidupkannya lagi. Lalu, bagaimana kamu dapat dipalingkan dari kebenaran?” قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَاۤىِٕكُمْ مَّنْ يَّهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّۗ قُلِ اللّٰهُ يَهْدِيْ لِلْحَقِّۗ اَفَمَنْ يَّهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ اَحَقُّ اَنْ يُّتَّبَعَ اَمَّنْ لَّا يَهِدِّيْٓ اِلَّآ اَنْ يُّهْدٰىۚ فَمَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَ Qul hal min syurakā'ikum may yahdī ilal-ḥaqqi,qulillāhu yahdī lil-ḥaqqi, afamay yahdī ilal-ḥaqqi aḥaqqu ay yuttabaa ammal lā yahiddī illā ay yuhdā, famā lakum, kaifa taḥkumūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah di antara sekutu-sekutu kamu ada yang membimbing pada kebenaran?” Katakanlah, “Allah membimbing pada kebenaran.” Maka, apakah yang membimbing pada kebenaran lebih berhak diikuti ataukah yang tidak mampu membimbing bahkan perlu dibimbing? Maka, mengapa kamu berbuat demikian? Bagaimanakah kamu memberi keputusan? وَمَا يَتَّبِعُ اَكْثَرُهُمْ اِلَّا ظَنًّاۗ اِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِيْ مِنَ الْحَقِّ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِمَا يَفْعَلُوْنَ Wa mā yattabiu akṡaruhum illā ẓannān, innaẓ-ẓanna lā yugnī minal-ḥaqqi syai'ān, innallāha alīmum bimā yafalūna. Kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun berguna menyangkut perolehan kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan. وَمَا كَانَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ اَنْ يُّفْتَرٰى مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ الْكِتٰبِ لَا رَيْبَ فِيْهِ مِنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ Wa mā kāna hāżal-qur'ānu ay yuftarā min dūnillāhi wa lākin taṣdīqal-lażī baina yadaihi wa tafṣīlal-kitābi lā raiba fīhi mir rabbil-ālamīna. Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi Al-Qur’an membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci ketetapan Allah. Tidak ada keraguan di dalamnya, diturunkan dari Tuhan semesta alam. اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّثْلِهٖ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Am yaqūlūnaftarāhu, qul fa'tū bisūratim miṡlihī wadū manistaṭatum min dūnillāhi in kuntum ṣādiqīna. Bahkan, apakah pantas mereka mengatakan, “Dia Nabi Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu.”? Katakanlah Nabi Muhammad, “Kalau demikian, buatlah satu surah yang semisal dengannya dan ajaklah siapa yang dapat kamu ajak selain Allah untuk menolongmu, jika kamu orang-orang yang benar.” بَلْ كَذَّبُوْا بِمَا لَمْ يُحِيْطُوْا بِعِلْمِهٖ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيْلُهٗۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظّٰلِمِيْنَ Bal każżabū bimā lam yuḥīṭū biilmihī wa lammā ya'tihim ta'wīluhū, każālika każżabal-lażīna min qablihim fanẓur kaifa kāna āqibatuẓ-ẓālimīna. Bahkan, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna dan belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah halnya umat-umat sebelum mereka telah mendustakan para rasul. Maka, perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang zalim. وَمِنْهُمْ مَّنْ يُّؤْمِنُ بِهٖ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهٖۗ وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِيْنَ ࣖ Wa minhum may yu'minu bihī wa minhum mal lā yu'minu bihī, wa rabbuka alamu bil-mufsidīna. Di antara mereka ada orang yang beriman padanya Al-Qur’an, dan di antara mereka ada pula orang yang tidak beriman padanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ عَمَلُكُمْۚ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ Wa in każżabūka faqul lī amalī wa lakum amalukum, antum barī'ūna mimmā amalu wa ana barī'um mimmā tamalūna. Jika mereka mendustakanmu Nabi Muhammad, katakanlah, “Bagiku perbuatanku dan bagimu perbuatanmu. Kamu berlepas diri dari apa yang aku perbuat dan aku pun berlepas diri dari apa yang kamu perbuat.” وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُوْنَ اِلَيْكَۗ اَفَاَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوْا لَا يَعْقِلُوْنَ Wa minhum may yastamiūna ilaika, afa anta tusmiuṣ-ṣumma wa lau kānū lā yaqilūna. Di antara mereka ada orang yang mendengarkan engkau Nabi Muhammad. Apakah engkau dapat menjadikan orang yang tuli itu bisa mendengar walaupun mereka tidak mengerti? وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْظُرُ اِلَيْكَۗ اَفَاَنْتَ تَهْدِى الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوْا لَا يُبْصِرُوْنَ Wa minhum may yanẓuru ilaika, afa anta tahdil-umya wa lau kānū lā yubṣirūna. Di antara mereka ada orang yang melihat kepada engkau. Apakah engkau dapat memberi petunjuk kepada orang yang buta, walaupun mereka tidak melihat? اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْـًٔا وَّلٰكِنَّ النَّاسَ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ Innallāha lā yaẓlimun-nāsa syai'aw wa lākinnan-nāsa anfusahum yaẓlimūna. Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri. وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَاَنْ لَّمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُوْنَ بَيْنَهُمْۗ قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ Wa yauma yaḥsyuruhum ka'allam yalbaṡū illā sāatam minan-nahāri yataārafūna bainahum, qad khasiral-lażīna każżabū biliqā'illāhi wa mā kānū muhtadīna. Ingatlah pada hari ketika Allah mengumpulkan mereka, mereka merasa seakan-akan tidak pernah berdiam di dunia kecuali sesaat saja pada siang hari, seperti ketika mereka sejenak saling mengenal di antara mereka setelah dibangkitkan dari alam kubur. Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah dan mereka bukanlah orang-orang yang mendapat petunjuk. وَاِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِيْ نَعِدُهُمْ اَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَاِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللّٰهُ شَهِيْدٌ عَلٰى مَا يَفْعَلُوْنَ Wa immā nuriyannaka baḍal-lażī naiduhum au natawaffayannaka fa ilainā marjiuhum ṡummallāhu syahīdun alā mā yafalūna. Sesungguhnya jika Kami benar-benar memperlihatkan kepadamu Nabi Muhammad sebagian dari siksa yang Kami janjikan kepada mereka di dunia, atau jika Kami mewafatkan engkau sebelum datangnya azab itu, hanya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Allah menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan. وَلِكُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلٌ ۚفَاِذَا جَاۤءَ رَسُوْلُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Wa likulli ummatir rasūlun, fa iżā jā'a rasūluhum quḍiya bainahum bil-qisṭi wa hum lā yuẓlamūna. Setiap umat mempunyai rasul. Apabila rasul mereka telah datang di akhirat kelak, diputuskanlah oleh Allah di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dizalimi sedikit pun. وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqūlūna matā hāżal-wadu in kuntum ṣādiqīna. Mereka mengatakan, “Kapankah datangnya janji azab ini jika kamu Nabi Muhammad dan para pengikutmu adalah orang-orang benar?” قُلْ لَّآ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ لِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ Qul lā amliku linafsī ḍarraw wa lā nafan illā mā syā'allāhu, likulli ummatin ajalun, iżā jā'a ajaluhum falā yasta'khirūna sāataw wa lā yastaqdimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak kuasa menolak mudarat dan tidak pula mendatangkan manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki.” Setiap umat mempunyai ajal batas waktu. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak pula dapat meminta percepatan. قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُهٗ بَيَاتًا اَوْ نَهَارًا مَّاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ الْمُجْرِمُوْنَ Qul ara'aitum in atākum ażābuhū bayātan au nahāram māżā yastajilu minhul-mujrimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku, jika datang kepada kamu siksaan-Nya pada waktu malam atau siang hari, siksa manakah yang diminta untuk disegerakan oleh para pendurhaka itu?” اَثُمَّ اِذَا مَا وَقَعَ اٰمَنْتُمْ بِهٖۗ اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهٖ تَسْتَعْجِلُوْنَ Aṡumma iżā mā waqaa āmantum bihī, āl'āna wa qad kuntum bihī tastajilūna. Apabila azab itu terjadi, apakah kemudian kamu baru memercayainya? Apakah baru sekarang kamu beriman, padahal sebelumnya kamu selalu meminta agar ia disegerakan? ثُمَّ قِيْلَ لِلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ذُوْقُوْا عَذَابَ الْخُلْدِۚ هَلْ تُجْزَوْنَ اِلَّا بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُوْنَ Ṡumma qīla lil-lażīna ẓalamū żūqū ażābal-khuldi, hal tujzauna illā bimā kuntum taksibūna. Kemudian, dikatakan kepada orang-orang yang zalim itu, “Rasakanlah olehmu azab yang kekal. Bukankah kamu tidak diberi balasan, melainkan setimpal dengan apa yang selama ini telah kamu usahakan?” ۞ وَيَسْتَنْۢبِـُٔوْنَكَ اَحَقٌّ هُوَ ۗ قُلْ اِيْ وَرَبِّيْٓ اِنَّهٗ لَحَقٌّ ۗوَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ ࣖ Wa yastambi'ūnaka aḥaqqun huwa, qul ī wa rabbī innahū laḥaqqun, wa mā antum bimujizīna. Mereka menanyakan kepadamu Nabi Muhammad, “Benarkah ia azab yang dijanjikan Allah itu?” Katakanlah, “Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu pasti benar dan sekali-kali kamu tidak dapat menghindar.” وَلَوْ اَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِى الْاَرْضِ لَافْتَدَتْ بِهٖۗ وَاَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَۚ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Wa lau anna likulli nafsin ẓalamat mā fil-arḍi laftadat bihī, wa asarrun-nadāmata lammā ra'awul-ażāba, wa quḍiya bainahum bil-qisṭi wa hum lā yuẓlamūna. Seandainya setiap orang yang berbuat zalim itu mempunyai apa yang ada di bumi, tentu dia menebus diri dengannya. Mereka menyembunyikan penyesalan ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Diputuskanlah oleh Allah di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dizalimi sedikit pun. اَلَآ اِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَلَآ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Alā inna lillāhi mā fis-samāwāti wal-arḍi, alā inna wadallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā yalamūna. Ketahuilah, sesungguhnya milik Allahlah apa yang ada di langit dan di bumi. Ketahuilah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Huwa yuḥyī wa yumītu wa ilaihi turjaūna. Dialah yang menghidupkan dan mematikan serta hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ Yā ayyuhan-nāsu qad jā'atkum mauiẓatum mir rabbikum wa syifā'ul limā fiṣ-ṣudūri, wa hudaw wa raḥmatul lil-mu'minīna. Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran Al-Qur’an dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu penyakit yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin. قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥū, huwa khairum mimmā yajmaūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” قُلْ اَرَءَيْتُمْ مَّآ اَنْزَلَ اللّٰهُ لَكُمْ مِّنْ رِّزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِّنْهُ حَرَامًا وَّحَلٰلًا ۗ قُلْ ءٰۤاللّٰهُ اَذِنَ لَكُمْ اَمْ عَلَى اللّٰهِ تَفْتَرُوْنَ Qul ara'aitum mā anzalallāhu lakum mir rizqin fa jaaltum minhu ḥarāmaw wa ḥalālān, qul āllāhu ażina lakum am alallāhi taftarūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal.” Katakanlah, “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu tentang ini ataukah kamu mengada-ada atas nama Allah?” وَمَا ظَنُّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُوْنَ ࣖ Wa mā ẓannul-lażīna yaftarūna alallāhil-każiba yaumal-qiyāmahti, innallāha lażū faḍlin alan-nāsi wa lākinna akṡarahum lā yasykurūna. Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah berkenaan dengan apa yang akan Allah berikan kepada mereka pada hari Kiamat? Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan-Nya kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur. وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa mā takūnu fī sya'niw wa mā tatlū minhu min qur'āniw wa lā tamalūna min amalin illā kunnā alaikum syuhūdan iż tufīḍūna fīhi, wa mā yazubu ar rabbika mim miṡqāli żarratin fil-arḍi wa lā fis-samā'i wa lā aṣgara min żālika wa lā akbara illā fī kitābim mubīnin. Engkau Nabi Muhammad tidak berada dalam suatu urusan, tidak membaca suatu ayat Al-Qur’an, dan tidak pula mengerjakan suatu pekerjaan, kecuali Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak ada yang luput sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu, walaupun seberat zarah, baik di bumi maupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, kecuali semua tercatat dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuz. اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ Alā inna auliyā'allāhi lā khaufun alaihim wa lā hum yaḥzanūna. Ketahuilah bahwa sesungguhnya bagi para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَۗ Al-lażīna āmanū wa kānū yattaqūna. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. لَهُمُ الْبُشْرٰى فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۗ لَا تَبْدِيْلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۗ Lahumul-busyrā fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirahti, lā tabdīla likalimātillāhi, żālika huwal-fauzul-aẓīmu. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat ketetapan dan janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung. وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْۘ اِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًاۗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa lā yaḥzunka qauluhum, innal-izzata lillāhi jamīān, huwas-samīul-alīmu. Janganlah engkau Nabi Muhammad sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya milik Allah. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. اَلَآ اِنَّ لِلّٰهِ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِۗ وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ شُرَكَاۤءَ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ Alā inna lillāhi man fis-samāwāti wa man fil-arḍi, wa mā yattabiul-lażīna yadūna min dūnillāhi syurakā'a, iy yattabiūna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣūna. Ketahuilah bahwa sesungguhnya milik Allahlah siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi. Orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah tidaklah mengikuti suatu kebenaran. Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka hanyalah menduga-duga. هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ Huwal-lażī jaala lakumul-laila litaskunū fīhi wan-nahāra mubṣirān, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yasmaūna. Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang mau mendengar. قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗ هُوَ الْغَنِيُّ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ اِنْ عِنْدَكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍۢ بِهٰذَاۗ اَتَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ Qāluttakhażallāhu waladan subḥānahū, huwal-ganiyyu, lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi, in indakum min sulṭānim bihāżā, ataqūlūna alallāhi mā lā talamūna. Mereka yang menyekutukan Allah berkata, “Allah mengangkat anak.” Mahasuci Dia. Dialah Yang Mahakaya. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai alasan kuat tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui? قُلْ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَۗ Qul innal-lażīna yaftarūna alallāhil-każiba lā yufliḥūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung.” مَتَاعٌ فِى الدُّنْيَا ثُمَّ اِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيْقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيْدَ بِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ ࣖ Matāun fid-dun-yā ṡumma ilainā marjiuhum ṡumma nużīquhumul-ażābasy syadīda bimā kānū yakfurūna. Bagi mereka kesenangan sesaat ketika di dunia, selanjutnya kepada Kamilah tempat mereka kembali, kemudian Kami jadikan mereka merasakan azab yang keras karena mereka selalu kufur. ۞ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ نُوْحٍۘ اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَّقَامِيْ وَتَذْكِيْرِيْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَعَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْتُ فَاَجْمِعُوْٓا اَمْرَكُمْ وَشُرَكَاۤءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ اَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوْٓا اِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُوْنِ Watlu alaihim naba'a nūḥin, iż qāla liqaumihī yā qaumi in kāna kabura alaikum maqāmī wa tażkīrī bi'āyātillāhi fa alallāhi tawakkaltu fa ajmiū amrakum wa syurakā'akum ṡumma lā yakun amrukum alaikum gummatan ṡummaqḍū ilayya wa lā tunẓirūni. Bacakanlah sampaikanlah wahai Nabi Muhammad kepada mereka berita penting tentang Nuh ketika dia berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, jika terasa berat bagi kamu keberadaanku tinggal bersamamu dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, kepada Allahlah aku bertawakal. Oleh karena itu, bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu untuk membinasakanku, selanjutnya janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian, bertindaklah terhadap diriku dan janganlah kamu tunda-tunda tindakan itu kepadaku. فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَاَلْتُكُمْ مِّنْ اَجْرٍۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ ۙوَاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Fa in tawallaitum famā sa'altukum min ajrin, in ajriya illā alallāhi, wa umirtu an akūna minal-muslimīna. Jika kamu berpaling dari peringatanku, aku tidak meminta imbalan sedikit pun darimu. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah dan aku diperintah agar aku masuk ke dalam golongan orang-orang muslim.” فَكَذَّبُوْهُ فَنَجَّيْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَجَعَلْنٰهُمْ خَلٰۤىِٕفَ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِيْنَ Fa każżabūhu fa najjaināhu wa mam maahū fil-fulki wa jaalnāhum khalā'ifa wa agraqnal-lażīna każżabū bi'āyātinā, fanẓur kaifa kāna āqibatul-munżarīna. Mereka mendustakannya Nuh. Lalu, Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami jadikan mereka sebagai generasi penerus dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهٖ رُسُلًا اِلٰى قَوْمِهِمْ فَجَاۤءُوْهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَمَا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْا بِمَا كَذَّبُوْا بِهٖ مِنْ قَبْلُ ۗ كَذٰلِكَ نَطْبَعُ عَلٰى قُلُوْبِ الْمُعْتَدِيْنَ Ṡumma baaṡnā mim badihī rusulan ilā qaumihim fa jā'ūhum bil-bayyināti famā kānū liyu'minū bimā każżabū bihī min qablu, każālika naṭbau alā qulūbil-mutadīna. Kemudian, Kami mengutus setelahnya Nuh beberapa rasul kepada kaum mereka umat masing-masing, maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu telah biasa mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci hati orang-orang yang melampaui batas. ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ مُّوْسٰى وَهٰرُوْنَ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ بِاٰيٰتِنَا فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ Ṡumma baaṡnā mim badihim mūsā wa hārūna ilā firauna wa mala'ihī bi'āyātinā fastakbarū wa kānū qaumam mujrimīna. Kemudian, setelah mereka Kami mengutus Musa dan Harun kepada Firaun dan para pemuka kaumnya, dengan membawa tanda-tanda kekuasaan Kami. Lalu, mereka menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka. فَلَمَّا جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوْٓا اِنَّ هٰذَا لَسِحْرٌ مُّبِيْنٌ Falammā jā'ahumul-ḥaqqu min indinā qālū inna hāżā lasiḥrum mubīnun. Ketika telah datang kepada mereka kebenaran mukjizat dari sisi Kami, mereka berkata, “Sesungguhnya ini benar-benar sihir yang nyata.” قَالَ مُوْسٰٓى اَتَقُوْلُوْنَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَكُمْ ۗ اَسِحْرٌ هٰذَاۗ وَلَا يُفْلِحُ السّٰحِرُوْنَ Qāla mūsā ataqūlūna lil-ḥaqqi lammā jā'akum, asiḥrun hāżā, wa lā yufliḥus-sāḥirūna. Musa berkata, “Apakah pantas kamu mengatakan terhadap kebenaran mukjizat ketika ia datang kepadamu, sihirkah ini?’ Padahal, para penyihir itu tidaklah mendapat kemenangan.” قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَا وَتَكُوْنَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاۤءُ فِى الْاَرْضِۗ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِيْنَ Qālū aji'tanā litalfitanā ammā wajadnā alaihi ābā'anā wa takūna lakumal-kibriyā'u fil-arḍi, wa mā naḥnu lakumā bimu'minīna. Mereka berkata, “Apakah engkau Musa datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati pada nenek moyang kami menyembah berhala, dan agar kamu berdua Musa dan Harun mempunyai kekuasaan di bumi negeri Mesir? Kami tidak akan beriman kepada kamu berdua.” وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُوْنِيْ بِكُلِّ سٰحِرٍ عَلِيْمٍ Wa qāla firaunu'tūnī bikulli sāḥirin alīmin. Firaun berkata kepada para pemuka kaumnya, “Datangkanlah kepadaku semua penyihir yang ulung!” فَلَمَّا جَاۤءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰٓى اَلْقُوْا مَآ اَنْتُمْ مُّلْقُوْنَ Falammā jā'as-saḥaratu qāla lahum mūsā alqū mā antum mulqūna. Ketika para penyihir itu datang, Musa berkata kepada mereka, “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan!” فَلَمَّآ اَلْقَوْا قَالَ مُوْسٰى مَا جِئْتُمْ بِهِ ۙالسِّحْرُۗ اِنَّ اللّٰهَ سَيُبْطِلُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِيْنَ ࣖ Falammā alqau qāla mūsā mā ji'tum bihis-siḥru, innallāha sayubṭiluhū, innallāha lā yuṣliḥu amalal-mufsidīna. Setelah mereka melemparkan tali-temali, Musa berkata, “Apa yang kamu bawa itulah sihir. Sesungguhnya Allah akan membatalkan mengalahkan-nya. Sesungguhnya Allah tidak membiarkan perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan. وَيُحِقُّ اللّٰهُ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَ Wa yuḥiqqullāhul-ḥaqqa bikalimātihī wa lau karihal-mujrimūna. Allah akan mengukuhkan kebenaran dengan ketetapan-ketetapan-Nya, walaupun para pendurhaka tidak menyukainya. فَمَآ اٰمَنَ لِمُوْسٰىٓ اِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِّنْ قَوْمِهٖ عَلٰى خَوْفٍ مِّنْ فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهِمْ اَنْ يَّفْتِنَهُمْ ۗوَاِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِى الْاَرْضِۚ وَاِنَّهٗ لَمِنَ الْمُسْرِفِيْنَ Famā āmana limūsā illā żurriyyatum min qaumihī alā khaufim min firauna wa mala'ihim ay yaftinahum, wa inna firauna laālin fil-arḍi, wa innahū laminal-musrifīna. Tidak ada yang beriman kepada Musa selain keturunan dari kaumnya disertai ketakutan kepada Firaun dan para pemuka kaumnya yang akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Firaun benar-benar sewenang-wenang di bumi. Sesungguhnya ia benar-benar termasuk orang-orang yang melampaui batas. وَقَالَ مُوْسٰى يٰقَوْمِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّسْلِمِيْنَ Wa qāla mūsā yā qaumi in kuntum āmantum billāhi fa alaihi tawakkalū in kuntum muslimīna. Musa berkata, “Wahai kaumku, jika kamu sungguh-sungguh beriman kepada Allah, bertawakallah hanya kepada-Nya apabila kamu benar-benar orang-orang muslim yang berserah diri kepada Allah.” فَقَالُوْا عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا ۚرَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ Fa qālū alallāhi tawakkalnā, rabbanā lā tajalnā fitnatal lil-qaumiẓ-ẓālimīna. Mereka pun berkata, “Kepada Allahlah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim. وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ Wa najjinā biraḥmatika minal-qaumil-kāfirīna. Selamatkanlah pula kami dengan rahmat-Mu dari kaum yang kafir.” وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰى وَاَخِيْهِ اَنْ تَبَوَّاٰ لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوْتًا وَّاجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قِبْلَةً وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa auḥainā ilā mūsā wa akhīhi an tabawwa'ā liqaumikumā bimiṣra buyūtaw wajalū buyūtakum qiblataw wa aqīmuṣ-ṣalāhta, wa basysyiril-mu'minīna. Telah Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya Harun, “Ambillah oleh kamu berdua beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal kaummu, jadikanlah rumah-rumahmu itu kiblat tempat ibadah, dan tegakkanlah salat. Gembirakanlah orang-orang mukmin.” وَقَالَ مُوْسٰى رَبَّنَآ اِنَّكَ اٰتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَاَهٗ زِيْنَةً وَّاَمْوَالًا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ رَبَّنَا لِيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِكَ ۚرَبَّنَا اطْمِسْ عَلٰٓى اَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْا حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ Wa qāla mūsā rabbanā innaka ātaita firauna wa mala'ahū zīnataw wa amwālan fil-ḥayātid-dun-yā, rabbanā liyuḍillū an sabīlika, rabbanaṭmis alā amwālihim wasydud alā qulūbihim falā yu'minū ḥattā yarawul-ażābal-alīma. Musa berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada Firaun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan yang banyak dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, akibat pemberian itu mereka menyesatkan manusia dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang sangat pedih.” قَالَ قَدْ اُجِيْبَتْ دَّعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيْمَا وَلَا تَتَّبِعٰۤنِّ سَبِيْلَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ Qāla qad ujībad dawatukumā fastaqīmā wa lā tattabiānni sabīlal-lażīna lā yalamūna. Dia Allah berfirman, “Sungguh, permohonan kamu berdua telah diperkenankan. Maka, tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu berdua mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.” ۞ وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُوْدُهٗ بَغْيًا وَّعَدْوًا ۗحَتّٰىٓ اِذَآ اَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ اٰمَنْتُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِهٖ بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ وَاَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Wa jāwaznā bibanī isrā'īlal-baḥra fa atbaahum firaunu wa junūduhū bagyaw wa adwān, ḥattā iżā adrakahul-garaqu qāla āmantu annahū lā ilāha illal-lażī āmanat bihī banū isrā'īla wa ana minal-muslimīna. Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu Laut Merah. Lalu, Firaun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Firaun hampir mati tenggelam, dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain Tuhan yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim yang berserah diri kepada-Nya.” اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ Āl'āna wa qad aṣaita qablu wa kunta minal-mufsidīna. Apakah baru sekarang kamu beriman, padahal sungguh kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan? فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ ࣖ Fal yauma nunajjīka bibadanika litakūna liman khalfaka āyahtan, wa inna kaṡīram minan-nāsi an āyātinā lagāfilūna. Pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelah kamu. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar lengah tidak mengindahkan tanda-tanda kekuasaan Kami. وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مُبَوَّاَ صِدْقٍ وَّرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ ۚفَمَا اخْتَلَفُوْا حَتّٰى جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ ۗاِنَّ رَبَّكَ يَقْضِيْ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ Wa laqad bawwa'nā banī isrā'īla mubawwa'a ṣidqiw wa razaqnāhum minaṭ-ṭayyibāti, famākhtalafū ḥattā jā'ahumul-ilmu, inna rabbaka yaqḍī bainahum yaumal-qiyāmati fīmā kānū fīhi yakhtalifūna. Sungguh, Kami benar-benar telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang benar bagus dan nyaman dan Kami beri mereka rezeki yang baik. Maka, mereka tidak berselisih hingga datang kepada mereka pengetahuan yang tersurat dalam Taurat. Sesungguhnya Tuhanmu akan memberi keputusan antara mereka pada hari Kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan. فَاِنْ كُنْتَ فِيْ شَكٍّ مِّمَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ فَسْـَٔلِ الَّذِيْنَ يَقْرَءُوْنَ الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاۤءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَۙ Fa in kunta fī syakkim mimmā anzalnā ilaika fas'alil-lażīna yaqra'ūnal-kitāba min qablika, laqad jā'akal-ḥaqqu mir rabbika falā takūnanna minal-mumtarīna. Jika engkau Nabi Muhammad berada dalam keraguan tentang apa kisah nabi-nabi terdahulu yang Kami turunkan kepadamu, tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu. Maka, janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu. وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَتَكُوْنَ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ Wa lā takūnanna minal-lażīna każżabū bi'āyātillāhi fa takūna minal-khāsirīna. Janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu tergolong orang-orang yang merugi. اِنَّ الَّذِيْنَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ Innal-lażīna ḥaqqat alaihim kalimatu rabbika lā yu'minūna. Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti mendapatkan ketentuan Tuhanmu menjadi kufur atas pilihan sendiri itu tidak akan beriman. وَلَوْ جَاۤءَتْهُمْ كُلُّ اٰيَةٍ حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ Wa lau jā'athum kullu āyatin ḥattā yarawul-ażābal-alīma. Meskipun semua tanda-tanda kebesaran Allah datang kepada mereka, mereka tidak juga beriman hingga mereka menyaksikan azab yang sangat pedih. فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ اٰمَنَتْ فَنَفَعَهَآ اِيْمَانُهَآ اِلَّا قَوْمَ يُوْنُسَۗ لَمَّآ اٰمَنُوْا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍ Falau lā kānat qaryatun āmanat fa nafaahā īmānuhā illā qauma yūnusa, lammā āmanū kasyafnā anhum ażābal-khizyi fil-ḥayātid-dun-yā wa mattanāhum ilā ḥīnin. Mengapa tidak ada penduduk suatu negeri pun yang segera beriman sehingga imannya itu bermanfaat kepadanya, selain kaum Yunus? Ketika mereka beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan Kami berikan kesenangan hidup sementara kepada mereka sampai waktu yang ditentukan. وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ Wa lau syā'a rabbuka la'āmana man fil-arḍi kulluhum jamīān, afa anta tukrihun-nāsa ḥattā yakūnū mu'minīna. Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau Nabi Muhammad akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin? وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ اَنْ تُؤْمِنَ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ Wa mā kāna linafsin an tu'mina illā bi'iżnillāhi, wa yajalur-rijsa alal-lażīna lā yaqilūna. Tidak seorang pun akan beriman, kecuali dengan izin Allah dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak mau mengerti. قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗوَمَا تُغْنِى الْاٰيٰتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ Qulinẓurū māżā fis-samāwāti wal-arḍi, wa mā tugnil-āyātu wan-nużuru an qaumil lā yu'minūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Perhatikanlah apa saja yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah berguna tanda-tanda kebesaran Allah dan peringatan-peringatan itu untuk menghindarkan azab Allah dari kaum yang tidak beriman. فَهَلْ يَنْتَظِرُوْنَ اِلَّا مِثْلَ اَيَّامِ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِهِمْۗ قُلْ فَانْتَظِرُوْٓا اِنِّيْ مَعَكُمْ مِّنَ الْمُنْتَظِرِيْنَ Fahal yantaẓirūna illā miṡla ayyāmil-lażīna khalau min qablihim, qul fantaẓirū innī maakum minal-muntaẓirīna. Mereka tidak menunggu kecuali seperti hari-hari kejadian-kejadian yang sama dengan kejadian-kejadian yang menimpa orang-orang terdahulu sebelum mereka. Katakanlah Nabi Muhammad, “Maka, tunggulah siksaan Allah! Sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang menunggu bersamamu.” ثُمَّ نُنَجِّيْ رُسُلَنَا وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كَذٰلِكَ ۚحَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِيْنَ ࣖ Ṡumma nunajjī rusulanā wal-lażīna āmanū każālika, ḥaqqan alainā nunjil-mu'minīna. Kemudian, Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman. Demikianlah menjadi ketentuan Kami untuk menyelamatkan orang-orang mukmin. قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْ دِيْنِيْ فَلَآ اَعْبُدُ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ اَعْبُدُ اللّٰهَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ ۖ وَاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَۙ Qul yā ayyuhan nāsu in kuntum fī syakkim min dīnī falā abudul-lażīna tabudūna min dūnillāhi wa lākin abudullāhal-lażī yatawaffākum, wa umirtu an akūna minal-mu'minīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, aku tidak menyembah apa atau siapa yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku diperintah supaya aku termasuk orang-orang mukmin.” وَاَنْ اَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۚ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Wa an aqim wajhaka lid-dīni ḥanīfān, wa lā takūnanna minal-musyrikīna. Aku juga diperintah dengan firman-Nya, “Hadapkanlah wajahmu kepada agama Islam dengan lurus dan janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang musyrik. وَلَا تَدْعُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۚفَاِنْ فَعَلْتَ فَاِنَّكَ اِذًا مِّنَ الظّٰلِمِيْنَ Wa lā tadu min dūnillāhi mā lā yanfauka wa lā yaḍurruka, fa in faalta fa innaka iżam minaẓ-ẓālimīna. Janganlah engkau sembah selain Allah, sesuatu yang tidak memberi manfaat kepadamu dan tidak pula memberi mudarat kepadamu, sebab jika engkau lakukan yang demikian itu, sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim.” وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin falā kāsyifa lahū illā huwa, wa iy yuridka bikhairin falā rādda lifaḍlihī, yuṣību bihī may yasyā'u min ibādihī, wa huwal-gafūrur-raḥīmu. Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya kebaikan itu kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ ۚفَمَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖ ۚوَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚوَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍۗ Qul yā ayyuhan-nāsu qad jā'akumul-ḥaqqu mir rabbikum, fa manihtadā fa innamā yahtadī linafsihī, wa man ḍalla fa innamā yaḍillu alaihā, wa mā ana alaikum biwakīlin. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu kebenaran Al-Qur’an dari Tuhanmu. Maka, siapa yang mendapatkan petunjuk, sesungguhnya petunjuknya itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Siapa yang sesat, sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Aku bukanlah penanggung jawab kamu.” وَاتَّبِعْ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ ۚوَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ Wattabi mā yūḥā ilaika waṣbir ḥattā yaḥkumallāhu, wa huwa khairul-ḥākimīna. Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan. Dia adalah pemberi putusan yang terbaik.

SurahYunus Arab Latin Dan Terjemahannya Ayomadrasah Media Qs Yunus Nabi Yunus Surah 10 Ayat 81 Qs 1081 Risalahmuslim Download Surat Yunus Ayat 81 Dan 82 Mp3 Mp4 3gp Flv Download Lagu Surat Yunus 81 82 Mp3 Download Stafaband Nemu Bisnis Doa Menghindari Sihir Dan Ilmu Hitam Tulisan atau Teks Latin Surat Yunus. Surat yang ke-10 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 109 ayat. Baca juga surat Yunus teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Yunus – يونس 1. alif-laam-raa tilka aayaatu alkitaabi alhakiimi 2. akaana lilnnaasi ajaban an awhaynaa ilaa rajulin minhum an andziri alnnaasa wabasysyiri alladziina aamanuu anna lahum qadama shidqin inda rabbihim qaala alkaafiruuna inna haadzaa lasaahirun mubiinun 3. inna rabbakumu allaahu alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha fii sittati ayyaamin tsumma istawaa alaa al’arsyi yudabbiru al-amra maa min syafii’in illaa min ba’di idznihi dzaalikumu allaahu rabbukum fau’buduuhu afalaa tadzakkaruuna 4. ilayhi marji’ukum jamii’an wa’da allaahi haqqan innahu yabdau alkhalqa tsumma yu’iiduhu liyajziya alladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati bialqisthi waalladziina kafaruu lahum syaraabun min hamiimin wa’adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakfuruuna 5. huwa alladzii ja’ala alsysyamsa dhiyaa-an waalqamara nuuran waqaddarahu manaazila lita’lamuu adada alssiniina waalhisaaba maa khalaqa allaahu dzaalika illaa bialhaqqi yufashshilu al-aayaati liqawmin ya’lamuuna 6. inna fii ikhtilaafi allayli waalnnahaari wamaa khalaqa allaahu fii alssamaawaati waal-ardhi laaayaatin liqawmin yattaquuna 7. inna alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa waradhuu bialhayaati alddunyaa waithma-annuu bihaa waalladziina hum an aayaatinaa ghaafiluuna 8. ulaa-ika ma/waahumu alnnaaru bimaa kaanuu yaksibuuna 9. inna alladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati yahdiihim rabbuhum bi-iimaanihim tajrii min tahtihimu al-anhaaru fii jannaati alnna’iimi 10. da’waahum fiihaa subhaanaka allaahumma watahiyyatuhum fiihaa salaamun waaakhiru da’waahum ani alhamdu lillaahi rabbi al’aalamiina 11. walaw yu’ajjilu allaahu lilnnaasi alsysyarra isti’jaalahum bialkhayri laqudhiya ilayhim ajaluhum fanadzaru alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa fii thughyaanihim ya’mahuuna 12. wa-idzaa massa al-insaana aldhdhurru da’aanaa lijanbihi aw qaa’idan aw qaa-iman falammaa kasyafnaa anhu dhurrahu marra ka-an lam yad’unaa ilaa dhurrin massahu kadzaalika zuyyina lilmusrifiina maa kaanuu ya’maluuna 13. walaqad ahlaknaa alquruuna min qablikum lammaa zhalamuu wajaa-at-hum rusuluhum bialbayyinaati wamaa kaanuu liyu/minuu kadzaalika najzii alqawma almujrimiina 14. tsumma ja’alnaakum khalaa-ifa fii al-ardhi min ba’dihim linanzhura kayfa ta’maluuna 15. wa-idzaa tutlaa alayhim aayaatunaa bayyinaatin qaala alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa i/ti biqur-aanin ghayri haadzaa aw baddilhu qul maa yakuunu lii an ubaddilahu min tilqaa-i nafsii in attabi’u illaa maa yuuhaa ilayya innii akhaafu in ashaytu rabbii adzaaba yawmin azhiimin 16. qul law syaa-a allaahu maa talawtuhu alaykum walaa adraakum bihi faqad labitstu fiikum umuran min qablihi afalaa ta’qiluuna 17. faman azhlamu mimmani iftaraa alaa allaahi kadziban aw kadzdzaba bi-aayaatihi innahu laa yuflihu almujrimuuna 18. waya’buduuna min duuni allaahi maa laa yadhurruhum walaa yanfa’uhum wayaquuluuna haaulaa-i syufa’aaunaa inda allaahi qul atunabbi-uuna allaaha bimaa laa ya’lamu fii alssamaawaati walaa fii al-ardhi subhaanahu wata’aalaa ammaa yusyrikuuna 19. wamaa kaana alnnaasu illaa ummatan waahidatan faikhtalafuu walawlaa kalimatun sabaqat min rabbika laqudhiya baynahum fiimaa fiihi yakhtalifuuna 20. wayaquuluuna lawlaa unzila alayhi aayatun min rabbihi faqul innamaa alghaybu lillaahi faintazhiruu innii ma’akum mina almuntazhiriina 21. wa-idzaa adzaqnaa alnnaasa rahmatan min ba’di dharraa-a massat-hum idzaa lahum makrun fii aayaatinaa quli allaahu asra’u makran inna rusulanaa yaktubuuna maa tamkuruuna 22. huwa alladzii yusayyirukum fii albarri waalbahri hattaa idzaa kuntum fii alfulki wajarayna bihim biriihin thayyibatin wafarihuu bihaa jaa-at-haa riihun aasifun wajaa-ahumu almawju min kulli makaanin wazhannuu annahum uhiitha bihim da’awuu allaaha mukhlishiina lahu alddiina la-in anjaytanaa min haadzihi lanakuunanna mina alsysyaakiriina 23. falammaa anjaahum idzaa hum yabghuuna fii al-ardhi bighayri alhaqqi yaa ayyuhaa alnnaasu innamaa baghyukum alaa anfusikum mataa’a alhayaati alddunyaa tsumma ilaynaa marji’ukum fanunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna 24. innamaa matsalu alhayaati alddunyaa kamaa-in anzalnaahu mina alssamaa-i faikhtalatha bihi nabaatu al-ardhi mimmaa ya/kulu alnnaasu waal-an’aamu hattaa idzaa akhadzati al-ardhu zukhrufahaa waizzayyanat wazhanna ahluhaa annahum qaadiruuna alayhaa ataahaa amrunaa laylan aw nahaaran faja’alnaahaa hashiidan ka-an lam taghna bial-amsi kadzaalika nufashshilu al-aayaati liqawmin yatafakkaruuna 25. waallaahu yad’uu ilaa daari alssalaami wayahdii man yasyaau ilaa shiraathin mustaqiimin 26. lilladziina ahsanuu alhusnaa waziyaadatun walaa yarhaqu wujuuhahum qatarun walaa dzillatun ulaa-ika ash-haabu aljannati hum fiihaa khaaliduuna 27. waalladziina kasabuu alssayyi-aati jazaau sayyi-atin bimitslihaa watarhaquhum dzillatun maa lahum mina allaahi min aasimin ka-annamaa ughsyiyat wujuuhuhum qitha’an mina allayli muzhliman ulaa-ika ash-haabu alnnaari hum fiihaa khaaliduuna 28. wayawma nahsyuruhum jamii’an tsumma naquulu lilladziina asyrakuu makaanakum antum wasyurakaaukum fazayyalnaa baynahum waqaala syurakaauhum maa kuntum iyyaanaa ta’buduuna 29. fakafaa biallaahi syahiidan baynanaa wabaynakum in kunnaa an ibaadatikum laghaafiliina 30. hunaalika tabluu kullu nafsin maa aslafat warudduu ilaa allaahi mawlaahumu alhaqqi wadhalla anhum maa kaanuu yaftaruuna 31. qul man yarzuqukum mina alssamaa-i waal-ardhi amman yamliku alssam’a waal-abshaara waman yukhriju alhayya mina almayyiti wayukhriju almayyita mina alhayyi waman yudabbiru al-amra fasayaquuluuna allaahu faqul afalaa tattaquuna 32. fadzaalikumu allaahu rabbukumu alhaqqu famaatsaa ba’da alhaqqi illaa aldhdhalaalu fa-annaa tushrafuuna 33. kadzaalika haqqat kalimatu rabbika alaa alladziina fasaquu annahum laa yu/minuuna 34. qul hal min syurakaa-ikum man yabdau alkhalqa tsumma yu’iiduhu quli allaahu yabdau alkhalqa tsumma yu’iiduhu fa-annaa tu/fakuuna 35. qul hal min syurakaa-ikum man yahdii ilaa alhaqqi quli allaahu yahdii lilhaqqi afaman yahdii ilaa alhaqqi ahaqqu an yuttaba’a amman laa yahiddii illaa an yuhdaa famaa lakum kayfa tahkumuuna 36. wamaa yattabi’u aktsaruhum illaa zhannan inna alzhzhanna laa yughnii mina alhaqqi syay-an inna allaaha aliimun bimaa yaf’aluuna 37. wamaa kaana haadzaa alqur-aanu an yuftaraa min duuni allaahi walaakin tashdiiqa alladzii bayna yadayhi watafshiila alkitaabi laa rayba fiihi min rabbi al’aalamiina 38. am yaquuluuna iftaraahu qul fa/tuu bisuuratin mitslihi waud’uu mani istatha’tum min duuni allaahi in kuntum shaadiqiina 39. bal kadzdzabuu bimaa lam yuhiithuu bi’ilmihi walammaa ya/tihim ta/wiiluhu kadzaalika kadzdzaba alladziina min qablihim faunzhur kayfa kaana aaqibatu alzhzhaalimiina 40. waminhum man yu/minu bihi waminhum man laa yu/minu bihi warabbuka a’lamu bialmufsidiina 41. wa-in kadzdzabuuka faqul lii amalii walakum amalukum antum barii-uuna mimmaa a’malu wa-anaa barii-un mimmaa ta’maluuna 42. waminhum man yastami’uuna ilayka afa-anta tusmi’u alshshumma walaw kaanuu laa ya’qiluuna 43. waminhum man yanzhuru ilayka afa-anta tahdii al’umya walaw kaanuu laa yubshiruuna 44. inna allaaha laa yazhlimu alnnaasa syay-an walaakinna alnnaasa anfusahum yazhlimuuna 45. wayawma yahsyuruhum ka-an lam yalbatsuu illaa saa’atan mina alnnahaari yata’aarafuuna baynahum qad khasira alladziina kadzdzabuu biliqaa-i allaahi wamaa kaanuu muhtadiina 46. wa-immaa nuriyannaka ba’dha alladzii na’iduhum aw natawaffayannaka fa-ilaynaa marji’uhum tsumma allaahu syahiidun alaa maa yaf’aluuna 47. walikulli ummatin rasuulun fa-idzaa jaa-a rasuuluhum qudhiya baynahum bialqisthi wahum laa yuzhlamuuna 48. wayaquuluuna mataa haadzaa alwa’du in kuntum shaadiqiina 49. qul laa amliku linafsii dharran walaa naf’an illaa maa syaa-a allaahu likulli ummatin ajalun idzaa jaa-a ajaluhum falaa yasta/khiruuna saa’atan walaa yastaqdimuuna 50. qul ara-aytum in ataakum adzaabuhu bayaatan aw nahaaran maatsaa yasta’jilu minhu almujrimuuna 51. atsumma idzaa maa waqa’a aamantum bihi aal-aana waqad kuntum bihi tasta’jiluuna 52. tsumma qiila lilladziina zhalamuu dzuuquu adzaaba alkhuldi hal tujzawna illaa bimaa kuntum taksibuuna 53. wayastanbi-uunaka ahaqqun huwa qul ii warabbii innahu lahaqqun wamaa antum bimu’jiziina 54. walaw anna likulli nafsin zhalamat maa fii al-ardhi laiftadat bihi wa-asarruu alnnadaamata lammaa ra-awuu al’adzaaba waqudhiya baynahum bialqisthi wahum laa yuzhlamuuna 55. alaa inna lillaahi maa fii alssamaawaati waal-ardhi alaa inna wa’da allaahi haqqun walaakinna aktsarahum laa ya’lamuuna 56. huwa yuhyii wayumiitu wa-ilayhi turja’uuna 57. yaa ayyuhaa alnnaasu qad jaa-atkum maw’izhatun min rabbikum wasyifaaun limaa fii alshshuduuri wahudan warahmatun lilmu/miniina 58. qul bifadhli allaahi wabirahmatihi fabidzaalika falyafrahuu huwa khayrun mimmaa yajma’uuna 59. qul ara-aytum maa anzala allaahu lakum min rizqin faja’altum minhu haraaman wahalaalan qul aallaahu adzina lakum am alaa allaahi taftaruuna 60. wamaa zhannu alladziina yaftaruuna alaa allaahi alkadziba yawma alqiyaamati inna allaaha ladzuu fadhlin alaa alnnaasi walaakinna aktsarahum laa yasykuruuna 61. wamaa takuunu fii sya/nin wamaa tatluu minhu min qur-aanin walaa ta’maluuna min amalin illaa kunnaa alaykum syuhuudan idz tufiidhuuna fiihi wamaa ya’zubu an rabbika min mitsqaali dzarratin fii al-ardhi walaa fii alssamaa-i walaa ashghara min dzaalika walaa akbara illaa fii kitaabin mubiinun 62. alaa inna awliyaa-a allaahi laa khawfun alayhim walaa hum yahzanuuna 63. alladziina aamanuu wakaanuu yattaquuna 64. lahumu albusyraa fii alhayaati alddunyaa wafii al-aakhirati laa tabdiila likalimaati allaahi dzaalika huwa alfawzu al’azhiimu 65. walaa yahzunka qawluhum inna al’izzata lillaahi jamii’an huwa alssamii’u al’aliimu 66. alaa inna lillaahi man fii alssamaawaati waman fii al-ardhi wamaa yattabi’u alladziina yad’uuna min duuni allaahi syurakaa-a in yattabi’uuna illaa alzhzhanna wa-in hum illaa yakhrushuuna 67. huwa alladzii ja’ala lakumu allayla litaskunuu fiihi waalnnahaara mubshiran inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yasma’uuna 68. qaaluu ittakhadza allaahu waladan subhaanahu huwa alghaniyyu lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi in indakum min sulthaanin bihaadzaa ataquuluuna alaa allaahi maa laa ta’lamuuna 69. qul inna alladziina yaftaruuna alaa allaahi alkadziba laa yuflihuuna 70. mataa’un fii alddunyaa tsumma ilaynaa marji’uhum tsumma nudziiquhumu al’adzaaba alsysyadiida bimaa kaanuu yakfuruuna 71. wautlu alayhim naba-a nuuhin idz qaala liqawmihi yaa qawmi in kaana kabura alaykum maqaamii watadzkiirii bi-aayaati allaahi fa’alaa allaahi tawakkaltu fa-ajmi’uu amrakum wasyurakaa-akum tsumma laa yakun amrukum alaykum ghummatan tsumma iqdhuu ilayya walaa tunzhiruuni 72. fa-in tawallaytum famaa sa-altukum min ajrin in ajriya illaa alaa allaahi waumirtu an akuuna mina almuslimiina 73. fakadzdzabuuhu fanajjaynaahu waman ma’ahu fii alfulki waja’alnaahum khalaa-ifa wa-aghraqnaa alladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa faunzhur kayfa kaana aaqibatu almundzariina 74. tsumma ba’atsnaa min ba’dihi rusulan ilaa qawmihim fajaauuhum bialbayyinaati famaa kaanuu liyu/minuu bimaa kadzdzabuu bihi min qablu kadzaalika nathba’u alaa quluubi almu’tadiina 75. tsumma ba’atsnaa min ba’dihim muusaa wahaaruuna ilaa fir’awna wamala-ihi bi-aayaatinaa faistakbaruu wakaanuu qawman mujrimiina 76. falammaa jaa-ahumu alhaqqu min indinaa qaaluu inna haadzaa lasihrun mubiinun 77. qaala muusaa ataquuluuna lilhaqqi lammaa jaa-akum asihrun haadzaa walaa yuflihu alssaahiruuna 78. qaaluu aji/tanaa litalfitanaa ammaa wajadnaa alayhi aabaa-anaa watakuuna lakumaa alkibriyaau fii al-ardhi wamaa nahnu lakumaa bimu/miniina 79. waqaala fir’awnu i/tuunii bikulli saahirin aliimin 80. falammaa jaa-a alssaharatu qaala lahum muusaa alquu maa antum mulquuna 81. falammaa alqaw qaala muusaa maa ji/tum bihi alssihru inna allaaha sayubthiluhu inna allaaha laa yushlihu amala almufsidiina 82. wayuhiqqu allaahu alhaqqa bikalimaatihi walaw kariha almujrimuuna 83. famaa aamana limuusaa illaa dzurriyyatun min qawmihi alaa khawfin min fir’awna wamala-ihim an yaftinahum wa-inna fir’awna la’aalin fii al-ardhi wa-innahu lamina almusrifiina 84. waqaala muusaa yaa qawmi in kuntum aamantum biallaahi fa’alayhi tawakkaluu in kuntum muslimiina 85. faqaaluu alaa allaahi tawakkalnaa rabbanaa laa taj’alnaa fitnatan lilqawmi alzhzhaalimiina 86. wanajjinaa birahmatika mina alqawmi alkaafiriina 87. wa-awhaynaa ilaa muusaa wa-akhiihi an tabawwaaa liqawmikumaa bimishra buyuutan waij’aluu buyuutakum qiblatan wa-aqiimuu alshshalaata wabasysyiri almu/miniina 88. waqaala muusaa rabbanaa innaka aatayta fir’awna wamala-ahu ziinatan wa-amwaalan fii alhayaati alddunyaa rabbanaa liyudhilluu an sabiilika rabbanaa ithmis alaa amwaalihim wausydud alaa quluubihim falaa yu/minuu hattaa yarawuu al’adzaaba al-aliima 89. qaala qad ujiibat da’watukumaa faistaqiimaa walaa tattabi’aanni sabiila alladziina laa ya’lamuuna 90. wajaawaznaa bibanii israa-iila albahra fa-atba’ahum fir’awnu wajunuuduhu baghyan wa’adwan hattaa idzaa adrakahu algharaqu qaala aamantu annahu laa ilaaha illaa alladzii aamanat bihi banuu israa-iila wa-anaa mina almuslimiina 91. aal-aana waqad ashayta qablu wakunta mina almufsidiina 92. faalyawma nunajjiika bibadanika litakuuna liman khalfaka aayatan wa-inna katsiiran mina alnnaasi an aayaatinaa laghaafiluuna 93. walaqad bawwa/naa banii israa-iila mubawwa-a shidqin warazaqnaahum mina alththhayyibaati famaa ikhtalafuu hattaa jaa-ahumu al’ilmu inna rabbaka yaqdhii baynahum yawma alqiyaamati fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuuna 94. fa-in kunta fii syakkin mimmaa anzalnnaa ilayka fais-ali alladziina yaqrauuna alkitaaba min qablika laqad jaa-aka alhaqqu min rabbika falaa takuunanna mina almumtariina 95. walaa takuunanna mina alladziina kadzdzabuu bi-aayaati allaahi fatakuuna mina alkhaasiriina 96. inna alladziina haqqat alayhim kalimatu rabbika laa yu/minuuna 97. walaw jaa-at-hum kullu aayatin hattaa yarawuu al’adzaaba al-aliima 98. falawlaa kaanat qaryatun aamanat fanafa’ahaa iimaanuhaa illaa qawma yuunusa lammaa aamanuu kasyafnaa anhum adzaaba alkhizyi fii alhayaati alddunyaa wamatta’naahum ilaa hiinin 99. walaw syaa-a rabbuka laaamana man fii al-ardhi kulluhum jamii’an afa-anta tukrihu alnnaasa hattaa yakuunuu mu/miniina 100. wamaa kaana linafsin an tu/mina illaa bi-idzni allaahi wayaj’alu alrrijsa alaa alladziina laa ya’qiluuna 101. quli unzhuruu maatsaa fii alssamaawaati waal-ardhi wamaa tughnii al-aayaatu waalnnudzuru an qawmin laa yu/minuuna 102. fahal yantazhiruuna illaa mitsla ayyaami alladziina khalaw min qablihim qul faintazhiruu innii ma’akum mina almuntazhiriina 103. tsumma nunajjii rusulanaa waalladziina aamanuu kadzaalika haqqan alaynaa nunjii almu/miniina 104. qul yaa ayyuhaa alnnaasu in kuntum fii syakkin min diinii falaa a’budu alladziina ta’buduuna min duuni allaahi walaakin a’budu allaaha alladzii yatawaffaakum waumirtu an akuuna mina almu/miniin 105. wa-an aqim wajhaka lilddiini haniifan walaa takuunanna mina almusyrikiina 106. walaa tad’u min duuni allaahi maa laa yanfa’uka walaa yadhurruka fa-in fa’alta fa-innaka idzan mina alzhzhaalimiina 107. wa-in yamsaska allaahu bidhurrin falaa kaasyifa lahu illaa huwa wa-in yuridka bikhayrin falaa raadda lifadhlihi yushiibu bihi man yasyaau min ibaadihi wahuwa alghafuuru alrrahiimu 108. qul yaa ayyuhaa alnnaasu qad jaa-akumu alhaqqu min rabbikum famani ihtadaa fa-innamaa yahtadii linafsihi waman dhalla fa-innamaa yadhillu alayhaa wamaa anaa alaykum biwakiilin 109. waittabi’ maa yuuhaa ilayka waishbir hattaa yahkuma allaahu wahuwa khayru alhaakimiina
\n\n \n \nsurat yunus ayat 81 82 latin
81 a wa laisallazi khalaqas-samawati wal-arda biqadirin 'ala ay yakhluqa mislahum, bala wa huwal-khallaqul-'alim. 82. innama amruhu iza arada syai`an ay yaqula lahu kun fa yakun. 83. fa sub-hanallazi biyadihi malakutu kulli syai`iw wa ilaihi turja'un. Demikian bacaan Surat Yasin ayat 1-83. Selamat membaca.
Yunus 82 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia وَيُحِقُّ اللّٰهُ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَ يونس ٨٢ wayuḥiqquوَيُحِقُّAnd Allah will establishdan membenarkanl-lahuٱللَّهُAnd Allah will establishAllahl-ḥaqaٱلْحَقَّthe truthyang benarbikalimātihiبِكَلِمَٰتِهِۦby His wordsdengan kalimatNyawalawوَلَوْeven ifwalaupunkarihaكَرِهَdislike ittidak menyukail-muj'rimūnaٱلْمُجْرِمُونَthe criminals"orang-orang yang berbuat dosa Transliterasi Latin Wa yuḥiqqullāhul-ḥaqqa bikalimātihī walau karihal-mujrimụn QS. 1082 Arti / Terjemahan Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya. QS. Yunus ayat 82 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Dan Allah akan mengukuhkan yang benar dan melenyapkan yang batil dengan ketetapan-Nya, akan mendatangkan kebenaran untuk menghancurkan kebatilan, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak Lengkap KemenagKementrian Agama RI Allah menegaskan bahwa Dia dengan kalimah-Nya mengokohkan kebenaran. Dengan kebenaran itu, umat manusia akan mencapai kesejahteraan dan terpelihara dari kezaliman. Kalimat Allah itu adalah aturan Allah yang ditanamkan ke dalam syariat yang disampaikan kepada rasul-rasul-Nya. Dengan kalimat itu, Musa dapat mengalahkan Firaun dan melepaskan Bani Israil dari perbudakan Firaun, walaupun yang demikian itu tidak disukai oleh Firaun dan al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Dan Allah akan mengukuhkan meneguhkan dan memenangkan yang benar dengan kalimat-kalimat-Nya yakni janji-janji-Nya walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Apa yang kalian lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya. Yunus 81-82Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ammar ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman yakni Ad-Dusytuki, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Ar-Razi, dari Lais yaitu Ibnu Abu Sulaim yang mengatakan bahwa telah sampai kepadanya suatu riwayat yang mengatakan bahwa ayat-ayat berikut ini merupakan penyembuh dan penawar bagi sihir dengan seizin Allah Swt. Ayat-ayat tersebut dibacakan pada sebuah wadah yang berisikan air. kemudian airnya disiramkan ke atas kepala orang yang terkena sihir. Ayat itu adalah ayat yang ada di dalam surat Yunus, yaitu firman-Nya Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata, "Apa yang kalian lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya.” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbual dosa tidak menyukainya. Yunus 81-82Dan ayat yang lainnya, yaituKarena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Al-A'raf 118, hingga beberapa ayat apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir belaka. Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang. Thaha 69Tafsir Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Sedangkan kebenaran, maka Allahlah-dengan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya-akan menjadi penolong dan penyokongnya, kendati tampak kebencian dan permusuhan orang-orang kafir kepada kebenaran itu. kSF7.
  • fcp14xt7nd.pages.dev/138
  • fcp14xt7nd.pages.dev/179
  • fcp14xt7nd.pages.dev/469
  • fcp14xt7nd.pages.dev/171
  • fcp14xt7nd.pages.dev/228
  • fcp14xt7nd.pages.dev/75
  • fcp14xt7nd.pages.dev/257
  • fcp14xt7nd.pages.dev/41
  • surat yunus ayat 81 82 latin