SobatFolderdesa dapat memanfaatkan jenis tanaman berikut untuk menciptkan bentuk dan warna dengan teknik ecoprint. 1. Kersen. Memanfaatkan tanaman kersen untuk ecoprint menjadi hal yang baru bagi masyarakat. Karena, ternyata tanaman tropis yang mudah tumbuh di pinggir jalan atau pada retakan tembok mampu menghasilkan corak ecoprint yang indah. MALANG - Ecoprint merupakan salah satu jenis teknik mencetak yang dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi kerusakan lingkungan serta ekosistem akibat limbah kimia pabrik tekstil. Teknik itu pula yang dilakukan oleh dosen Universitas Muhammadiyah Malang UMM, Wehandaka Pancapalaga. Bersama lima mahasiswa Fakultas Pertanian Pertenakan FPP, dia mengembangkan ecoprint dengan memanfaatkan mangrove. Menariknya, mereka bisa menciptakan berbagai produk seperti tas, pakaian, hingga sepatu dari teknik pewarnaan ini muncul pada 2019 saat melakukan uji coba terhadap penelitian yang sudah dilakukan. Sebagaimana diketahui, mangrove bisa dijadikan zat pewarna alami untuk ecoprint. "Sebab itu, penelitian yang dilakukan sangat rinci, mulai dari pemilihan bahan hingga proses produksi. Hal itu berefek pada produk yang bagus dan bermanfaat bagi masyarakat," kata hasil dari ekstrak mangrove tidak mudah luntur sehingga bagus untuk pewarna. Adapun sistem yang digunakan melalui mesin pengukus atau steam yang yang tingkat panasnya lebih terjamin. Dengan demikian, warna yang dihasilkan juga lebih merata. Kemudian suhu yang digunakan ada pada rentang 75 derajat celsius dan dikukus selama dua jam. Apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi, kulit yang digunakan untuk ecoprint akan rusak. Sementara itu, kalau suhunya terlalu rendah, warna daun dan bunga tidak akan bisa melekat pada kulit. Wehandaka mengatakan, pihaknya sangat serius mendalami penelitian, termasuk mengenai pemilihan jenis mordan. Pihaknya telah mencoba berbagai cara mulai dari mordan tawas, kapur, dan tunjung. Hasilnya, mordan tawas memberikan hasil yang lebih maksimal dan cocok dengan bahan alami yang digunakan. Sementara itu, kulit yang digunakan untuk teknik ini adalah domba samak jenis crust. Pemilihan ini tak lepas dari kelebihannya yang lebih lentur dan tidak mudah luntur. Menurut dia, saat ini penelitian ecoprint timnya sedang proses didaftarkan untuk paten sederhana. Namun sembari menunggu, pihaknya juga mengabadikannya dalam beberapa event seperti program matching fund bersama UMKM Bululawang Malang. Hasilnya, masyarakat sangat antusias untuk memproduksi ecoprint tersebut karena di Desa Bululawang banyak perajin kulit yang masih monoton menggunakan warna hitam bersama tim berharap agar penelitian mengenai ecoprint dapat diterima baik oleh masyarakat. Mereka memiliki tujuan untuk membantu pengrajin kulit agar bisa lebih kreatif. "Utamanya dalam hal warna, teknik, dan cara yang lebih ramah lingkungan," jelas dia. Selanjutnya, dia sedang mencoba mengombinasikan antara ecoprint dan ukiran. Ini bertujuan agar hasil akhirnya akan seperti daun yang nampak timbul. Dengan demikian, akan semakin terlihat menarik dan bagus.
Untukmelakukan ecoprint dapat dilakukan dengan dua cara yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding, dan di artikel kali ini yang akan dijelaskan adalah menggunakan teknik pounding. Bentangkan kain dan letakan daun, bunga atau kulit kayu di atas kain sesuai dengan posisi yang kamu inginkan.
Eco printing merupakan salah satu teknik perwarnaan dan pemberian motif pada kain dengan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. Bahan tersebut berasal dari tumbuhan seperti kulit batang pohon, daun, bunga atau bagian tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen warna. Bagian tumbuhan yang sering digunakan untuk ecoprint diantaranya yaitu daun jati, daun kelor, daun jarak dan lain sebagainya. Sumber bahan-bahan alami dalam pembuatan kain ecoprint menghasilkan warna dan corak yang berbeda meskipun menggunakan jenis daun atau bunga dari tumbuhan yang sama. Hal ini dikarenakan beberapa faktor dan salah satunya adalah teknik eco printing yang digunakan. Jika dilihat dari cara printing atau pembuatan motifnya, teknik eco printing dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitua. Teknik Pounding DipukulSumber printing merupakan teknik pembuatan motif pada kain dengan cara dipukul. Proses pengerjaan kain ecoprint dengan teknik pounding ini sangat sederhana sehingga banyak yang menggunakan cara ini untuk membuat kain ecoprint. Teknik pounding printing dilakukan dengan meletakkan beberapa bunga atau daun di atas kain, kemudian memukulnya menggunakan menghasilkan hasil eco print yang maksimal, berikut beberapa kain yang akan diwarnai, kertas untuk alas, palu, tawas serta beberapa bagian tumbuhan yang mengandung pigmen-pigmen kertas diatas permukaan lantai untuk melindungi kain agar tidak kotor, kemudian letakkan kain bagian tumbuhan yang telah disiapkan di atas kain dan di tata sedemikian rupa supaya menghasilkan motif yang indah. Tutup dengan sisa kain tersebut atau bisa dengan kain pukul-pukul dibagian kain yang terdapat bunga atau daun supaya mengeluarkan warna secara selesai memukul, biarkan selama 15 menit kemudian kain baru bisa dibuka dan dibersihkan dari daun atau bunga yang menempel. Diamkan kain tersebut selama 2-3 hari supaya warna meresap dengan dibilang pada air yang telah dicampur tawas tanpa perlu diperas langsung kering, kain direndam lagi dengan air tawas selama satu jam agar warna tidak luntur saat dicuci. Sampai disini produk ecoprint sudah siap Teknik Steaming DikukusSumber dengan namanya, untuk menghasilkan jejak daun atau bunga pada teknik steaming pengukusan ini dilakukan dengan cara mengukus lembaran kain yang sudah ditempeli berbagai ornamen tumbuhan. Untuk membuat kain eco printing dengan teknik steaming atau pengukusan, ikuti langkah-langkah berikut iniSiapkan kain polos yang akan di warnai, kemudian celupkan kedalam air yang sudah dicampur cuka dengan perbandingan 3 kain tersebut ke permukaan yang rata, lalu letakkan beberapa helai daun atau bunga di atas potongan bahan kain tersebut secara yakin dengan motif yang akan dibuat, kemudian lipat kain menjadi dua bagian sama sepotong pipa kecil dibagian bawah kain kemudian gulung secara perlahan supaya desain yang dibuat tidak rusak. Lilitkan benang atau tali di sepanjang gulungan kain untuk menahan posisinya agar tidak gulungan kain tersebut selama dua jam agar pigmen pada tumbuhan keluar secara sempurna dan menghasilkan warna yang kain yang telah dikukus dan lepas ikatan tali atau benang yang terdapat pada kain tersebut. Bahan kain yang telah diwarnai tersebut siap Teknik Fermentasi DaunSumber kedua jenis teknik diatas, eco printing juga bisa dilakukan dengan menggunakan teknik fermentasi daun. Berikut beberapa langkahnyaKumpulkan daun, bunga atau bagian tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen pewarna alami kemudian rendam di air cuka supaya warna dari bagian tumbuhan tersebut bisa terlihat dengan direndam beberapa saat, daun atau bunga ditata diatas permukaan kain yang telah dibentangkan dipermukaan yang rata kemudian ditutup dan dipukul dengan palu atau benda lihat hasilnya dan kain ecoprint pun siap sederhana bukan? Nah, untuk sahabat bahankain yang ingin mencoba ketiga teknik tersebut, tapi belum menemukan jenis bahan kain yang cocok, Sahabat bisa melihat koleksi kain kami Disini ya. Dapatkan beragam pilihan kain mori dan putihan berkualitas dengan harga termurah hanya di Untuk kebutuhan ecoprint Kalo masih belom yakin dengan pilihannya, Sahabat bisa langsung hubungi customer service kami via whatsapp yaa. Follow juga intagram kami di bahankaincom untuk update produk terbaru, tips serta info seputar dunia tekstil lainnya. Ada testimoni juga lho Sobat. KAIN MORI PRIMA 2 BCMau belanja via shopee dan tokopedia juga bisa banget nih, langsung klik aja link di bawah ini yaa.
Meskihanya mencetak daun, namun ecoprint tak semudah kita menjiplak daun dalam sebuah kertas. Karena tidak semua media, terutama kain bisa dibuat untuk ecoprint. Jadi kain yang bagus untuk ecoprint adalah kain yang sifatnya mudah menyerap, seperti: katun, sutra, atau kanvas . Katun memiliki jenis bermacam-macam.
– Tau gak sih bahwa ada teknik selain membatik yang bisa membuat pola dan warna kain secara alami? Teknik itu adalah ecoprint, sebuah teknik pewarna alam yang memanfaatkan bahan alami yang ada disekitar kita seperti daun, bunga, batang, dan bagian tumbuhan yang ecoprint ini tergolong sebuah teknik pewarnaan kain yang unik karena tidak bisa diulang dan menggunakan bahan baku alami yang tentunya lebih ramah lingkungan. Keunikan ecoprint ini terletak pada hasil akhir yang tidak akan sama satu dengan lainnya mesti sudah menggunakan jenis daun yang sama jadi bisa dikatakan lebih eksklusif. Jenis daun yang populer digunakan ecoprint antara kain Jati, Jarak, Ketapang, dan bunga. Secara sederhana proses pembuatan ecoprint ini dengan teknik menyerap pigmen dari tumbuh-tumbuhan untuk membuat sebuah pola dan warna yang unik sehingga kain akan terlihat berbeda dan eksotis. Karena untuk warna dan motif diambil dari tumbuh-tumbuhan maka bahan kain yang digunakan untuk teknik ecoprint ini menggunakan bahan kain yang mudah menyerap warna seperti bahan katun, linen, sutera dan rayon. Setiap jenis kain yang digunakan juga akan mempengaruhi hasil dari proses ecoprint, seperti bahan sutera warna akan lebih tajam dibanding jenis bahan satu teknik yang paling mudah adalah dengan cara memukul-mukul daun yang sudah disusun sedemikian rupa sampai mengeluarkan pikmen warna alami getah dari daun tersebut. Langkah selanjutnya dilakukan perebusan kain agar warna lebih mengikat kekain dan bisa juga untuk pewarnaan kain. Langkah selanjutnya dilakukan proses Fiksasi dengan menggunakan tawas, tunjung, kapur, cuka bahkan terlihat proses yang ribet dan panjang, kain ecoprint ini bisa mensajikan sebuah warna dan pola kain yang eksklusif dan unik. Teknik ecoprint ini kini tengah berkembang pesat di Indonesia, teknik ini juga sudah lama populer di luar negeri seperti Eropa dan ecoprint kini banyak digunakan untuk pembuatan scaft yang biasa menggunakan kain katun sari, kain paris dan sutera, totebag ecoprint dari bahan blacu, dan berbagai fashion tertarik bereksperimen dengan teknik ecoprint? Hubungi menyediakan berbagai bahan kain untuk kebutuhan ecoprint, mulai dari bahan sutera, kain katun sari, kain paris dan berbagai jenis kain katun yang cocok diaplikasikan untuk ecoprint.
Karenaitu, perlunya memastikan bahwa Anda telah mendaftarkan visa yang benar untuk perjalanan. Berikut ini tujuh jenis visa yang ada di Indonesia: 1. Visa Dinas. Aturan perizinan dan ketentuan visa dinas telah tertuang dalam Peraturan Pelaksanaan Undang -Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Visa Diplomatik dan Visa Dinas.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik, dan hidayah, serta segala karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan buku berjudul "Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint" akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini adalah koleksi catatan perjalanan yang dilakukan mulai dari tugas akhir pada tahun 2022 yang lalu. Penulis terinspirasi dari banyak jenis-jenis tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan kehidupan kita tentunya memberikan ide pada pembuatan motif ecoprint. Ecoprint hanya menggunakan bahan alam dalam pembuatan motifnya dan memiliki kesan yang menarik dan unik untuk pecinta fashion dengan beragam jenis motif yang dihasilkannya. Motif yanng ditimbulkan pada ecoprint ini berasal dari beberapa bagian tumbuhan seperti daun, tangkai, bunga, buah, dan kulit batang sehingga tidak menimbulkan limbah yang dapat mencemari lingkungan dan saat ini pelestariannya juga terus meningkat seiring bertambahnya peminat. Penulis menyadari bahwa tulisan buku ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan ke arah yang lebih baik bagi penulis. Buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran terkait ecoprint sebagai produk ramah lingkungan. Semoga buku ini dapat bermanfaat, menambah wawasan dan ilmu - uploaded by Henri HenriAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Henri HenriContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PEMANFAATAN TUMBUHANSEBAGAI MOTIF PADAEcoprint Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang mbul secara otomas berdasarkan prinsip deklaraf setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 1 ayat [1].2. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan a. Penerbitan ciptaan; b. Penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya; c. Penerjemahan ciptaan; d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian ciptaan; e. pendistribusian ciptaan atau salinannya; f. Pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman ciptaan; h. Komunikasi ciptaan; dan i. Penyewaan ciptaan. Pasal 9 ayat [1].3. Seap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang. Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun dan/atau pidana denda paling banyak satu miliar rupiah. Pasal 113 ayat [3].4. Seap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak empat miliar rupiah. Pasal 113 ayat [4]. Neli SulastriHenriDian AkbariniPEMANFAATAN TUMBUHANSEBAGAI MOTIF PADAEcoprint PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI MOTIF PADA ECOPRINT© Neli Sulastri, + 124 halaman; 15,5 x 23 978-623-261-552-6Hak cipta dilindungi oleh me ngutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun juga tanpa izin tertulis dari I, Februari 2023Penulis Neli Sulastri Henri Dian AkbariniEditor HanitaSampul BagusLayout SatrioDiterbitkan olehPenerbit Samudra Biru Anggota IKAPIJln. Jomblangan Gg. Ontoseno RT 12/30Banguntapan Bantul DI YogyakartaEmail admin 0812-2607-5872 vPRAKATAAlhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik, dan hidayah, serta segala karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan buku berjudul Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint akhirnya dapat diselesaikan dengan ini adalah koleksi catatan perjalanan yang dilakukan mulai dari tugas akhir pada tahun 2022 yang lalu. Penulis terinspirasi dari banyak jenis-jenis tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan kehidupan kita tentunya memberikan ide pada pembuatan motif ecoprint. Ecoprint hanya menggunakan bahan alam dalam pembuatan motifnya dan memiliki kesan yang menarik dan unik untuk pecinta fashion dengan beragam jenis motif yang dihasilkannya. Motif yanng ditimbulkan pada ecoprint ini berasal dari beberapa bagian tumbuhan seperti daun, tangkai, bunga, buah, dan kulit batang sehingga tidak menimbulkan limbah yang dapat mencemari lingkungan dan saat ini pelestariannya juga terus meningkat seiring bertambahnya peminat. Penulis menyadari bahwa tulisan buku ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan ke arah vi Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintyang lebih baik bagi penulis. Buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran terkait ecoprint sebagai produk ramah lingkungan. Semoga buku ini dapat bermanfaat, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Bangka, 28 Januari 2023Penulis viiDAFTAR ISIPRAKATA .................................................................................vDAFTAR ISI ............................................................................. viiBAB I PENDAHULUAN ..........................................................1A. Mordan Kain ...................................................................... 6B. Pembuatan Motif Ecoprint ................................................ 6C. Fiksasi ................................................................................. 8BAB II TEKNOLOGI PEWARNAAN TEKSTIL .........................9A. Zat Warna pada Pembuatan Motif ................................. 9B. Etnobotani ........................................................................ 10C. Ecoprint .............................................................................11D. Jenis Kain .......................................................................... 13E. Motif .................................................................................. 14BAB III TUMBUHAN SEBAGAI MOTIF ECOPRINT .................. 17A. Tumbuhan yang Dimanfaatkan sebagai Motif pada Ecoprint Bangka ............................................................... 18B. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint Bangka Berdasarkan Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Cara/Teknik yang Dilakukan .. 39 viii Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintC. Teknik Ecoprint yang Digunakan .................................. 39D. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan pada Motif Ecoprint ............................................................................. 44E. Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan ....................... 45F. Media yang Digunakan .................................................. 46G. Teknik Pembuatan Ecoprint ........................................... 47H. Karakteristik Tumbuhan pada Motif Ecoprint ............ 48I. Produk Ecoprint ............................................................... 99J. Upaya Pelestarian Ecoprint Bangka ............................ 100BAB IV PENUTUP ............................................................... 103A. Simpulan ........................................................................ 103B. Saran ............................................................................... 103DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 105LAMPIRAN .............................................................................117PROFIL PENULIS ...................................................................123 1BAB IPENDAHULUANIndonesia merupakan negara yang dikenal kaya akan keanekaragaman alam dan daerah. Suku dan bahasa serta seni budaya yang bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Pakaian adat yang digunakan dalam acara maupun hari-hari tertentu, menampilkan corak dan ciri khas suatu daerah, menjadi salah satu budaya Indonesia yang masih terjaga dan terus dilestarikan. Selain pakaian adat, kebutuhan pakaian sehari-hari masyarakat Indonesia terus meningkat, seiring dengan perkembangan pesat bidang teknologi dan juga zaman. Budaya Fashion melekat dengan penampilan dan gaya keseharian. Fashion juga menjadi sebuah alat komunikasi seseorang untuk menyampaikan identitasnya Hendariningrum & Susilo, 2018. Industri tekstil di Indonesia terus bertambah, mengikuti tren, mode, dan minat pasar baik lokal maupun global. Industri tekstil menjadi salah satu industri terbesar dengan tingkat pertumbuhan yang terus meningkat, khususnya di Pulau Jawa Riyardi, et al, 2015. Seiring dengan pertumbuhannya, beberapa industri tekstil memiliki permasalahan pada proses akhir produksinya yakni dalam pengelolaan limbah cair tekstil yang dapat mencemari dan merugikan lingkungan. Semakin meningkat produksi tekstil, maka semakin banyak limbah yang dihasilkan, dan akan semakin buruk dampaknya bagi lingkungan. 2Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintLimbah merupakan permasalahan serius di Indonesia yang selalu dihadapi namun selalu bertambah seiring waktu, baik dilihat dari sisi volume maupun jenisnya, dengan konsentrasi dan kualitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia Sausan, et al, 2021. Pencemaran lingkungan akibat limbah tekstil yang dihasilkan dari berbagai proses produksi, terutama pencemaran oleh limbah cair dari bahan pewarna dan penyempurnaan tekstil yang mengandung sisa bahan kimia. Selain itu, limbah cair sisa bahan kimia juga dihasilkan dari proses pembuatan dan pencetakan motif pada kain yang menggunakan teknologi print atau printing Enrico, 2019.Zat pewarna sebagai bahan pencetak motif pada industri tekstil umumnya terbuat dari zat organik non-biodegradable yang dapat terurai dengan sinar UV akan tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga lebih mudah dan cepat terakumulasi pada tanah dan perairan Sitanggang, 2017. Secara umum, zat pewarna tekstil dan batik tergolong dalam dua jenis yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis, namun seiring teknologi, industri tekstil justru lebih mengutamakan pewarna sintetis Rohayati, 2017. Industri tekstil terus bertambah, akan tetapi pengelolaan limbah pada beberapa industri tekstil hingga saat ini masih belum maksimal, dikarenakan beberapa faktor seperti kurang berkembangnya teknologi yang fokus terhadap pengelolaan limbah dan bahaya dari efek samping pengolahan limbah itu sendiri, hingga kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya limbah tekstil terhadap lingkungan di Indonesia Enrico, 2019.Pengelolaan masalah limbah tekstil tentu dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan cara modern menggunakan teknologi yang mumpuni hingga cara sederhana dengan melakukan tindakan yang dapat menghentikan pertumbuhan jumlah timbunan limbah tekstil pada lingkungan. 3Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniSalah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan kembali menggunakan bahan alam dalam pembuatan motif pada kain melalui teknik ecoprint. Menurut Hikmah 2021, ecoprint merupakan proses yang dilakukan untuk mentransfer warna dan bentuk atau motif pada kain melalui kontak langsung. Teknik ecoprint menggunakan bahan-bahan alam dengan hanya memanfaatkan bagian-bagian tumbuhan mulai dari daun, bunga, buah, kulit batang dan bagian tumbuhan lainnya Irmayanti, 2020. Selain karena menggunakan bahan-bahan alami, ecoprint juga menghasilkan motif yang lebih unik dan khas, bentuk motif pada ecoprint adalah bentuk daun atau bunga asli, bukan bentuk yang dilukis dan menyerupai, sehingga motif pada ecoprint memberi kesan kalem dan tenang serta lebih sejuk saat digunakan. Dengan begitu, teknik ecoprint dapat menjadi alternatif dalam mengurangi jumlah pertumbuhan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran itu, ecoprint juga dapat meningkatkan kesadaran dan ketertarikan masyarakat akan pentingnya mengutamakan produk yang lebih ramah lingkungan, guna mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah lingkungan akibat limbah bahan kimia pada industri tekstil semakin meningkat dari waktu ke waktu, khususnya limbah kimia yang dihasilkan dari proses pencetakan motif menggunakan teknologi print/printing yang terus mecemari lingkungan terutama perairan. Kurangnya kesadaran masyarakat terkait penggunaan bahan-bahan alami yang dapat menjadi solusi dalam mencegah serta mengurangi timbunan limbah tekstil, sebagaimana teknik ecoprint yang hanya menggunakan tumbuhan dan bahan-bahan alami pada setiap prosesnya. Berdasarkan uraian di atas akhirnya memunculkan masalah seperti bagaimana teknik ecoprint yang dapat mentransfer motif pada bahan/kain dengan hanya mengunakan tumbuhan dan bahan-bahan alami? Jenis tumbuhan apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan motif pada 4Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintecoprint? Dan ketiga adalah bagaimana teknik ecoprint yang ramah lingkungan serta pelestariannya? Berdasarkan pertimbangan masalah yang teridentikasi di atas, maka pembahasan buku ini, pertama adalah tentang teknik ecoprint yang dapat menimbulkan motif pada kain dengan menggunakan tumbuhan dan bahan-bahan alami. Kedua, membahas tentang berbagai jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai motif pada ecoprint. Dan ketiga, untuk mengetahui teknik ecoprint yang lebih ramah lingkungan dan juga buku ini, untuk pengambilan data telah dilakukan penulis di Bangka Ecoprint by Wiks Soemirto, Jalan Raya Pos RT. 09, Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Selama pengambilan data tersebut alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera sebagai alat untuk dokumentasi, alat kukus dan rebus, palu kayu, kayu panjang berbagai ukuran menyesuaikan panjang kain, roll beton, plastik ukuran besar menyesuaikan ukuran kain, tali raa, plastik wrap, dan buku studi literatur sebagai acuan dalam identikasi tumbuhan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah kain atau kulit dan beberapa jenis tumbuhan dengan bagian-bagian tumbuhan yang akan dijadikan motif seperti daun, bunga, tangkai, kulit batang dan lainnya, bahan-bahan mordan dan ksasi turki red oil, baking soda/soda kue atau cuka, tunjung atau tawas atau bisa juga kapur, dan air bersih. Penulis selama pengambilan data menggunakan metode deskriptif dengan wawancara dan identikasi serta pengujian langsung di lapangan. Metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan tentang tumbuhan yang dapat digunakan sebagai motif pada ecoprint Bangka, serta pengaruhnya dalam meminimalisir pencemaran limbah tekstil, yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan cara mengelompokkan jenis 5Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarinitumbuhan, meliputi nama tumbuhan, nama latin tumbuhan, bagian yang dimanfaatkan, teknik yang digunakan, dan hasil motif yang dilakukan secara terbuka kepada narasumber yaitu pemilik sekaligus pengembang ecoprint pertama di Bangka, dengan mendata semua jenis tumbuhan yang biasa narasumber gunakan sebagai bahan pembuatan motif pada produk ecoprint dan beberapa jenis tumbuhan tambahan yang belum pernah dicoba sebelumnya. Observasi dilakukan di pekarangan rumah dan kebun milik ecoprint Bangka. Proses observasi berlangsung dengan terlebih dahulu melihat dan mengamati semua jenis tumbuhan yang ada dan tumbuh di sekitar rumah dan kebun, mulai dari rumput hingga pohon. Kemudian dilakukan proses pemilihan tumbuhan dan bagian-bagiannya untuk diambil dan digunakan menjadi motif pada ecoprint, dengan mengacu pada hasil wawancara sebelumnya dan tambahan beberapa jenis tumbuhan unik yang sebelumnya belum pernah narasumber gunakan untuk kemudian dilakukan percobaan, berdasarkan arahan dan persetujuan dari narasumber. Dokumentasi dilakukan dengan cara memotret setiap jenis tumbuhan yang digunakan, kemudian dilakukan pengambilan sampel dilakukan di lapangan dengan memperhatikan beberapa kriteria, khususnya pada daun, seperti ukuran daun, bentuk daun, daun tua atau muda, dan kesehatan daun. Hal tersebut berpengaruh terhadap nilai estetika pada motif yang dihasilkan. Semakin unik bentuk daun, semakin unik juga motif yang dihasilkan. Daun-daun dengan lubang bekas gigitan ulat, serangga atau hama lebih diutamakan karena selain mempengaruhi nilai estetika terhadap motif yang dihasilkan, pengambilan daun dengan kerusakan tersebut juga untuk mencegah penyebaran hama pada daun-daun lain dan secara 6Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprinttidak langsung dapat menjaga kesehatan tumbuhan. Bunga diambil berdasarkan kriteria warna dan bentuknya, baik yang sudah mekar maupun belum tetap bisa diambil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Kulit batang diambil secara acak dari spesies tumbuhan yang batangnya mengelupasdengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Pengambilan sampel buah dan tangkai hanya dilakukan pada spesies tumbuhan tertentu dengan bentuk dan ukuran tangkai kecil tidak identikasi tumbuhan dilakukan dengan cara mencocokkan karakteristik tumbuhan asli dengan literatur. Membandingkan dan memilih berdasarkan morfologi tumbuhan asli dan literatur. Identikasi dilakukan dengan mengacu pada buku Flora of Java dan website Plant of the World powo.Langkah yang penulis lakukan selanjutnya adalah pembutan motif ecoprint, yang dilakukan dengan 3 tahapan kerja sebagai berikutA. Mordan KainMordan kain dilakukan dengan melarutkan tawas dan sodium asetat masing-masing 150 gr, tunjung 10 gr atau 1 sendok makan, baking soda atau cuka sebanyak 50 gr, dan turki red oil sebanyak 5 sampai 10 sendok makan, dilarutkan menggunakan air panas secukupnya lalu dicampur dengan 5 L air bersih. Kemudian beberapa lembar kain dimasukan dan direndam sampai benar-benar terendam sempurna dalam larutan tersebut selama yang diinginkan atau maksimal 6 jam untuk kemudian kain diangkat dan Pembuatan Motif EcoprintPembuatan ecoprint bertujuan untuk mentransfer motif sekaligus warna tumbuhan pada kain Hikmah, 2021. Proses pembuatannya terdiri dari 3 teknik yaitu pounding atau dipukul, steaming atau dikukus, dan rebus. 7Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarini1. Pounding DipukulKain polos yang sebelumnya telah dimordan diletakkan di atas ganjalan atau alas yang bersih dan rata, untuk kemudian disusun beberapa daun di atasnya dengan posisi daun menghadap atas dan disusun dengan tata letak yang diinginkan, setalah daun ditata, ditutup dengan plastik transparan dan diusahakan untuk tidak bergeser atau pindah-pindah tempat, kemudian daun dipukul menggunakan palu kayu dengan konsisten hingga daun menipis dan kering atau hingga motif daun ditransfer dengan sempurna pada kain melalui pukulan-pukulan yang dilakukan. Keunggulan teknik ini adalah hasil motif dan warna yang ditransfer pada kain adalah warna asli dari daun atau tumbuhan itu sendiri. 2. Steam DikukusKain yang sudah dimordan dibasahi kembali dengan dicelupkan pada larutan kapur, di peras, lalu kain dibagi menjadi dua bagian teknik mirror tanpa pewarnaan, direntangkan di atas alas yang bersih dan rata, pastikan tidak ada lipatan, lalu gulung satu bagian kain ke arah tengah. Kemudian dilakukan penyusunan tumbuhan di atas bagian kain yang lain yang tidak digulung dengan posisi menghadap atas. Setelah tumbuhan tersusun di atas kain, dilakukan penutupan menggunakan bagian kain yang sebelumnya digulung jika dilakukan pewarnaan pada kain atau teknik iron blanket, maka kain ditutup dengan kain berbeda yang sudah direndam pewarna terlebih dahulu, sehingga kain tidak harus dibagi menjadi 2 bagian seperti pada teknik mirror sebelumnya. Setelah itu, dilakukan penutupan kembali menggunakan plastik hingga benar-benar tertutup, lalu dilakukan pengeratan menggunakan roll beton agar posisi tumbuhan pada kain tidak bergeser. Kemudian dilakukan penggulungan menggunakan kayu panjang dari ujung ke ujung hingga kain habis, lalu kayu dicabut kembali. Gulungan kain dilipat dan diikat dengan kencang dan kuat, lalu dilapisi dengan plastik wrap guna saat dilakukan pengukusan, air tidak merembes masuk dan menyebabkan motif yang dihasilkan menjadi pudar. 8Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintDilakukan perebusan selama kurang lebih 2 jam, setelah itu kukusan kain dibuka untuk dilihat hasil motifnya, kemudian kain dikering anginkan. Teknik ini menghasilkan motif yang tidak bisa ditebak atau hasilnya tidak pasti, karena motif yang dihasilkan akan selalu berbeda dengan warna asli daun, juga selalu berbeda disetiap pengukusan yang Rebus Teknik ini lebih efektif dilakukan pada media kulit dan kertas, perlakuaknnya sama dengan perlakuan pada teknik steam, bedanya pada teknik rebus proses pemanasannya tidak dikukus melainkan FiksasiFiksasi dilakukan setelah kain kering dengan cara kain direndam dalam larutan tunjung untuk warna lebih kuat dan gelap atau kapur dan tawas untuk warna yang lebih terang, selama 1 hingga 2 jam. Setelah itu, kain diangkat lalu dikering-anginkan kembali hingga benar-benar kering. 9BAB IITEKNOLOGI PEWARNAAN TEKSTILA. Zat Warna pada Pembuatan Motif1. Pewarna AlamWarna adalah salah satu daya tarik utama, dan menjadi kriteria yang penting dalam penerimaan produk termasuk tekstil Rymbai et al., 2021. Seni aplikasi warna sudah mulai digunakan dari zaman dahulu, pada 3500 SM manusia sudah menggunakan zat pewarna alami yang merupakan hasil ekstraksi dari sayuran, buah-buahan, bunga, dan serangga Kant, 2012. Pewarna alami bersumber dari tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme Pujilestari, 2015. Visalakshi dan Jawaharlal 2013 menyatakan bahwa pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan, binatang, dan atau mineral. Hampir semua bagian tumbuhan dapat mengasilkan zat warna seperti daun, bunga, buah, biji, kulit batang/kayu dan akar. 2. Pewarna SintetisZat pewarna sintetis merupakan zat warna buatan yang memiliki atau menggunakan bahan kimia sebagai bahan dasar pembuatannya. Zat warna sintetis dalam industri tekstil adalah turunan dari hidrokarbon aromatik seperti benzene, toluene, naftalena, dan antrasena Laksono, 2012. Sifat zat warna sintetis 10 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintlebih stabil bila dibandingkan dengan zat warna alam, warna yang dihasilkan pewarna sintetis juga cenderung lebih kuat dan terang mencolok, yang umumnya terlihat lebih menarik saat dilihat, sehingga penggunaannya dalam industri tekstil lebih banyak digunakan, salah satunya adalah zat warna neptol. Neptol merupakan zat pewarna yang tidak larut dalam air dan menjadi salah satu pencemar organik yang bersifat non-biodegradable Rakhmawati, 2015.B. EtnobotaniBerbagai jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal/etnis melahirkan ilmu yang disebut dengan Etnobotani’ yang secara literal atau aslinya berasal dari kata ethnos’ yang berarti etnis, dan botani yang berarti tumbuhan, sehingga etnobotani sering diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tentang hubungan antara etnis dengan tumbuhan. Ilmu etnobotani sudah ada sejalan dengan perkembangan peradaban manusia akan tetapi istilah etnobotani baru pertama kali dikenalkan dalam ilmu pengetahuan pada tahun 1895 oleh Harshberger. Etnobotani di Indonesia, secara sik sudah ada sejak lama yakni tahun 1983 dengan adanya peresmian Museum khusus etnobotani di Herbarium Bogoriense Silalahi, 2015. Etnobotani merupakan ilmu yang mencakup serta mendalami hubungan timbal-balik yang terjalin antara manusia dengan tumbuhan dan alam nabati identikasi tumbuhan yang terjadi dan dilakukan oleh etnis lokal merupakan hal yang penting dalam pengenalan jenis, kulvitas tumbuhan berkaitan dengan pemanfaatan, komunikasi, pengelolaan yang merupakan tahap asal atau awal dilakukannya penelitian etnobotani Batoroet et al, 2015. Etnobotani mem-bahas secara lebih dalam hubungan antara manusia dengan tumbuhan di sekitarnya, baik dalam ruang lingkup masyarakat tradisional maupun masyarakat industri. Etnobotani lebih fokus pada perspektif manusia, alam dan tumbuhan dalam konteks 11Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarinibudayanya. Memahami ilmu etnobotani secara tidak langsung memahami juga tentang sejarah pemanfaatan dan domestikasi tumbuhan Eko, 2011. C. EcoprintPerkembangan industri di bidang tekstil khususnya pada teknologi produksi dan bahan baku yang dibuat sedemikian rupa yang kemudian menghasilkan berbagai jenis produk yang beragam, kreatif sehingga terlihat lebih menarik. Teknologi produksi yang semakin berkembang salah satunya dalam hal teknologi pewarnaan dan pencetakan motif pada kain. Industri tekstil menggunakan segala macam cara pewarnaan dan pencetakan motif pada tekstil yang banyak dijumpai saat ini. Adanya teknik pewarnaan, berbagai macam variasi motif yang tertuang di atas kain akan terlihat jelas dan menarik Zollinger, 2011. Teknologi produksi dan bahan baku tekstil ini mampu menawarkan varian produk yang amat luas dan beragam, demikian pula halnya dengan teknologi pewarnaan yang telah melakukan berbagai cara dan kualitas pencelupan kain dan pencetakan ragam hias dalam zat-zat pewarna dengan daya tahan unggul Musman dan Ambar, 2011. Teknologi pewarnaan tekstil telah dikembangkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pewarnaan ecoprint atau eco printing yang menggunakan bahan alam Enrico, 2019. Teknik ecoprint ini dikembangkan oleh India Ingrid Diana Flint, sebagai tesisnya pada tahun 2001. Menggunakan daun kayu putih eucalyptus untuk pewarnaan pada kain sutra dan wol. Pengujian dilakukan dengan cara membungkus daun eucalyptus menggunakan kain sutra dan wol, lalu diikat dalam gulungan dengan kuat, kemudian dikukus Husna, 2016. Ecoprint yang berasal dari Turki ini mengalami peningkatan popularitas yang cukup pesat pada tahun 2017 karena dapat digunakan sebagai tren berbusana atau gaya hidup masyarakat yang ramah lingkungan. Menggunakan bahan alami berupa bunga, dedaunan dan beberapa 12 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintbagian tumbuhan lainnya dari berbagai jenis tumbuhan yang langsung dari alam dan tidak menggunakan bahan kimia yang berdampak kerusakan pada lingkungan Feldberg, 2014. Produk yang dihasilkan berupa lembaran kain dan produk fashion siap pakai seperti baju, celana, jilbab, tas, sepatu, masker, dan lain sebagainya. Memiliki nilai tambah dalam budaya lokal dari sisi penampilan yang terlihat lebih menarik sehingga dapat meningkatkan daya tarik serta minat dan meningkatkan nilai ekonomis pada produk lokal yang ramah lingkungan tersebut Mulyati dan Vera, 2013. Sesuai dengan namanya, ecoprint terdiri dari kata eco dari ecosistem yang artinya alam dan print yang artinya cetak atau mencetak. Sehingga ecoprint dapat diartikan sebagai alam yang dicetak menjadi sebuah karya atau produk yang bersifat ramah lingkungan. Ecoprint adalah teknik membuat motif pada kain atau kulit dengan menggunakan daun, bunga atau bagian lainnya dari tumbuhan yang kemudian diberi warna alami dengan cara dikukus atau direbus. Ecoprint diartikan sebagai proses transfer bentuk sekaligus warna melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang atau bagian tumbuhan lain yang digunakan dengan kain. Ecoprint dibuat dengan bahan alami, karena itu ecoprint lebih nyaman digunakan dan lebih menyatu dengan tubuh manusia dibandingkan tekstil lainnya yang mengandung banyak bahan kimia. Motif yang dihasilkan pada ecoprint biasanya akan selalu berbeda meski masih menggunakan jenis daun dari tumbuhan yang sama, dan akan menghasilkan produk yang berbeda pada setiap proses produksi. Warna dan motif yang terbentuk pada kain juga selalu memiliki karakteristik yang eksklusif dan terlihat sangat alami Pamungkas et al, 2020.Teknik ecoprint adalah perkembangan dari ecofashion yang menghasilkan produk fashion yang ramah lingkungan. Teknik ecoprint dilakukan dengan cara menempelkan bagian tumbuhan 13Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbariniyang memiliki bentuk menarik serta berwarna cerah atau secara biologis memiliki pigmen warna yang pekat pada helaian kain yang kemudian dilakukan perebusan guna menempelkan bentuk bagian tumbuhan yang digunakan pada kain sehingga dapat menjadi motif pada ecoprint tersebut. Selain bentuk pola yang menjadi motif, warna pada bagian tumbuhan juga menempel pada kain. Selain pada berbagai jenis kain, ecoprint juga bisa dilakukan pada berbagai bahan kulit Silviana dan Rodia, 2014. Tumbuhan yang digunakan juga merupakan jenis tumbuhan yang memiliki tingkat ketahanan panas yang tinggi dan menjadi faktor penting agar pada saat dilakukan perebusan atau pengukusan, tumbuhan yang digunakan tidak menyusut, melembek dan hancur. Tumbuhan yang digunakan pada umumnya memiliki tekstur kuat yang tahan terhadap panas, beberapa diantaranya seperti daun salam, daun jati, daun kakao, daun jarak, daun kayu putih, bunga alamanda, bunga kenikir, bunga Keben dan bunga patramenggala Pamungkas et al, 2020. Sesuai dengan jenis tumbuhan serta bagian tumbuhan yang digunakan akan menampilkan hasil pada kain dengan motif yang menyerupai bentuk aslinya. Selain itu, tumbuhanjuga memiliki karakteristik masing-masing yang menentukan warna serta motif seperti apa yang akan muncul pada kain sebagai bahan utama dalam ecoprintyang dapat dilihat berdasarkan aroma, warna tumbuhan, dan kandungan airnya. Kandungan air sangat mempengaruhi keberhasilan proses ecoprint terutama pada metode pounding. Wahyuningsih, 2017.D. Jenis KainJenis-jenis kain yang menjadi bahan baku dalam pembuatan pakaian atau bahan tekstil lainnya terdiri dari 2 jenis, yaitu bahan serat alam dan bahan sintetis. Kain sintetis merupakan kain yang dihasilkan dari pemrosesan kimiawi dan minyak bumi, meliputi polyester, spandex, hyget, paragon, viscose, dan lainnya Miranti 14 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintdan Prasetyaningtyas, 2020. Sedangkan kain serat alam adalah serat yang langsung diperoleh dari alam, yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Bahan serat alam tumbuhan terdiri dari serat kulit jagung, kapas, daun pandan, ax/linen, pelapah pisang, sabut kelapa, tanaman rami, eceng gondok, goni, indigo, bambu, getah karet, abaka, sisal, henequen, rosella, dan henep. Serat alam hewan meliputi, kulit sapi, kulit buaya, kepompong ulat sutra, bulu domba, bulu alpaca, bulu beruang, bulu kambing, rambut kuda, dan lainnya Suparno, 2020. Bahan serat alam tersebut diolah menjadi kain yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk tekstil salah satunya adalah ecoprint. Kain yang digunakan pada ecoprint terdiri dari beberapa jenis di antaranya kain blacu, merupakan jenis kain yang terbuat dari kapas. Sangat baik digunakan dalam ecoprinting dalam bentuk mentah agar proses penyerapan zat warna dalam proses ecoprint bisa lebih sempurna. Kain mori, kain berwarna putih polos yang memiliki ketebalan, kehalusan, dan kerapatan yang sempurna untuk ecoprint. Kain mori memiliki banyak varian dan beberapa diantaranya adalah mori batu, mori biru, mori prima hingga mori primisima. Kain dobby bisa dibilang adalah kain yang sangat cocok digunakan dalam ecoprinting, sama halnya dengan kain paris, kain sari, kain katun, dan kain sutra yang dapat menampilkan corak motif dan warna lebih terang Apriliana dan Rodia, 2014. E. MotifMotif adalah bentuk-bentuk, lekuk/garis serta pola yang memuat elemen-elemen seni rupa yang dibuat dan divariasikan dengan sedemikian rupa hingga menciptakan dan menghasilkan bentuk yang lebih menarik dan beragam. Motif adalah suatu desain pada karya seni rupa dan kriya yang memiliki bagian-bagian garis, lekuk, pola dan bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen lainnya yang biasanya dipengaruhi oleh bentuk-bentuk perubahan alam benda dengan gaya dan ciri khasnya sendiri Pratiwi, et al, 2015. Pengertian motif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 15Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniPusat Bahasa 2008 memiliki arti corak dan pola. Motif sendiri bisa diartikan sebagai desain yang dilakukan untuk membentuk sebuah corak yang bersifat bebas sehingga artinya bisa saja dibuat dengan mengambil gambar dari benda yang ada di alam sekitar yang kemudian digayakan dan divariasikan sesuai dengan keinginan sendiri, selain itu motif juga bisadirepresentasi dari ide pemikiran kreatif yang dimiliki, kecuali pada motif klasik yang mempunyai pakemnya sendiri, yang memang harus mengikuti bentuk, garis, pola yang telah ada Hartatik et al, 2015. Saat ini, motif sudah memiliki berbagai jenis serta bentuk motif hias diantaranya ada bentuk dari alam dan bentuk alam modikasi. Motif bentuk alam merupakan motif yang menggambarkan dan mengekspresikan bentuk suatu benda langsung dari alam secara alamiah. Sedangkan bentuk alam modikasi adalah gambaran serta ekspresi yang menyerupai bentuk alam yang mengalami perubahan dan atau sengaja dirubah atau dimodikasi dan disederhanakan sehingga menyerupai alam. Ecoprint memiliki motif yang masuk ke dalam jenis motif bentuk dari alam yang menggambarkan bentuk suatu benda secara alamiah, artinya langsung dari alam tanpa adanya modikasi atau dibuat dengan menyerupai, diubah dan disederhanakan Syara et al, 2018. 16 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint 17BAB IIITUMBUHAN SEBAGAI MOTIF ECOPRINTEcoprint menjadi salah satu produk tekstil yang ramah lingkungan karena hanya menggunakan bahan alam meliputi berbagai bagian tumbuhan sebagai bahan dalam pembuatan motifnya, dan menggunakan alat-alat sederhana yang mudah ditemukan dan umumnya ada di setiap rumah, mulai dari proses mordanting tahap awal hingga ksasi tahap akhir. Proses pembuatannya juga cukup sederhana, yaitu dengan cara direbus, dipukul pounding, dan dikukus steam. Tumbuhan yang digunakan juga merupakan jenis tumbuhan yang tumbuh di sekitar rumah mulai dari rumput liar, tanaman hias, hingga pohon besar di pinggir jalan, dengan habitus terna herba seperti kenikir cosmos sulphureus, semak seperti simpur dillenia suffruticosa, perdu seperti mangkokan polyscias balfouriana, pohon seperti kalpataru atau sandbox tree hura crepitans, dan habitus merambat seperti airmata pengantin antigonon leptopus, dan lainnya. Berbagai jenis tumbuhan di atas merupakan tumbuhan yang bagiannya sering digunakan sebagai motif pada ecoprint. Bagian tumbuhan yang digunakan mulai dari daun, tangkai, bunga, buah, hingga kulit batangnya. Faktor estetika dan ketahanan warnanya menjadi faktor utama dalam pemilihan jenis tumbuhan yang 18 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintdipilih dan digunakan sebagai motif pada ecoprint, yaitu memiliki ciri khas dan keunikan bentuk, warna dan daya serapnya. A. Tumbuhan yang Dimanfaatkan sebagai Motif pada Ecoprint BangkaPenulis menemukan secara langsung di lapangan bahwa tumbuhan yang dimanfaatkan menjadi motif ecoprint adalah sebanyak 50 jenis tumbuhan dari 26 famili dan motif yang ditimbulkan sebanyak 60 motif yang dapat dilihat pada Tabel 19Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniTabel Tumbuhan dan Jenis Motif yang Dihasilkan pada Ecoprint BangkaNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan1 Air Mata PengantinAntigonon leptopusHook. & Arn.PolygonaceaeDaun Kain Steam/kukusBunga Kain Steam/kukus2 Akalifa Acalypha Kain Steam/kukus 20 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan3 Alpukat Persea Americana Mill.LauraceaeDaun Kain Pounding/ pukul4 Begonia Begonia Grandis Dryand.BegoniaceaeDaun Kulit Boiled/rebus5 Beringin DolarFicus Microcarpa Kain Steam/kukus 21Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan6 Bodhi Ficus Religiosa L.MoraceaeDaun Kain Steam/kukus7 Bunga SepatuHibiscus Rosa-Sinensis L.MalvaceaeBunga Kertas Boiled/rebus8 Cemara LautCasuarina Equisetifolia L.CasuarinaceaeDaun Kain Steam/kukus 22 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan9 Cemara GunungCasuarina Oligodon Kain Steam/kukus10 Daun Anting-AntingAcalypha Indica L.EuphorbiaceaeDaun Kain Pounding/ pukul11 Eukaliptus Eucalyptus Camaldulensis Dehnh.MyrtaceaeDaun Kain Steam/kukus 23Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkanKulit Kayu Kain Steam/kukus12 Jarak Tintir / daun BetadinJatropha multidaL.EuphorbiaceaeDaun Kain Steam/kukus13 Jambu biji Psidium guajavaL.MyrtaceaeDaun Kain Steam/kukus 24 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan14 Jambu MonyetAnacardium Occidentale L.AnacardiaceaeDaun Kain Steam/kukus15 Janda BolongMonstera Deliciosa Liebm.AraceaeDaun Kulit Boiled/rebus16 Jarak KepyarRicinus Communis L.EuphorbiaceaeDaun Kain Steam/kukus 25Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkanPounding/ pukul17 Jarak Pagar Jatropha Curcas L.EuphorbiaceaeDaun Kain Steam/kukus18 Jarak WulungJatropha Gossypiifolia L. EuphorbiaceaeDaun Kain Steam/kukus 26 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan19 Jaranan Lannea Coromandelica Hou.Anacardiaceae Daun Kain Steam/kukus20 Jati Tectona Grandis Kain Steam/kukusPounding/ pukul 27Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkanBunga Kain Steam/kukusBuah Kain Steam/kukus21 Jenitri Elaeocarpus Sphaericus Gaertn.ElaeocarpaceaeDaun Kain Steam/kukus 28 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan22 Kalpataru/ Sandbox TreeHura crepitans L.EuphorbiaceaeDaun Kain Steam/kukusPounding/ pukul23 Kamboja Adenium Obesum Forssk.ApocynaceaeBunga Kulit Boiled/rebus 29Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan24 Kapuk RanduCeiba pentandra L.MalvaceaeDaun Kain Pounding/ pukul25 Karet Hevea Brasiliensis Willd.EuphorbiaceaeDaun Kain Steam/kukus26 Kayu AfrikaMaesopsis Eminii Engl.RhamnaceaeDaun Kulit Boiled/rebus 30 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan27 Kedondong Spondias Dulcis Parkinson.AnacardiaceaeDaun Kain Steam/kukus28 Kelor Moringa Oleifera Lam.MoringaceaeDaun Kain Pounding/ pukul29 Kenikir Cosmos Sulphureus Cav.AsteraceaeDaun, tangkai dan bungaKain Steam/kukus 31Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan30 Kirinyuh Chromolaena Odorata L.AsteraceaeDaun Kain Pounding/ pukul31 Kesumba Bixa Orellana L.BixaceaeDaun Kain Steam/kukus32 Ketapang Terminalia Catappa L.CombretaceaeDaun Kulit Steam/kukus 32 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan33 Ketapang AnggurCoccoloba Uvifera L.PolygonaceaeDaun Kain Steam/kukus34 Ketepeng CinaSenna Alata L.FabaceaeDaun Kulit Boiled/rebus35 Ketul MerahBidens Pilosa L.AsteraceaeDaun Kain Steam/kukus 33Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkanPounding/ pukul36 Ketul Putih Bidens Alba L.AsteraceaeDaun Kain Steam/kukusPounding/ pukul 34 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan37 Kiara PayungFilicium Decipiens Wight & Arn.SapindaceaeDaun Kain Steam/kukus38 Lanang Oroxylum Indicum L.BignoniaceaeDaun Kain Steam/kukus39 Mangkokan Polyscias Balfouriana AndréAraliaceaeDaun Kain Boiled/rebus 35Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan40 Lohansung Podocarpus Macrophyllus Thunb.PodocarpaceaeDaun Kain Steam/kukus41 Mawar CinaRosa Chinensis Jacq.RosaceaeKelopak Kain Pounding/ pukul42 Pacira Pachira Aquatica Aubl.MalvaceaeDaun Kain Steam/kukus 36 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan43 Paku Perak Pityrogramma Calomelanos L.PteridaceaeDaun Kain Steam/kukus44 Pakis Rem CinaPteris Viata L.PteridaceaeDaun Kain Steam/kukus45 Pepaya Jepang/ Chaya/ GhayaCnidoscolus Aconitifolius Mill.EuphorbiaceaeDaun Kain Steam/kukus 37Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan46 Simpur Dillenia Suruticosa Gri.DilleniaceaeDaun Kain Steam/kukus47 Singkong Manihot Esculenta CranEuphorbiaceaeDaun Kain Pounding/pukul48 Tabebuya Kuning/ Pohon Trompet EmasHandroanthus Chrysotrichus Mart.BignoniaceaeDaun Kain Steam/kukus 38 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintNo Nama Tumbuhan Nama Ilmiah Bagian yang digunakanMedia yang digunakan Teknik Motif yang dihasilkan49 Waru Hibiscus Tiliaceus L.MalvaceaeBunga Kain Steam/kukus50 Yerba Porosa/ Ketumbar BoliviaPorophyllum Ruderale Jacq.AsteraceaeDaun Kain Steam/kukusUtuh Kain Steam/kukus 39Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniB. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada ecoprint Bangka Berdasarkan Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Cara/Teknik yang Dilakukan1. Bagian Tumbuhan yang Digunakan Ecoprint hanya memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari tumbuhan terpilih sebagai motif pada kain di antaranya adalah daun 80%, bunga 13,3%, buah 1,7%, tangkai 3,3% dan kulit batang 1,7% yang dapat dilihat pada Gambar Pemanfaatan tumbuhan sebagai motif pada ecoprint Bangka berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan dan cara/teknik yang dilakukan. 1. Bagian Tumbuhan yang Digunakan Ecoprint hanya memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari tumbuhan terpilih sebagai motif pada kain di antaranya adalah daun 80%, bunga 13,3%, buah 1,7%, tangkai 3,3% dan kulit batang 1,7% yang dapat dilihat pada Gambar 1. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai motif ecoprint Bangka Teknik Ecoprint yang digunakan Pada Gambar 3 diketahui bahwa dari 50 jenis tumbuhan yang digunakan dan motif yang ditimbulkan sebanyak 60 motif pada ecoprint, yang dilakukan dengan 3 cara yaitu steam 68,3%, pounding 20%, dan direbus 11,7%. DaunBungaBuahKulit Batangtangkai48 spesies 80% 3,3% 1,7% 1,7% Gambar Bagian Tumbuhan yang Digunakan sebagai Motif Ecoprint BangkaC. Teknik Ecoprint yang DigunakanPada Gambar diketahui bahwa dari 50 jenis tumbuhan yang digunakan dan motif yang ditimbulkan sebanyak 60 motif pada ecoprint, yang dilakukan dengan 3 cara yaitu steam 68,3%, pounding 20%, dan direbus 11,7%. 40 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint33 Teknik pembuatan ecoprint Bangka Karakteristik Tumbuhan yang digunakan sebagai Motif pada Ecoprint - Daun yang digunakan memiliki bentuk unik - Untuk hasil motif yang berkarakter dan unik - Daun yang digunakan tidak terlalu besar dan lebar - Menyesuaikan ukuran kain dan space antara daun satu dan lainnya - Pada tumbuhan dengan tekstur daun keras seperti jati, daun yang digunakan adalah daun muda - Memudahkan proses pemukulan daun sehingga tidak menghabiskan banyak tenaga dan waktu. - Daun tidak mengandung terlalu banyak air - Untuk mengurangi resiko terciptanya garis motif yang tidak rapi dan berantakan akibat kandungan air yang terlalu banyak ketika dilakukan Gambar Teknik Pembuatan Ecoprint BangkaTabel Karakteristik Tumbuhan yang Digunakan sebagai Motif pada EcoprintNo Teknik yang digunakanKarakteristik tumbuhan Keterangan1Pounding - Daun yang digunakan memiliki bentuk unik- Untuk hasil motif yang berkarakter dan unik- Daun yang digunakan tidak terlalu besar dan lebar - Menyesuaikan ukuran kain dan space antara daun satu dan lainnya- Pada tumbuhan dengan tekstur daun keras seperti jati, daun yang digunakan adalah daun muda- Memudahkan proses pemukulan daun sehingga tidak menghabiskan banyak tenaga dan waktu. - Daun tidak mengandung terlalu banyak air- Untuk mengurangi resiko terciptanya garis motif yang tidak rapi dan berantakan akibat kandungan air yang terlalu banyak ketika dilakukan pemukulan. 41Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarini- Daun yang digunakan harus daun yang baru dipetik fresh- Memudahkan proses transfer motif pada kain2Steam - Daun yang digunakan memiliki bentuk unik- Untuk hasil motif yang berkarakter dan unik- Daun yang digunakan tidak terlalu besar dan lebar- Menyesuaikan ukuran kain dan space antara daun satu dan lainnya- Daun muda hingga daun tua bisa digunakan pada teknik ini, tidak hanya daun tapi bunga dan organ tumbuhan Tua atau mudanya daun tidak berpengaruh pada proses transfer motif pada kain - Daun yang digunakan tidak harus daun yang baru dipetik fresh.- Melalui proses pemanasan dengan dikukus, sehingga baik daun fresh maupun tidak, tetap akan mentransferkan motif pada Rebus - Daun yang digunakan memiliki bentuk unik- Untuk hasil motif yang berkarakter dan unik- Daun yang diguna-kan tidak terlalu besar dan lebar - Menyesuaikan ukuran kain dan space antara daun satu dan lainnya- Daun yang digunakan diutamakan daun yang sudah tua- Karena pemanasan dilakukan dengan cara direbus sehingga ketika menggunakan daun muda, dikhawatirkan daun menjadi Daun yang digunakan tidak harus daun yang baru dipetik fresh - Melalui proses pemanasan dengan dikukus, sehingga baik daun fresh maupun tidak, tetap akan mentransferkan motif pada kain. 42 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintTabel Produk Ecoprint by Wiks Soemitro, Koba, Bangka Tengah No Produk Bahan Gambar1 Kain bahan Kain2 Baju Kain3 Celana / Rok Kain 4 Sepatu Kulit5Tas Kain 43Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarini6 Pouch Kulit7 Hijab square Kain8 Pashmina Kain9 Selendang Kain10 Topi Kain 44 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint11 Hiasan dindingKain12 Hiasan dindingkertas13 Sampul buku KertasD. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan pada Motif EcoprintEcoprint dibuat dan dilestarikan dengan mengutamakan bahan-bahan alami, khususnya dalam pembuatan motif yang memanfaatkan keanekaragaman jenis tumbuhan dengan karakteristik unik dari berbagai jenis dan famili tumbuhan. Semakin banyak tumbuhan yang digunakan, maka semakin banyak juga jenis motif yang dihasilkan, dan semakin tinggi keberagaman tumbuhan yang dapat dimanfaatkan, semakin bagus bagi proses produksi karena dapat memperluas ruang kreasi dalam menentukan perpaduan antara bentuk, corak, warna, dan keunikan untuk menciptakan motif yang lebih beragam dan jauh lebih menarik. Sehingga menurut Saraswati 2019 jenis tumbuhan 45Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbariniyang dimanfaatkan dalam proses pembuatanecoprint semakin hari semakin banyak dan terus bertambah seiring waktu dan kebutuhan produksi. Tumbuhan yang dimanfaatakan dalam pembuatan ecoprint ini dominan dari famili euphorbiaceae sebanyak 10 spesies diantaranya akalifa Acalypha wilkesiana, daun anting-anting Acalypha indica, jarak tintir/daun betadin Jatropha multida, jarak kepyar Ricinus communis, jarak pagar Jatropha curcas, jarak wulung Jatropha gossypipolia, Kalpataru/sandbox tree Hura crepitans, karet Hevea brasiliensis, singkong Manihot esculenta, dan pepaya jepang/phaya/ghaya Cnidoscolus aconitifolius, spesies ini dipilih berdasarkan kriteria daunnya yang memiliki bentuk dan karakter unik serta mudah dijumpai dan ditemukan di pekarangan-pekarangan rumah sekitar tempat tinggal. Selain itu, motif yang dihasilkan beberapa spesies dari famili ini jejaknya lebih jelas dan warna pada motif juga lebih identik dan kuat, karena karakter daunnya yang berbentuk khas dan cenderung berwarna tajam sehingga dapat transfer dengan sempurna pada kain serta tidak mudah luntur Naini, 2021.E. Bagian Tumbuhan yang DimanfaatkanPemanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai motif pada ecoprint mencakup 50 spesies tumbuhan dari 24 famili, akan tetapi tidak semua bagian tumbuhan pada masing-masing tumbuhan terpilih dapat diaplikasikan dengan kain maupun media lain, karena umumnya tidak mentransferkan jejak dan warna, selain itu bentuk dan tekstur bagian tumbuhan juga mempengaruhi, sehingga hanya beberapa bagian saja yang digunakan dianataranya daun, bunga, tangkai, kulit batang, dan buah, yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penulis menemukan bahwa dari 50 spesies tumbuhan, bagian tumbuhan yang dimanfaatakan meliputi daun sebanyak 80% 48 spesies, bunga 13,3% 8 spesies, tangkai 3,3% 2 spesies, buah 1,7% 1 spesies, dan kulit batang 1,7% 1 spesies. Motif pada 46 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintecoprint didominasi dengan motif daun, karena semua jenis daun dapat digunakan, daya transfer dan serapnya pada media hampir tidak pernah gagal, akan tetapi dari faktor kuat atau tidak mudah luntur dan pudarnya warna motif menjadikan beberapa daun pada jenis tumbuhan tertentu akhirnya tidak digunakan, begitu juga pada bagian tumbuhan yang lain. Menurut Darmawan 2019 daun adalah salah satu komponen paling penting dalam pembuatan ecoprint dan menjadi pelopor utama yang menjadi ciri khas motif pada ecoprint. Setiap daun memiliki corak, bentuk, warna dan keunikan yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja sangat menarik untuk dikembangkan dan dikenalkan pada masyarakat luas Saraswati et al, 2019.F. Media yang DigunakanEcoprinting adalah teknik yang bisa dibilang baru di Indonesia, berpusat utama di bidang fashion sehingga kain menjadi media utama dan mendominasi dalam pembuatan ecoprint. Adapun kain yang digunakan untuk ecoprint harus terbuat dari bahan serat alam. Serat merupakan suatu material yang menjadi bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan benang dan kain, seperti serat kapas, serat linen, dan atau serat sutra Saraswati et al, 2019. Selain media kain, seiring perkembangan dan kebutuhan, ecoprint juga diaplikasikan pada kulit hewan seperti kulit sapi dan kulit domba, dan juga kertas yang hasil akhirnya digunakan sebagai sampul buku, pajangan, penghias ruangan dan lainnya. Pengaplikasian ecoprint pada ketiga media tersebut jika dilihat berdasarkan motif yang ditimbulkan, maka kulit menjadi media terbaik karena corak dan warna yang transfer pada kulit sangat kontras dan tajam. Menurut Ristiani 2019, ecoprint pada media kulit khususnya kulit domba menghasilkan motif bunga dan daun yang tercetak indah dengan garis-garis motif yang tegas dan warna yang lebih bervariasi jika dibandingkan dengan saat mengaplikasikannya pada media kain karena daya serap kulit lebih 47Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarinimaksimal dan dapat mengikat warna beberapa kali lebih kuat dan tidak mudah luntur. G. Teknik Pembuatan EcoprintEcoprint merupakan teknik pencetakan motif pada kain yang mulai dikenal luas dan diminati berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan ecoprint memiliki teknik pembuatan yang hanya memanfaatkan bahan yang berasal dari sumber daya alam sehingga pengolahannya terbilang jauh lebih ramah lingkungan serta sangat ekonomis karena alat dan bahan-bahan yang digunakan sangat mudah ditemukan disekitar tempat tingal. Pembuatan ecoprint terdiri dari 3 teknik yaitu Steam dikukus, pounding dipukul, dan steam bisa diterapkan pada setiap daun dan beberapa bagian tumbuhan lainnya pada semua jenis tumbuhan, akan tetapi jejak yang dihasilkan bisa saja tidak bagus atau bahkan tidak muncul sama sekali, yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan seperti tekstur daun yang cenderung lemah dan melebur saat dilakukan pengukusan, proses transfer warna yang dihasilkan cenderung tidak sesuai dengan warna asli tumbuhan, hingga jejak motif yang tidak kuat atau lebih mudah luntur saat menggunakan teknik steam akan tetapi cenderung lebih kuat saat menggunakan teknik lain, sehingga beberapa jenis tumbuhan diolah dan diproses dengan menggunakan teknik lain yang kemungkinan menghasikan jejak lebih kuat dan jelas. Teknik steam ini juga terbilang lebih simpel dan cepat dalam proses pembuatannya, selain itu juga menghasilkan motif lebih beragam warna yang tidak bisa kita prediksi sebelumnya Naini, 2021. Teknik pounding merupakan teknik paling sederhana dalam pembuatan ecoprint karena teknik pounding dilakukan tanpa melalui proses pewarnaan dan pemanasan seperti 2 teknik lainnya Saraswari, et al, 1029. Selain prosesnya, teknik pounding juga dipilih untuk beberapa jenis daun tertentu yang kemudian akan 48 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintmenghasilkan warna asli daunnya. Teknik pounding juga digunakan untuk desain tata letak penyusunan daun yang lebih terstruktur dan lebih rapih serta lebih dapat diprediksi hasil akhirnya. Teknik ini juga dilakukan untuk beberapa daun yang menghasilkan jejak lebih cantik saat dipukul dari pada saat dikukus maupun direbus melalui proses pemanasan. Teknik rebus dilakukan jika bahan dasar yang digunakan adalah kulit dan atau kertas. Teknik rebus merupakan alternatif lain selain teknik pembuatan ecoprint pada kain, yang memiliki karakteristik tersendiri Fazruza, 2018. Teknik rebus ini memiliki cara kerja yang hampir sama dengan teknik steam akan tetapi pada teknik ini kulit digulung menggunakan pipa karet lalu diikat langsung tanpa dicabut terlebih dahulu, sedangkan kertas digulung menggunakan roll kayu dengan cara yang sama seperti pada kulit, kemudian direbus. Produk jadi yang dihasilkan merupakan sepatu, tas, dompet, hingga hiasan dinding. H. Karakteristik Tumbuhan pada Motif EcoprintPemilihan jenis tumbuhan dan bagian-bagian yang digunakan dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan kreatitas serta jenis motif yang diinginkan atau sesuai tema dengan mengutamakan bentuk bagian-bagian tumbuhan dan keunikan yang dimiliki tumbuhan terpilih. 1. Air Mata Pengantin Antigonon Leptopus Hook. & ArnBunga air mata pengantin masuk ke dalam jenis tumbuhan merambat liana yang memiliki batang berusuk dengan panjang sekitar 3-7 cm setiap ruas rusuknya, dengan daun berbentuk jantung berwarna hijau dengan permukaan daun yang bergelombang dan panjang daun sekitar 5–10 cm. Bunga majemuk yang tersusun pada malai dan tumbuh dari ketiak daun, mahkota bunga terdiri dari 5 lembar berwarna merah jambu atau putih yang masing-masing memiliki panjang 7 mm. Bentuk dua mahkota yang lebih 49Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarinidalam meruncing, sedangkan tiga mahkota terluar bulat telur atau menyerupai jantung Ismail, 2016. Pemanfaatan bunga air mata pengantin sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam pada media kain dan menghasilkan jejak motif yang sangat jelas dan tegas, berwarna hijau pekat dan atau abu keunguan dengan jejak garis pertulangan daun yang sempurna, menyerupai daun aslinya. Gambar Air Mata PengantinSumber Gambar Dokumen Pribadi2. Akalifa Acalypha Wilkesiana Mull. ArgDaun akalifa dimanfaatkan sebagai motif pada ecoprint karena bentuknya yang unik dengan tipe daun tunggal berseling, lonjong, tepi bergerigi, ujung meruncing, berbintik, tulang menyirip, warna merah kecoklatan atau krim sedikit kehijauan Liyanti et al, 2015. Akalifa mentransferkan motif cantik berwarna akhir hitam atau abu-abu keunguan, sehingga penggunaannya lebih diutamakan pada kain basic tanpa pewarnaan atau iron blanket agar jejak 50 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintmotif yang muncul tampak nyata dan jelas. Menurut Paraswati dan Subarnas 2018 Akalifa memiliki daun yang menyerupai bentuk hati, daun lebar, dengan tepi bergerigi, berambut halus, dengan perpaduan warna hijau, ungu, merah hati, dan kehitaman, sehingga motif yang muncul juga berbentuk hati menyerupai aslinya dengan bentuk lebih beragam mengikuti lipatan-lipatan yang terbentuk sesuai posisi dan letak yang dilakukan pada saat penyusunan, memiliki jejak yang tegas dengan menggunakan media kain, baik basic maupun berwarna iron blanket menggunakan pewarna alam tumbuhan yang terang seperti secang yang menghasilkan warna merah cerah, atau tumbuhan lain yang menghasilkan warna hijau terang Green light, kuning dan warna-warna cerah lainnya. Gambar AkalifaSumber Gambar Dokumen Pribadi 51Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarini3. Alpukat Persea Americana MillAlpukat adalah tumbuhan berpohon kecil dengan tinggi 3–10 m. Daun alpukat tunggal dengan tangkai yang panjangnya 1,5–5 cm, berwarna hijau, letaknya berdesakan pada ujung ranting, berbentuk jorong hingga bulat telur memanjang, cukup tebal, tulang daun menyirip, daun muda berwarna kemerahan dengan rambut rapat sedangkan daun tua berwarna hijau dan gundul Nasution, 2020. Pada ecoprint, daun alpukat dimanfaatkan sebagai motif, dan lebih diutamakan atau lebih cocok menggunakan teknik pounding untuk mentransferkan motif dengan warna hijaunya pada kain, membuat motif yang muncul lebih menarik dibandingkan dengan menggunakan teknik steam karena motif yang muncul dalam teknik ini hanya meninggalkan jejak kurang jelas dengan warna keruh atau terkadang tidak meninggalkan jejak sama AlpukatSumber Gambar Dokumen Pribadi 52 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint4. Begonia Begonia Grandis DryandBegonia merupakan jenis tumbuhan herba, berperawakan kecil, berdaun tunggal dengan bentuk daun oval dengan lengkungan di tepian daun, permukaan daun berbulu halus dan bawah daun licin, berukuran daun besar, sedang hingga kecil. Daun berwarna merah muda hingga merah, pada beberapa daun ada yang bercorak dengan warna lebih gelap Siregar, 2017. Pemanfaatan daun begonia sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik rebus pada media kulit. Mentransferkan motif abstrak berwarna biru dengan bercak-bercak putih tak beraturan yang menambah nilai seni pada setiap karya ecoprint. Gambar BegoniaSumber Gambar Dokumen Pribadi 53Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarini5. Beringin Dolar Ficus Microcarpa beringin dolar Ficus microcarpa memiliki daun tunggal dengan letak daun selang seling, berbentuk bulat atau oval, tepi daun merata, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul dengan permukaan daun bertekstur kasar, sedikit tebal, tulang daun menyirip dan memiliki panjang daun 5–10 cm dan lebar 2–10 cm Chandrasekar et al, 2016. Pemanfaatan daun beringin dolar sebagai motif pada ecoprint digunakan pada media kain, Menurut Hamidah 2017 beringin dolar Ficus microcarpa memiliki jenis daun yang mengandung air cukup banyak dilihat dari daunnya yang tebal, sehingga jejak motif basic yang muncul dengan menggunakan teknik steam atau dikukus hanya jejak bayangan bulat-bulat cantik menyerupai sisik berwarna putih, sehingga dalam hal ini penggunaan daun beringin dolar sebagai motif pada ecoprint dilakukan pewarnaan terlebih dahulu menggunakan pewarnaan alam seperti secang dengan cara perendaman untuk menghasilkan motif berwarna merah Beringin DolarSumber Gambar Dokumen Pribadi 54 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint6. Bodhi Ficus Religiosa LPohon bodhi merupakan pohon besar dengan tinggi yang dapat mencapai 30 meter dengan diameter batang hingga 3 meter. Pohon ini dikenal sebagai pohon panjang umur karena berumur sangat panjang yakni 1000 hingga 1500 tahun lamanya bahkan lebih Susanti et al, 2020. Memiliki bentuk daun bulat telur–jorong, pertulangan daun menyirip dan urat daun berbentuk jala dengan ujung meruncing yang khas, bagian pangkal membulat–runcing, dengan tepi daun bergerigi–berombak, permukaan daun kasar. Memiliki panjang 8–18 cm, lebar 7–10 cm, dan tangkai daun 7–11 cm dan daun berwarna hijau-hijau muda Hasanah, et al, 2017. Daun pohon bodhi Ficus religiosa dimanfaatkan sebagai motif pada ecoprint dengan menggunakan teknik steam pada media kain, memunculkan motif cantik berwarna silver dengan semburat bintik-bintik berwarna abu-abu gelap-hitam yang menyebar di tengah dan berderet di bagian tepi yang memperindah motif pada kain berpadu dengan hasil bentuk yang menyerupai wayang kulit gunungan. Gambar BodhiSumber Gambar Dokumen Pribadi 55Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarini7. Bunga Sepatu Hibiscus Rosa-Sinensis L.Bunga sepatu adalah salah satu jenis tumbuhan yang memiliki banyak kegunaan bagi manusia di antaranya digunakan sebagai tanaman hias, tanaman obat, hingga bahan makanan. Di Indonesia bunga sepatu lebih dikenal sebagai tanaman hias atau bunga pagar karena bunga sepatu memiliki berbagai karakter bunga dengan berbagai warna maupun bentuk mahkota yang beranekaragam Silalahi, 2019. Bunga sepatu memiliki jenis bunga tunggal yang muncul dari ketiak daun dengan kalik tambahan epikalik berjumlah 5–7 braktea dengan panjang sekitar 1 cm, dan panjang kelopaknya 2,5 cm. Korolla berjumlah 5 helaian yang berbeda dalam ukuran dan berwarna merah atau warna lainnya dengan bentuk tunggal maupun ganda yang meiliki umur pendek atau tidak dapat bertahan lama, memiliki mahkota bunga berwarna putih, kuning dan atau merah. Bunga memiliki simetri radial dengan kalik yang berbentuk menyerupai cup dengan 5 petal yang saling berhubungan, tangkai sari muncul dari stamen dan memiliki stigma dengan lobus berambut Esseitt & Iwok, 2014. Bagian tumbuhan yang digunakan pada ecoprint adalah bagian bunganya pada media kertas dan kulit dengan teknik rebus. Mentransferkan motif abstrak berwarna biru keunguan dengan semburat-semburat putih yang menambah nilai pada setiap karya ecoprint. pemanfaatan bunga sepatu sebagai motif pada media kain tidak disarankan karena cenderung tidak tahan lama dan mudah luntur, sehingga bunga sepatu hanya digunakan pada media kertas dan kulit. 56 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Bunga SepatuSumber Gambar Dokumen Pribadi8. Cemara Gunung Casuarina Junghuhniana cemara gunung merupakan daun majemuk berwarna hijau gelap hingga terang, memiliki daun ramping dan runcing berbentuk jarum, tersusun berhadapan atau berseling dengan helaian daun yang panjang Ali, 2016. Pemanfaatan daun cemara gunung pada ecoprint dilakukan dengan menggunakan teknik steam dikukus pada kain dengan cara dipereteli satu-persatu helaian daunnya yang disusun secara acak di atas kain, Mentransferkan garis putus-putus dengan warna abu-abu kehitaman yang cantik dan memberikan kesan artistik yang kuat karena motif yang muncul selalu dengan bentuk sangat beragam dan berbeda dari setiap sudut pandang. Namun secara umum akan terlihat garis putus-putus memanjang–melengkung, dengan bulatan hitam berekor bayangan yang merupakan pangkal dari daun yang menyerupai benda jatuh dari ketinggian yang sekilas tampak seperti benda-benda langit beristilah meteor atau bintang jatuh dari sudut pandang seni art. 57Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Cemara gunungSumber Gambar Dokumen Pribadi9. Cemara Laut/Cemara Udang Casuarina Equisetifolia L.Cemara laut/cemara udang atau sebutan lainnya Australian pine dan beach she-oakadalah pohon artistik dengan batang yang tinggi dan berbentuk kerucut Farma et al, 2018. Pemanfaatan cemara laut pada ecoprint adalah bagian daunnya yang berbentuk ramping, tipis-tipis dan runcing, seperti menjari dengan warna hijau pekat. Permukaan daun berserat lilin, pada saat terkena air daun terlihat tidak basah Cibro, 2019. Sehingga pada ecoprint daun cemara laut digunakan dalam jumlah banyak dengan atau tanpa dipereteli satu persatu seperti pada cemara angin, karena bentuk daunnya yang lebih unik ketika digunakan langsung satu kesatuan utuh yang dapat mentransferkan motif berwarna kuning keemasan, sehingga motif yang uncul lebih berkarakter. Digunakan pada teknik steam dikukus pada media kain baik basic maupun pewarnaan. 58 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Cemara LautSumber Gambar Dokumen Pribadi10. Daun Anting-Anting Acalypha Indica L.Tumbuhan anting-anting adalah tumbuhan herba semusim yang memiliki aroma khas, dengan tinggi rata-rata tumbuhan 30-50 cm, bercabang dan tumbuh ke atas, dengan daun bulat lonjong, tepi daun bergerigi, dan merupakan daun tunggal bertangkai pendek, ujung daun meruncing, dan pangkal daun tumpul. Permukaan daunnya licin, daging daun tipis, dan tulang daun menyirip, daun berwarna hijau dengan panjang 2,5 cm Handayani et al, 2018. Pada ecoprint tumbuhan anting-anting dimanfaatkan daunnya sebagai motif, karena bentuknya yang unik dan sangat mudah ditemukan di pinggir jalan dan lahan-lahan terbuka seperti lapangan dan lainnya karena tumbuhan anting-anting juga dikenal sebagai tumbuhan gulma yang artinya tumbuh pada tempat, kondisi, dan waktu yang tidak diinginkan oleh manusia Susanti, 2018. Daun anting-anting mentransferkan jejak motif dan warna asli daun pada kain basic dengan menggunakan teknik pounding dipukul. Disusun dan disesuaikan dengan kreativitas pada proses pembuatannya, untuk hasil yang lebih maksimal. 59Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Daun Anting-AntingSumber Gambar Dokumen Pribadi11. Eukaliptus Eucalyptus Camaldulensis Dehnh.Pohon eukaliptus sangat tinggi hingga mencapai 100 m dengan batang pohon yang lurus, kulit kayu/batang mengelupas. Daun berbentuk bulat memanjang dengan ujung meruncing, permukaan daun berwarna kebiruan atau terlihat sedikit perak, mengeluarkan aroma khas saat daun diremat atau dihaluskan, dengan panjang 20-50 cm dan lebar 4-6 cm Koswandy dan Ramadhania, 2016. Eukaliptus digunakan sebagai motif pada ecoprint baik daun dan juga kulit batang, yang keduanya memiliki karakter jejak motif yang unik pada kain, baik basic maupun motif dengan warna coklat terang hingga cream dengan semburat dan bintik-bintik hitam pada daun yang tidak dilakukan pewarnaan dan berwarna merah keunguan pada daun yang melalui proses perendaman secang. Sedangkan motif yang muncul dari kulit batang berwarna coklat kekuningan dengan jejak jelas berbentuk serpihan kulit. 60 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar EukaliptusSumber Gambar Dokumen Pribadi12. Jambu Biji Psidium Guajava L.Jambu biji memiliki habitus semak atau perdu dengan tinggi yang dapat mencapai 9 meter dengan daun tunggal berbentuk lonjong yang memiliki aroma khas saat diremat atau dihaluskan. Daun bersilang dengan posisi daun saling berhadapan dan tulang daun menyirip Fadhilah et al. 2018. Daun jambu biji digunakan sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus menghasilkan jejak motif pertulangan daun yang jelas berwarna coklat pekat sedikit kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan pada bagian atas daun menghasilkan jejak motif yang sangat tipis menyerupai bayangan berwarna hijau terang dengan corak titik-titik membentuk garis tepi motif. 61Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Jambu BijiSumber Gambar Dokumen Pribadi13. Jambu Monyet/Mete Anacardium Occidentale L.Jambu monyet atau jambu mete memiliki daun tunggal juga daun tidak lengkap dikarenakan tangkai daun petioles dan helaian daun lamina atau disebut dengan bertangkai. Daun berbentuk bulat lonjong dengan percabangan condong ke arah atas dan mendatar, daun muda berwarna hijau kekuningan dan hijau kemerahan sedangkan daun tua berwarna hijau hingga hijau tua. Tepi daun rata, permukaan atas dan bawah daun halus. Bentuk tulang daun menyirip dengan arah sejajar Haryudin & Otih, 2016. Daun jambu monyet atau mete ini digunakan sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dengan jejak motif mirip dengan jambu biji akan tetapi sedikit lebih abstrak dengan jejak motif berwarna biru gelap dan sedikit abu-abu dengan bintik-bintik seperti gelembung yang menyebar membentuk motif daun yang unik. 62 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Jambu MonyetSumber Gambar Dokumen Pribadi14. Janda Bolong Monstera Deliciosa Liebm.Janda bolong merupakan tanaman hias rambat dengan perakaran serabut dan batang halus silinder, memiliki panjang ruas 1 hingga 6 cm. Daun tungal berbentuk oval dengan bolong-bolong pada permukaannya. Daun berwarna hijau, dengan tepi daun merata, ujung daun meruncing dan pertulangan daun yang menyirip Rahman, 2018. Pemanfaatan daun janda bolong sebagai motif pada ecoprint pada media kulit dan menggunakan teknik rebus menghasilkan jejak motif daun yang sangat jelas berwarna putih tulang dengan bolong-bolong pada tengahnya yang menambah nilai seni tersendiri pada motif ini. 63Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Janda BolongSumber Gambar Dokumen Pribadi15. Jarak Kepyar Ricinus Communis L.Jarak kepyar adalah tumbuhan perdu atau terna dengan tinggi 1–4 meter. Daun jarak kepyar berbentuk menjari dengan jumlah helai berkisar antara 5 hingga 11 helai, tepi daun bergerigi dengan lekukan daun yang dangkal sampai dalam, berwarna hijau muda hinga hijau tua, serta ada juga yang berwarna kemerahan dan mengkilap. Tangkai daun memanjang dan kuat dengan panjang 17 sampai 40 cm Putri et al, 2019. Pemanfaatan daun jarak kepyar sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding menghasilkan jejak motif jelas berwarna hijau yang lama kelamaan akan berubah menjadi hijau kecoklatan dengan tulang daun berwarna putih, dan menghasilkan jejak motif jelas berwarna kecoklatan dan sedikit perak pada teknik steam dengan bentuk tulang daun yang jelas dan berwarna krim/cream. 64 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Jarak KepyarSumber Gambar Dokumen Pribadi16. Jarak Pagar Jatropha Curcas L.Jarak pagar merupakan tanaman perdu yang tingginya berkisar antara 1–5 meter. Dengan daun tunggal dan pertumbuhan daun yang berseling. Daun berbentuk jantung atau bulat telur, helai daun bertoreh, berlekuk dan bersudut 3 atau 5. Pangkal daun berlekuk dan ujung daun meruncing dengan pertulangan daun menjari 7–9 tulang utama Riani, 2018. Pemanfaatan daun jarak pagar sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus menghasilkan jejak motif yang berlekuk jelas berwarna krim/cream pada teknik kain iron blanket ditutup dengan kain yang dilakukan pewarnaan dengan jejak tulang daun berwarna putih dan jejak motif berwarna hijau pudar pada teknik kain tanpa pewarnaan. 65Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Jarak PagarSumber Gambar Dokumen Pribadi17. Jarak Tintir Jatropha Multida L.Jarak tintir atau pohon yodium adalah jenis tumbuhan yang berbentuk semak yang berakar tunggang. Jarak tintir memiliki karakteristik daun tunggal yang unik berwarna hijau dan menyebar, dengan bentuk menyerupai hati dengan ujung daun meruncing, pangkal daun membulat dengan panjang 15 – 20 cm dan lebar 2,5 – 4 cm. Daun memiliki cangap dan pertulangan daun menjari dengan tepi daun yang rata. Pemanfaatan daun jarak tintir sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik stream, menghasilkan jejak motif yang jelas berwarna hijau mint pada permukaan daun dengan jejak pertulangan daun yang jelas, yang bila dilihat dari kacamata seni sekilas berbentuk menyerupai butiran-butiran salju. 66 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Jarak TintirSumber Gambar Dokumen Pribadi18. Jarak Wulung/Merah Jatropha Gossypifolia L.Jarak merah atau wulung masuk kedalam kelompok tumbuhan berdaun tidak lengkap karena daunnya hanya memiliki tangkai daun petiolus dan helaian daun lamina. Daun berbentuk bulat, daging daun tipis dan lunak herbaceus, tepi daun bergerigi dan ujung daun meruncing, memiliki 3 atau 5 lobus dan pertulangan daun menjari. Daun berwarna keunguan dan tertutup glandular, yang seiring bertambah tuanya daun akan berubah warna menjadi hijau terang Riani, 2018. Pemanfaatan daun jarak wulung sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus dengan teknik kain mirror cermin menghasilkan jejak motif yang jelas berwarna hijau tua pada permukaan atas daun dan hijau kekuningan pada permukaan bawah daun dengan jejak pertulangan daun yang lebih jelas. 67Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Jarak WulungSumber Gambar Dokumen Pribadi19. Jaranan/Kayu Tammate Lannea Coromandelica Houtt.Jaranan merupakan tanaman habitus, dengan tinggi pohon mencapai 6–8 meter. Daun majemuk gasal ganjil, bentuk anak daun bulat memanjang, ada bekas ibu tangkai daun pada cabang/ranting, pertulangan daun menyirip dan daun berwarna hijau pucat Nurzakinah, 2021. Pemanfaatan daun kayu jaranan sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus menghasilkan jejak motif yang jelas berwarna kuning terang keemasan dengan garis tepi line berwarna coklat pekat hingga hitam dan jejak pertulangan daun berwarna putih, membentuk motif dengan susunan daun yang unik dan berkarakter tegas. 68 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar JarananSumber Gambar Dokumen Pribadi20. Jati Tectona Grandis jati memiliki tinggi mecapai 30–35 meter, dengan ciri khas selalu menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan. Daun tunggal, bertangkai pendek, memiliki duduk daun berseling dan berhadapan, daun berbentuk bulat telur–elips, panjang daun antara 23–40 cm dan lebar daun 11-21 cm. Daun yang masih muda tunas berwarna coklat kemerahan Fauzi, et al, 2020. Pemanfaatan daun jati sebagai motif pada ecoprint menggunakan daun muda dengan teknik pounding dan steam. Pada teknik pounding menghasilkan jejak motif yang tegas dan jelas berwarna keunguan hingga kecoklatan dengan jejak pertulangan daun berwarna lebih terang yaitu putih atau cream/krim. Sedangkan pada teknik steam menghasilkan jejak motif lebih pekat berwarna ungu kemerahan dan jejak pertulangan daun berwarna ungu. 69Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniPohon jati memiliki jenis bunga yang bersifat majemuk yang terbentuk dalam malai bunga yang tumbuh terminal pada ujung atau tepi cabang. Malai bunganya terdiri dari ratusan bunga kecil, berwarna putih dan berbulu halus. Bunga jati berumah satu yaitu putik dan benang sari berada dalam satu bunga, dengan mahkota yang menyatu sebanyak 6 sampai 7 helai. Bentuk bunga berkarang dan tersusun menyerupai anak payung dan menggarpu. Kelopak bunga berbentuk jantera corong dan memiliki tabung berukuran pendek, berwarna putih, dan leher tidak berambut Murtinah, 2015. Pemanfaatan bunga Jati sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dan menghasilkan jejak motif abstrak menyerupai karya seni lukis yang menyebar dengan garis-garis berwarna ungu dan hijau serta bintik-bintik membentuk bunga berwarna ungu pada setiap JatiSumber Gambar Dokumen Pribadi 70 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint21. Jenitri Elaeocarpus Sphaericus Gaertn.Pohon Jenitri atau Ganitri merupakan tumbuhan berhabitus pohon dengan tinggi mencapai 20–30 meter. Daun tunggal dan tersebar dengan bentuk daun lonjong, tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal daun meruncing, memiliki panjang daun 8–20 cm dan lebar 3–6 cm, bertangkai pendek, dengan pertulangan daun menyirip, dan daun berwarna hijau Agustina, 2013. Pemanfaatan daun Jenitri sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus menghasilkan jejak motif yang sangat unik pada bagian permukaan atas daun karena memberikan 2 layer yang berbeda anatar bagian luar dan dalam. Layer atau lapisan luar ke tepi daun berwarna coklat keemasan sedangkan bagian tengah daun layer dalam berwarna putih hingga silver dengan gradasi abstrak. Sedangkan untuk bagian permukaan bawah daun berwarna coklat dengan jejak pertulangan daun yang JenitriSumber Gambar Dokumen Pribadi 71Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarini22. Kalpataru/Sandbox Tree Hura Crepitans L.Kalpataru atau pohon roda adalah tumbuhan berhabitus pohon berdaun tunggal dengan permukaan daun licin dan mengkilap, berbentuk bulat dengan tepi daun bergerigi, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, dengan pertulangan daun menyirip, dan daun muda berwarna hijau dan daun tua berwarna hijau tua Rahayu, 2019. Pemanfaatan daun kalpataru sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding dipukul dan steam dikukus. Pada teknik pounding menghasilkan jejak motif jelas berwarna hijau kecoklatan dengan pertulangan daun jelas dan berwarna lebih terang. Sedangkan pada teknik steam jejak pertulangan daun terlihat lebih jelas berwarna putih dan kontras dengan motif berwarna hijau KalpataruSumber Gambar Dokumen Pribadi 72 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint23. Kamboja Adenium Obesum Forssk.Tanaman Kamboja berukuran tinggi mencapai 3–7 meter dengan bunga bergerombol 3–5 bunga pada ujung cabangnya, yang memiliki lima helai kelopak besar dengan bentuk hampir sama, dengan tangkai mahkota berkisar 20–40 cm. Bunga berbentuk corong dengan mahkota bunga berwarna merah muda Aryani & Pharmawati, 2015. Pemanfaatan bunga Kamboja sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik rebus pada bahan kulit menghasilkan jejak motif yang jelas berwarna abu-abu kebiruan dengan sedikit bercak berwarna putih. Gambar KambojaSumber Gambar Dokumen Pribadi24. Kapuk Randu Ceiba Pentandra L.Pohon Kapuk Randu memiliki ketinggian mencapai 8–30 meter dengan daun majemuk dan pertulangan daun menjari, berselang-seling dan berkerumun pada ujung dahan. Memiliki 5–9 anak daun, dengan lebar 1,5–5 cm, berbentuk lonjong hingga 73Neli Sulastri, Henri, & Dian Akbarinilonjong sungsang, dengan ujung daun meruncing. Daun bagian atas berwarna hijau tua dan hijau muda pada bagian bawah daun Ninulia, 2016. Pemanfaatan daun Kapuk Randu sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding menghasilkan jejak motif berwarna hijau pudar atau kecoklatan dengan garis tepi jelas dan tulang daun berwarna lebih terang, merupakan jenis daun paling digemari idola pada ecoprint dalam teknik pounding karena bentuk daunnya yang unik, berkarakter, juga warna dan jejaknya yang mudah menyerap serta melekat dengan kuat. Gambar Kapuk RanduSumber Gambar Dokumen Pribadi25. Karet Hevea Brasiliensis Willd.Pohon Karet merupakan tanaman berbatang besar dengan tinggi mencapai 25 meter. Memiliki struktur daun yang terdiri dari tangkai daun utama dengan panjang 3–20 cm dan tangkai untuk anak daun dengan panjang 3–10 cm. Satu helai daunnya memiliki 3 helai anak daun. Daun berbentuk elips dengan ujung daun meruncing dan tepi daun rata, daun karet berusia muda berwarna hijau dan daun karet tua berwarna kuning kemerahan Zulkii, 74 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintet al, 2016. Pemanfaatan daun karet sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus menghasilkan jejak motif berwarna keemasan dengan titik-titik hitam pada permukaannya dan garis tulang daun bagian tengah yang jelas. Gambar KaretSumber Gambar Dokumen Pribadi26. Kayu Afrika Maesopsis Eminii Engl.Kayu Afrika memiliki daun yang bersilang hampir berhadapan, tunggal, panjang daun 2-6 cm, panjang tangkai daun 6-12 cm, daun berbentuk bulat telur–jorong sampai bulat telur memanjang, dengan sistem pertulangan menyirip. Pertulangan daunnya terlihat jelas, dengan pangkal daun membulat sampai menjantung, ujung daun meruncing, tepi daun memiliki tekstur bergerigi dengan kedeluruhan daun berwarna hijau Supriadi, 2020. Pemanfaatan daun kayu Afrika sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik rebus pada media bahan kulit dan menghasilkan jejak motif yang sangat jelas dan tegas, berwarna hijau pekat dengan jejak garis pertulangan daun yang sempurna, menyerupai daun aslinya. 75Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Kayu AfrikaSumber Gambar Dokumen Pribadi27. Kedondong Spondias Dulcis ParkinsonPohon Kedondong memiliki jenis daun majemuk berbentuk jorong, ujung dan pangkal daun meruncing, pertulangan daun menyirip, dengan panjang daun 5–8 cm dan lebar daun 3–6 cm. Anak daun berpasang-pasangan, tepi daun rata, tata letak daun tersebar, permukaan daun licin dan mengkilat, dan daun secara keseluruhan berwarna hijau Bimantara, 2021. Pemanfaatan daun kedondong sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus dan menghasilkan motif bayangan berwarna putih terang keemasan, tidak ada jejak pertulangan daun namun terlihat unik. 76 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar KedondongSumber Gambar Dokumen Pribadi28. Kelor Moringa Oleifera Lam.Tanaman kelor merupakan tumbuhan perdu berupa semak atau pohon dengan tinggi mencapai 7–12 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur, dengan sirip tak sempurna, beranak daun gasal yang tersusun majemuk dalam satu tangkai sebesar ujung jari. Helaian daun berwarna hijau, dengan ujung daun tumpul dan pangkal daun membulat, tepi daun merata, dan pertulangan daun menyirip Veronika, 2017. Pemanfaatan daun kelor sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding dan menghasilkan motif berwarna hijau dengan pertulangan daun berwarna cream/krim terang. Susunan daunnya yang kecil-kecil dan bergerombol membentuk satu kesatuan utuh yang terlihat menyerupai pohon yang berdiri rindang dengan beberapa cabang dahan yang semakin tinggi maka semakin mengecil, memberi kesan teduh dan nyaman pada produk ecoprint. 77Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar KelorSumber Gambar Dokumen Pribadi29. Kenikir Cosmos Sulphureus Cav.Tanaman kenikir merupakan tanaman perdu yang memiliki akar tunggang dengan tinggi mencapai 75–100 cm. Daun kenikir termasuk daun majemuk dengan ujung daun meruncing, jenis pertumbuhan daun bersilang berhadapan, dengan tepi daun rata, panjang daun 15–25 cm dan berwarna hijau dan memiliki aroma khas saat diremat. Kenikir memiliki jenis bunga majemuk yang tumbuh diujung batang. Mahkota bunga terdiri dari 8 helai dan berwarna kuning Yumiko, 2018. Pemanfaatan bunga dan daun kenikir sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan jejak motif tegas dan kuat, dengan daun berwarna hijau dan bunga berwarna merah bata hingga merah pekat. 78 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Bunga KenikirSumber Gambar Dokumen Pribadi30. Kirinyuh Chromolaena Odorata L.Tumbuhan kirinyuh merupakan gulma yakni tanaman semak menahun yang masuk dalam golongan aster dengan tinggi mencapai 200 cm. Daunnya berbentuk oval, dengan bagian bawah lebih lebar dan menumpul dengan ujung daun meruncing. Tepi daun bergerigi dengan susunan daun berhadapan Pasaribu, 2019. Pemanfaatan daun kirinyuh sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding dipukul, menghasilkan jejak motif berwarna hijau tegas yang kelamaan dapat berubah menjadi hijau kecoklatan dengan ujungnya yang meruncing dan tepi daunnya yang bergerigi menjadikan motif terlihat lebih menarik. 79Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar KirinyuhSumber Gambar Dokumen Pribadi31. Kesumba Bixa Orellana L.Kesumba atau kesumba keling adalah perdu dengan tinggi pohon 2–8 meter. Daunnya tunggal, bertangkai panjang, dan besar. Helaian daun berbentuk bulat telur, dengan ujung daun meruncing dan pangkal daun rata atau berbentuk jantung. Daun berwarna hijau berbintik merah dengan tepi daun rata, pertulangan daun menyirip, panjang daun mencapai 8–20 cm dan lebar 5–12 cm Anggraini, 2017. Pemanfaatan daun kesumba sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan jejak motif yang sekilas menyerupai motif daun bodhi akan tetapi motif kesumba terlihat lebih ramping dengan warna yang juga berbeda yakni cream keemasan. 80 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar KesumbSumber Gambar Dokumen Pribadi32. Ketapang Terminalia Catappa L.Tumbuhan ketapang memiliki batang bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat dengan daun tersebar, dan sebagian besar berjejalan atau berdesakan pada ujung ranting. Ketapang memiliki tangkai daun yang pendek atau hampir duduk. Helaian daun bulat telur terbalik dengan ujung melebar dan pangkal daun menyempit. Daun memiliki panjang 8–38 cm dan lebar 5–19 cm. helaian daun pada pangkal berbentuk jantung dan terdapat kelenjar kiri dan kanan ibu tulang daun. Permukaan atas daun licin dan bagian bawah berambut halus. Umumnya daun berwarna hijau dan berubah kemerahan seiring waktu Musrini, et al, 2020. Pemanfaatan daun ketapang sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dipukul, menghasilkan motif berwarna kuning keemasan dengan bintik-bintik putih yang menyebar menjadi ciri khas unik pada motif daun ketapang ini. 81Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar KetapangSumber Gambar Dokumen Pribadi33. Ketapang Anggur Coccoloba Uvifera L.Ketapang anggur atau anggur laut memiliki daun berbentuk hampir bulat, basic berbentuk hati dengan tepi daun rata. Helaian daun berukuran antara 12–20 cm. Permukaan daun licin mengkilat berwarna hijau muda, yang kemudian berubah warna menjadi merah saat menua dan gugur Lena, 2018. Pemanfaatan daun ketapang anggur atau anggur laut ini sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif unik karena bentuknya yang bulat, menyerupai uchiwa kipas tradisional Jepang yang sempat menjadi trend di dunia motif dan tekstil Hartatik, et al, 2015. Motif daun ketapang anggur berwarna hijau muda yang cerah dengan jejak tulang daun yang jelas pada bagian pangkal daun yang dikelilingi bercak titik-titik kecil berwarna abu-abu hingga hitam yang menjadi nilai tambah pada motif daun ketapang anggur ini. 82 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Ketapang AnggurSumber Gambar Dokumen Pribadi34. Ketepeng Cina Senna Alata L.Daun ketepeng cina merupakan daun majemuk yang berbentuk jorong sampai bulat telur sungsang, menyirip genap yang berpasang-pasangan sebanyak 5–12 baris. Mempunyai anak daun yang kaku dengan panjang 5–15 cm dan lebar 2,5–9 cm, ujung daun tumpul dan pangkal daun meruncing, serta tepi daun yang rata. Pertulangan daunnya menyirip dengan tangkai anak daun yang pendek, dengan daun secara keseluruhan berwarna hijau Asmah, 2020. Pemanfaatan daun ketepeng cina sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik rebus pada kulit, menghasilkan jejak motif yang jelas berwarna hijau kecoklatan dengan garis putih-putih yang terbentuk dari jejak pertulangan daunnya memberi kesan segar dan mempertegas kesan alam pada kain. 83Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Ketepeng CinaSumber Gambar Dokumen Pribadi35. Ketul Merah Bidens Pilosa L.Ketul merah merupakan tanaman yang tingginya mencapai 120 cm, memiliki bentuk daun berseberangan dan dibagi menjadi 3 sampai 5 pucuk daun muda dengan garis tepi daun bergerigi, ujung daun melancip dan pangkal daun tumpul. Daun berbentuk oval dengan daun keseluruhan berwarna hijau Maghroh, 2019.Pemanfaatan daun ketul merah sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding dipukul dan steam dikukus dengan jejak motif yang berbeda. Pada teknik pounding, motif yang dihasilkan berwarna asli daun yakni hijau, sedangkan pada teknik steam, jejak motif yang dihasilkan berwarna kemerahan hinga jingga terang. 84 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Ketul MerahSumber Gambar Dokumen Pribadi36. Ketul Putih Bidens Alba L.Ketul putih memiliki jenis dan bentuk daun yang mirip dengan ketul merah, tinggi tanamannya juga mencapai 120 cm dan daun berwarna hijau keseluruhan Yue Wang et al, 2020. Pemanfaatan daun ketul putih sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik poundingdipukul dan steam dikukus, menghasilkan jejak motif sama-sama berwarna hijau, namuan pada teknik steam motif berwarna sedikit pucat atau hijau keputihan dengan jejak pertulangan daun yang jelas pada masing-masing teknik. 85Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Ketul PutihSumber Gambar Dokumen Pribadi37. Kiara Payung Filicium Decipiens Wight & ArnKiara payung merupakan pohon peneduh karena daunnya yang lebat dengan bentuk daun menyirip, berwarna hijau dan memiliki bintik-bintik samar di atasnya. Panjang daun 6–16 cm yang tumbuh berselang-seling Bari & Noguchi, 2017. Pemanfaatan daun kiara payung sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan jejak motif berwarna hijau dengan semburat putih-putih yang tebentuk dari pertulangan daunnya, jejaknya yang sedikit kabur memberi kesan hidup dalam air sehingga motif ini terlihat seperti rumput laut atau tumbuhan yang hidup didalam air sehingga sangat cocok jika dipadukan dengan kain basic dan motif lain yang berwarna lebih gelap. 86 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Kiara PayungSumber Gambar Dokumen Pribadi38. Lanang Oroxylum Indicum L.Lanang adalah pohon kayu lunak berukuran sedang yang tingginya mencapai 10–16 meter. Kayu lanang memiliki daun majemuk berbentuk bulat telur yang melebar, pertulangan daun menyirip. Daun bergelombang dan ujungnya meruncing, berwarna hijau dan menguning seiring usia daun dan gugurnya daun Putri & Kristi, 2020. Pemanfaatan daun lanang sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif tegas berwarna emas dengan jejak pertulangan daun berwarna putih yang menambah kesan tegas dan mahal pada motif daun lanang tersebut. 87Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar LanangSumber Gambar Dokumen Pribadi39. Mangkokan Polyscias Balfouriana AndréMangkokan merupakan tumbuhan menahun berupa perdu dengan daun berebentuk hampir bundar menyerupai mangkok, daun mencekung dan sedikit bergelombang, tepi daun bergerigi dengan pertulangan daun menyirip, permukaan daun tidak berbulu namun sedikit kasar, daun berwarna hijau dengan corak putih di tepian daunnya Thanusha, et al, 2019. Pemanfaatan daun mangkokan sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik rebus, menghasilkan motif berwarna putih dengan bentuk menyerupai kapas atau dengan lengkungan-lengkungan pada tepinya yang menyerupai awan. 88 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar MangkokanSumber Gambar Dokumen Pribadi40. Lohansung Podocarpus Macrophyllus Thunb.Lohansung merupakan jenis mangrove ikutan ini memiliki daun yang beraroma khas ketika diremat. Daun berseling, sederhana, kerapatan daun padat dan tersusun spiral. Daun berbentuk lanset linier melebar, daun pipih, pangkal dan ujung daunnya lacip tajam, sedikit bertekstur dan daun memiliki lapisan lilin sehingga terlihat mengkilap, dan daun berwarna hijau Qiao, et al, 2014. Pemanfaatan daun mangrove sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, setelah sebelumnya dilakukan perendaman daun pada rebusan kayu secang sehingga menghasilkan motif berwarna merah keunguan dengan bentuk yang unik. 89Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar LohansungSumber Gambar Dokumen Pribadi41. Mawar Cina Rosachinensis Jacq.Tanaman mawar merupakan tumbuhan berupa semak tahunan menahun. Bunga mawar memiliki malai sederhana dengan helaian mahkota bunganya selapis dan bersusun. Berbunga tunggal dengan mahkota bunga terdiri dari 5–7 lembar atau helai, berwarna merah dan beraroma wangi khas bunga mawar Dwiyanti, 2018. Pemanfaatan kelopak mawar sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding dipukul, menghasilkan motif berwarna kecoklatan dengan pinggiran motif membentuk 2 layer menyerupai bayangan. 90 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Mawar CinaSumber Gambar Dokumen Pribadi42. Pacira Pachira Aquatica Aubl.Pacira atau money tree adalah tanaman yang bisa tumbuh mencapai ketinggian 6–14 meter. Bentuk daunnya seperti tombak dengan pertulangan daun menjari menyerupai daun singkong, berwarna hijau mengkilap Halili, 2019. Pemanfaatan daun pacira sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif berwarna cream pucat dengan bercak hitam dan pertulangan daun berwarna putih. Motif daun pacira ini berbrntuk mirip motif daun singkong dan Randu akan tetapi motif pacira ini memiliki warna yang berbeda dari keduanya yakni bukan hijau seperti daun pada umumnya. 91Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar PaciraSumber Gambar Dokumen Pribadi43. Paku Perak Pityrogramma Calomelanos L.Pityrogramma calomelanosatau yang lebih dikenal paku perak karena entalnya ditutupi oleh sejenis tepung berwarna putih keabuan dari spora yang terletak di bagian bawah permukaan daun. Rumpun daunnya kecil, mempunyai ental berwarna hitam dan bersisik pada pangkalnya. Daun bergerigi dengan lebar daun rata-rata 1–2 cm, ujung daun lancip, dengan tulang daun menyirip Santuri, et al, 2020. Pemanfaatan daun paku perak sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif unik dengan jejak yang jelas dan tegas berwarna cream pucat kehijauan dengan bercak hitam dan pertulangan daun berwarna putih. 92 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Paku PerakSumber Gambar Dokumen Pribadi44. Pakis Rem Cina Pteris Vittata L.Paku atau pakis rem cina merupakan jenis paku yang memiliki khas berbeda dari jenis Pteris lainnya, yaitu tepi daunnya sederhana dengan tangkai pendek, panjang tangkai daun bisa mencapai 40 cm, bagian daun terlebar berada pada bagian atas daun secara keseluruhan, semakin ke atas semakin kecil. Daun menyirip dengan ukuran panjang daun antara 20–80 cm, pangkal daun berbentuk jantung hingga rata, pangkal anak daun umumnya lebih lebar dan memiliki cuping pada salah satu atau kedua sisi pangkal dengan pertulangan anak daun menggarpu dengan sorus terletak disepanjang pinggiran daun pada bagian tengah Mumpuni, 2016. Pemanfaatan daun paku rem cina sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif unik dengan jejak yang jelas dan tegas berwarna cream pucat kehijauan dengan bercak-bercak putih serta bulatan-bulatan kecil menyerupai gelembung yang menyebar pada motif. 93Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Pakis RemcinaSumber Gambar Dokumen Pribadi45. Pepaya Jepang Cnidoscolus Aconitifolius Mill.Pepaya jepang merupakan tumbuhan yang termasuk semak belukar dengan tinggi mencapai 6 meter, memiliki daun melengkung palmate dengan bunga berwarna putih Fatimah, 2019. Pemanfaatan daun pepaya jepang sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif unik berwarna cream pucat kecoklatan dengan pertulangan daun yang jelas berwarna terang. 94 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Paya jepangSumber Gambar Dokumen Pribadi46. Simpur/Sempur Dillenia Suffruticosa Griff.Simpur atau simpur air merupakan tumbuhan bercabang banyak yang memiliki daun berbentuk lonjong dan melebar pada bagian tengah dengan tepi bergelombang mengikuti pertulangan daunnya yang khas dan berkarakter. Daun muda berwarna merah kecoklatan yang kemudian mejadi berwarna hijau hingga hijau tua. Bunga simpur muncul di ujung ranting dengan bunga berwarna kuning Mardawani, 2021. Pemanfaatan daun simpur sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif berwarna hijau dengan bercak kuning serta pertulangan daun berwarna putih. 95Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar SimpurSumber Gambar Dokumen Pribadi47. Singkong Manihot Esculenta Crantz.Singkong merupakan tanaman pangan yang memiliki batang berdiameter sedang, dengan permukaan beralur dengan daun berbentuk jari, daun muda pucuk berwarna hijau muda dan daun dewasa berwarna hijau tua. Cuping daun berukuran lebar dengan jumlah tiap daun 5–7 helai, berbentuk lanset dengan ujung daun meruncing. Pertulangan daun menjari dengan permukaan atas dan bawah bagian pangkal, tengah dan juga ujung berwarna kuning Restiani, et al, 2014. Pemanfaatan daun singkong sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik pounding dipukul, menghasilkan motif berwarna hijau kecoklatan dengan pertulangan daun yang jelas berwarna putih. 96 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar SingkongSumber Gambar Dokumen Pribadi48. Tabebuya Handroanthus Chrysotrichus Mart.Handroanthus chrysotrichus yang sebelumnya dikenal dengan Tabebuia chrysotrichus merupakan tumbuhan yang memiliki daun berbentuk lonjong dan oval, bertekstur lembut. Tipe daun majemuk palmate terdiri dari 5 selebaran dengan susunan daun berlawanan Yuswandi, 2022. Pemanfaatan daun tabebuya sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif berwarna kuning keemasan dan pertulangan daun berwarna krim kecoklatan. Motif daun tabebuya ini berbentuk oval yang sekilas menyerupai bulu ayam atau angsa dengan warna yang sangat terang dan tegas. 97Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar TabebuyaSumber Gambar Dokumen Pribadi49. Waru Hibiscus Tiliaceus L.Waru atau lebih dikenal dengan nama waru laut merupakan tumbuhan tropis berbatang sedang yang memiliki daun bertangkai, tunggal, dan berbentuk jantung atau bulat telur dengan diameter sekitar 19 cm. Pertulangan daun menjari dan daun berwarna hijau, dengan bagian bawah daun bambut halus rapat berwarna keabuan. Bunga waru berdiri sendiri atau 2–5 dalam tandan, dengan 8–11 buah tajuk, berwarna kuning dengan pangkal mahkota bagian dalam berwarna keunguan, yang kemudian menjadi kuning kemerahan hingga kemerah-merahan Suwandi & Hendrati, 2014. Pemanfaatan bunga waru sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif dengan lekuk jejak yang jelas dan tegas berwarna krim hingga coklat pekat dengan serat-serat halus berwarna putih dan bagian tengah berwarna hitam melingkar. 98 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar WaruSumber Gambar Dokumen Pribadi50. Yerba Porosa/Ketumbar Bolivia Porophyllum Ruderale Jacq.Yerba porosa atau ketumbar bolivia merupakan tumbuhan tahunan yang bercabang banyak dengan daun berwarna hijau dan sedikit kebiruan di bawah sinar matahari. Daun berbentuk lonjong, terdapat kelenjar minyak transculent sepanjang tepian daunnya, dengan bunga berwarna ungu kehijauan hingga hijau kecoklatan Setyawati et al, 2015. Pemanfaatan daun ketumbar bolivia sebagai motif pada ecoprint menggunakan teknik steam dikukus, menghasilkan motif berwarna hijau kebiruan dengan bintik-bintik hitam pada bagian tepiyang menjadi keunikan tersendiri pada motif yang dihasilkan. 99Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Yerba PorosaSumber Gambar Dokumen PribadiI. Produk EcoprintEcoprint bergerak dalam bidang fashion sebagai produk fashion paling ramah lingkungan. Kelebihan dari produk ecoprint selain karena lebih ramah lingkungan, juga lebih nyaman dan tidak panas saat digunakan karena serat yang digunakan adalah serat alam dan bukan sintetis. Beberapa produk ecoprint yang ada di Bangka ecoprint selain bahan kain juga tersedia produk siap pakai seperti pakaian meliputi baju, celana, hijab segi empat, pashmina, tas, totebag, sepatu, dan lainnya. 100 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintJ. Upaya Pelestarian Ecoprint BangkaEcoprint merupakan langkah sederhana dalam mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah tekstil, tidak hanya dalam pembuatannya juga setelah penggunaan produknya, akan tetapi hingga saat ini kepedulian masyarakat khususnya masyarakat Bangka terhadap ecoprint masih belum terlihat. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan seperti pengajaran ecoprint pada siswa/siswi sekolah menengah sebagai ekstra kurikuler sekolah, mengadakan acara non-formal bersama ibu-ibu sekitar Koba belajar pounding sederhana, acara yang lebih besar seperti pelatihan ecoprint TP-PKK kabupaten Bangka Tengah yang diikuti kurang lebih 100 peserta dari berbagai desa dan kecamatan. Hingga berpartisipasi dalam acara bergengsi seperti Muffest Muslim Fashion Festival yang membawa nama Bangka Tengah dan Fashion Show Siswa/Siswi SMA Pangkalan BaruSumber Gambar Dokumen Pribadi 101Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniGambar Latihan Pounding Ibu-Ibu Kecamatan KobaSumber Gambar Dokumen PribadiGambar Pelatihan Ecoprint TP-PKK Kabupaten Bangka TengahSumber Gambar Dokumen Pribadi 102 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintGambar Muest/Muslim Fashion FestivalSumber Gambar Dokumen PribadiKeberadaan ecoprint Bangka sangat menguntungkan ditinjau dari sudut pandang pelestarian alam terutama dari pencemaran limbah tekstil, bidang pendidikan, penelitian, kesenian, tourisme, fashion dan ekonomi, sekaligus memperkuat budaya dan mengenalkan keanekaragaman tanaman yang belum banyak diketahui dapat dimanfaatkan. Ecoprint merupakan produk ramah lingkungan, suatu hasil karya yang tidak berdampak negatif dan merusak lingkungan juga alam sekitar tapi justru menjaga kelestarian alam. Ilmu dan penerapannya sangat bermanfaat tidak hanya di bidang kesenian dan fashion, tetapi dalam bidang pendidikan yang dapat disalurkan melalui ekstrakurikuler sekolah minat dan bakat dan lain sebagainya. Adanya upaya pelestarian ecoprint melalui seminar, pelatihan dan atau pengabdian masyarakat tentu saja dapat menjadi peluang bagi siapa saja dari berbagai kalangan, terutama yang membutuhkan suatu keterampilan untuk dapat menunjang tambahan sumber penghasilan pasca pandemi COVID-19 dengan memberdayakan sumber daya alam sekitar yang belum dimanfaatkan secara maksimal Aryani et al, 2022. 103BAB IVPENUTUPA. SimpulanBerdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa1. Ecoprint memiliki 3 teknik dalam mencetak motif pada media kain yakni pounding dipukul, steam dikukus, dan rebus. Media kulit dan kertas hanya menggunakan teknik rebus. 2. Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai motif pada ecoprint Bangka adalah sebanyak 50 jenis tumbuhan dari 26 famili dan motif yang dihasilkan sebanyak 60 Ecoprint hanya menggunakan bahan alam dalam pembuatan motifnya yakni beberapa bagian tumbuhan seperti daun, tangkai, bunga, buah, dan kulit batang sehingga tidak menimbulkan limbah yang dapat mencemari lingkungan dan pelestariannya terus meningkat seiring bertambahnya peminat ecoprint di SaranMasih banyak tumbuhan yang belum tereksplorasi di Bangka dan belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlunya penelitian lanjutan terkait ecoprint agar dapat diketahui lebih 104 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprintbanyak jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai motif pada ecoprint yang diharapkan dapat menjadi motif unggulan dari Bangka. 105DAFTAR PUSTAKAAbimanyu, Yoga dan Dina Srinindiati. 2019. Sejarah Terbentuknya Kepulauan Bangka Belitung Pangkal Pinang Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Kalpataru. 5 2 Ajeng Sulatul dan Nunuk Giari Murwandani. 2021. Penerapan Teknik Ecoprint pada Produk Non Bahan Sandang di Desa Simo Slahung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Seni Rupa. 9 2 Rosyi. 2013. Studi Usaha Tani Ganitri Elaeocarpus sphaericus Schum Di Desa Dondong Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap [SKRIPSI]. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Syahruddin. 2016. Analisis Sebaran Cemara Gunung Casuarina junghuhniana di Berbagai Ketinggian Kawasan Taman Hutan Raya TAHURA R. Soerjo Studi di Blok Lengkehan Wilayah Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu[SKRIPSI]. Malang Universitas Muhammadiyah B. Arini, Asti Musman. 2011. Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Gramedia Dwi. 2017. Kelayakan Pewarna Cat Body Painting Dari Bahan Dasar Ekstrak Biji Buah Kesumba Keling Bixa Orellana[SKRIPSI]. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 106 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintApriliana, Silviana Silvan dan Rodia Syamwil. 2014. Pengaruh Konstruksi Kain Terhadap Kualitas Batik dengan Teknik Wet on Wet WOW. Fashion and Fashion Education Journal. 3 1.Apriyani, Nani. 2018. Indistri Batik Kandungan Limbah Cair dan Metode Pengolahannya. JurnalMedia Ilmiah Teknik Lingkungan. 3 1 Putri Yunita Putu, dan Pharmawati Made. 2015. Pengamatan Morfologi Dan Anatomi Bibit Kamboja Jepang Adenium sp Akibat Perendaman Biji Dengan Kolkisin. JURNAL SIMBIOSIS. 3 1 322 – Nurul. 2020. Analisa Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Ketepeng Cina dari Bireum Bayeun, Aceh Timur. Jurnal Kimia Sains dan Terapan. 2 2.Bari, Nurul Ichsan dan Moguchi Hisashi Kato. 2017. Phytotoxic Effect if Filicium decipiens Leaf Extract. Am-Euras. J. Agric. & Environ. Sci. 17 4 288 – Jati. L, Hakim. K, Sukenti. 2015. Etnobotani rempah-rempah bahan pewarna tumbuhan dalam penciptaan karya seni tekstil. Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development. 6 2.Bimantara, Zamharika. 2021. Karakteristik Morfologi Tanaman Kedondong Spondias sp Di Kecamatan Rengat Dan Kecamatan Kampung Besar Seberang Kabupaten Indragiri Hulu [SKRIPSI].Riau Fakultas Pertanian Dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim M. Banumathi, Pawar, T. Somasundaram. 2016. Phytopharmacology of Ficus Religiosa. Jornal Pharmacognosy. 4 8.Cibro, Jimmy Ricardo. 2019. Tingkat Kerusakan Pohon Cemara Casuarina equisetifolia Di Kampus Universitas Sumatera Utara[SKRIPSI]. Medan Universitas Sumatera Utara. 107Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniDwiyanti, Albertin. 2018. Efek Ekstrak Bunga Mawar Rosa Damascena Mill Terhadap Penyembuhan Angular Cheilitis Yang Di Induksi Staphylococcus aureus Dan Candida albicans Pada Tikus Jantan Galur Wistar Rattus norvegicus[SKRIPSI]. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Baroto Walujo. 2011. Sumbangan Ilmu Etnobotani dalam Memfasilitasi Hubungan Manusia dengan Tumbuhan dan Lingkungannya. Jurnal BiologiIndonesia. 7 2 375 – NNS, Sukenti K, Muspiah A, Rohyani. 2019. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Komunitas Hindu Desa Jagaraga Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Biotropika Journal of Tropical Biology. 73 2019. Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbah. MODA. 1 1. Essiet, U. A. And E. S. Iwok. 2014. Floral and Leaf Anatomy Of Hibiscus species. American Journal Of Medical and Biological Research. 2 5 101 – Hibatullah. 2019. Kajian Motif Kain Cual Khas Bangka Belitung. Journal Pendidikan Seni Rupa. 8 1.Fadhilah, Annisa, Sri Susanti, dan Tumiur Gultom. 2018. Karakterisasi Tanaman Jambu Biji Psidium guajava L. Di Desa Namoriam Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Jurnal Seminar Nasional Biologi. 1 1.Farma, Albert, Hikmat Agus, Rinekso Soekmadi. 2018. Struktur dan Komposisi Vegetasi di Habitat Cemara Laut Casuarina equisetifolia L. pada Tiga Kawasan Konservasi di Provinsi Bengkulu. Journal of Natural Resources and Environmental Management. 9 3 596 – 607. 108 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintFauzi, Anis Muhamad, Hasna Tri Maria, Dedi Setiadi, Hamdan Adma Adinugraha. 2020. Morphology Variation Of Four Teak Species Tectona sp In Southeast Asia The Potential Of Tree Breeding And Its Biotechnology. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati. 5 2 115 – 123. Fazruza, M. 2018. Eksplorasi Daun Jati sebagai Zat Pewarna Alami pada Kain Katun sebagai Produk Pashmina dengan Teknik Ecoprint. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. 3 3 1 – Wendy. 2014. Eco Printing with Native Plants. Tutkey Red Journal a Journal Dedicated to Natural Dyes. 18 2. Hakim, Luchman. 2014. Etnobotani dan Manajemen Kebun-Pekarangan Rumah Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Agrowisata. Selaras A. Ferdin Jordan. 2019. Cytotoxic and Genotoxic Potential of the Money Tree Pachira aquatica Stem and Leaf Extracts. Science Diliman. 31 2 27 – 48. Hamidah, Emmy. 2017. Analisis Kelayakan Finansial Dan Ekonomi Usaha Tani Beringin Dolar Studi Kasus di Desa Tulungwanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. Jurnal Ilmu Pertanian. 1 1.Handayani, Selpida, Abd. Kadir, Masdiana. 2018. Prol Fitokimia dan Pemeriksaan Farmakognostik Daun Anting-Anting Acalypha indica. L.. Jurnal Fitofarmaka Indonesia. 5 1 258 – Ratna Endah Santoso, dan Tiwi Bina Affanti. 2015. Slashquilt Polos dan Slashquilt Motif pada Tekstil Pakaian Kerja Wanita. Jurnal Ilmiah Tekstil. 2 1.Hartatik, Ratna Endah Santoso, dan Tiwi Bina Affanti. 2015. Slashquilt Polos dan Slashquilt Motif pada Tekstil Pakaian Kerja Wanita. Jurnal Ilmiah Tekstil. 1 1 37 – 46. 109Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniHaryudin, Wawan dan Otih Rostiana. 2016. Tingkat Keragaman Tanaman Hasil Grafting Dari 16 Aksesi Jambu Mete Annacardium occidentale Hasil Eksplorasi Berdasarkan Karakter Morfologi Kualitatif dan Kuantitatif. Jurnal Bul. Littro. 27 2.Hasanah, Ummul, Saptasari murni, dan Dahlia. 2017. Studi Jenis Dan Potensi Obat Pada Tumbuhan Ficus. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. 2 7 986 – Retno dan Susilo, M. Edy. 2018. Fashion dan Gaya Hidup Identitas dan Komunikasi. Jurnal Ilmu Komunikasi. 6 2. Herlina, Maria Stevin., Felix Ari Dartono, Setyawan. 2018. Eksplorasi Eco Printing untuk Produk Sustainable Fashion. Jurnal Kriya. 15 2. Hidayat, Sopian., Agus Hikmat dan Ervizal. 2011. Kajian Etnobotani Masyarakat Kampung Adat Dukuh Kabupaten Garut, Jawa Barat. Media Konservasi. 15 3 Farisah. 2016. Eksplorasi Teknik Eco Dyeing dengan Tanaman sebagai Pewarna Alam. E-Proceeding of Art & Design. 2 3 Laode Muhammad, Muhammad Dasir, Risma Lila Maulani. 2019. Respon Terhadap Konik oleh Masyarakat Komunitas Kontu dalam Kawasan Hutan Lindung Jompi Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Jurnal Hutan dan Masyarakat. 11 1 33-40. Ismal, Ozlenen Erdem. 2016. Patterns from Nature Contact Printing. Journal of the Textile Association. 1 1 R. 2012. Textile Dyeing Industry an Enviromental Hzard, Open Access Journal Natural Science, 4 1. 110 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintKoswandy, Liza Fauziyyah dan Ramadhania, Zelika Mega. 2016. Kandungan Senyawa Kimia dan Bioaktivitas dari Eucalyptus globulus Labill. Jurnal Farmaka Universitas Padjadjaran. 14 2.Lena, Wirda. 2018. Isolasi dan Identikasi Senyawa Fenolik dari Daun Tumbuhan Anggur Laut Coccoloba uvifera L [SKRIPSI]. Medan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Herry. 2013. Batik. Yogyakarta Graha IlmuLiyanti Puspita Resi, Budhi Setia, Fathul Yusro. 2015. Studi Etnobotani Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Di Desa Pesaguan Kanan Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. Jurnal Hutan Lestari. 3 3 Hilyah dan Hadi Santoso. 2016. Strategi Mengenali Motif Khas Kain Tenun Cual Bangka dengan AHP. Informatics Journal. 1 3.Maghroh, Devie. 2019. Pengaruh Ekstrak Gulma Ajeran Bidens pilosa L. Terhadap Mortalitas Dan Perkembangan Larva Ulat Grayak Spodoptera litura[SKRIPSI]. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Atika. 2018. Motif dan Pewarnaan Tekstil di Home Industry Kaine Art Fabric “Ecoprint Natural Dye”[SKRIPSI]. Yogyakarta Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Danilesa, dan Prastyaningtyas, Wulansari. 2020. Perbedaan Hasil Pencucian Kain Batik Sintetis Remazol Menggunakan Lerak dan Detergen. Jurnal Teknologi Busana dan Boga. 8 1. Murtinah, Veronika, Marjenah, Af Ruchaemi, Daddy Ruhiyat. 2015. Pertumbuhan Hutan Tanaman Jati Tectona grandis di Kalimantan Timur. Jurnal AGRIFOR. 14 2. 111Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniMusrini, Eka, Muin Abdurrani, Burhanuddin. 2020. Pertumbuhan Tanaman Ketapang Terminalia catappa L. Dengan Penambahan Pupuk Organik Dan NPK Pada Tailing Di Persemaian. Jurnal Hutan Lestari. 8 1 198 – 210. Naini, Ulin. 2021. Penciptaan Tekstil Teknik Ecoprint dengan Memanfaatkan Tumbuhan Lokal Gorontalo. Journal Ekspresi Seni. 23 1.Nasution, Maulida Sari. 2020. Identikasi Tanaman Alpukat Persea americana Sebagai Tanaman Multi Purpose Tree Species MPTS Di Tiga Kabupaten Dataran Tinggi Di Sumatera Utara[SKRIPSI]. Medan Universitas Sumatera 2014. Mantra Ritual Ngancak dalam Tradisi Upadara Adat Perang Ketupat di Masyarakat Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung Kajian Sastra Lisan Ruth Finnegan [TESIS]. Yogyakarta Universitas Gadjah Pradhya Paramitha. 2016. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Randu Ceiba pentandra L. Terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA[SKRIPSI]. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Suci. 2021. Studi Literatur Tinjauan Molekuler Aktivitas Tanaman Kayu Tammate Lannea coromandelica Houtt. Merr. Sebagai Antikanker [SKRIPSI]. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Alauddin Noto., Suryaningrum Sri, Aryani Muji Kirana Putri, O. Marpuli Panggabean. 2020. The Development of Ecoprint Technique in Special Region of Yogyakarta. International Journal of Advanced Science and Technology. 29 2 1443-1447. 112 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintParaswati, dan Anas Subarnas. 2018. Aktivitas Tanaman Sablo Acalypha wilkesiana Sebagai Antikanker Farmaka Suplemen. 16 2.Pasaribu, T. Sabar. 2019. Formulasi Pasta Gigi Dari Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh Chromolaena odorata Sebagai Antibakteri Streptococcus Mutans[SKRIPSI]. Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan. Pitoyo, Agus Joko dan Hari Triwahyudi. 2017. Dinamika Perkembangan Etnis di Indonesia dalam Konteks Persatuan Negara. Populasi. 25 1 Portal Plant of the World Online. 2019. About the plants of the world online portal. [1 Juni 2022].Pratiwi, Anggraeini., setyawan dan Tiwi Bina Affanti. 2016. Batik Fraktal Kemajuan Teknologi Olah Visual Digital. Jurnal Ilmiah Tekstil. 3 1 39- RR. Nissa dan Dian Widiawati. 2014. Eksplorasi Teknik Ecoprint dengan Menggunakan Limbah Besi dan Pewarna Alami untuk Produk Fashion. Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain. 1 2.Pujilestari, Titiek. 2015. Review Sumber dan Pemanfaatan Zat Warna Alam untuk Keperluan Industri. Dinamika kerajinan dan Batik, 32 2 93 – Arimbi Aulia Wara dan Kristi Jesslyn Ivana. 2020. Eksplorasi Eco Printing Daun Lanang Dan Pewarnaan Alam Kayu Tegeran Pada Kain Rayon Sebagai Potensi Material Fashion Sustainable. Jurnal Seni Rupa. 9 2.Putri, Galuh Rahma Prandiny, Waluyo Budi, dan Noer Rahmi Ardiarini. 2019. Fenologi dan Penampilan Karakter Morfo-Agronomi Galur-Galur Jarak Kepyar Ricinus communis L. Cholchisine Treatment 5 Ct5. Jurnal Produksi Tanaman. 7 5 817 – 826. 113Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniRahayu, Mulyati dan Vera Budi Lestari Sihotang. 2013. Serat Kulit Kayu Bahan Sandang Keanekaragaman Jenis dan Prospeknya di Indonesia. Berita Biologi. 12 3.Rahman, Sari Rahayu. 2018. Variasi Morfologi Tumbuhan Famili Araceae di Wilayah Kabupaten Majene. Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Biologi. 2 8.Restiani Rini, Roslim Dewi Indriyani, dan Herman. 2014. Karakter Morfologi Ubi Kayu Manihot esculenta Crantz Hijau dari Kabupaten Pelalawan. JOM FMIPA. 1 2.Riani. 2018. Perbandingan Efektivitas Daun Jarak + Minyak Kayu Putih dengan Daun Jarak Tanpa Minyak Kayu Putih Terhadap Kesembuhan Perut Kembung pada Bayi 0 – 2 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2017/2018. Jurnal Ners. 2 2 71 – 81. Ristiani, Suryawati Isnaini. 2019. Eksplorasi Teknik Ecoprint pada Media Kulit. Jurnal Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik. 1 2.Riyardi, Agung. Setiaji, Bambang. Indra, Hasmarini Maulidyah. Triyono. 2015. Eni Setyowati. Analisis Pertumbuhan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Berbagai Provinsi di Pulau Jawa. Jurnal University Research Colloquium. 1 1. Roberto, Rfdinal dan Elvi Rusmyanto 2020. Etnobotani Pakaian Adat dalam Kegiatan Ritual Masyarakat Etnis Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat. Protobiont. 9 1 H., Sharma and Srivasta, M. 2011. Bio-colorants and Its Implication in Health and Food Industry – A Review. International Journal of Pharmacological Research, 3 1 2228 – Endah., Dyah Titis Kusma Wardani. 2019. Pemanfaatan Bahan Alami untuk Pengembangan Produk Ecoprint di Dukuh IV Cerme, Panjatan, Kabupaten Kulonprogo. Warta LPM. 22 1 18-26. 114 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintSaraswati, Ratna., Dewi Susilowati, Ratri Candra Restuti, Fajar Dwi Pamungkas. 2019. Pemanfaatan Daun untuk Ecoprint dalam Menunjang Pariwisata. Jakarta FMIPA Universitas Ratna., Susilowati, Dewi Ratri Cahndra, R., Fajar Dwi Pamungkas. 2019. Pemanfaatan Daun untuk Ecoprint dalam Menunjang Pariwisata. Departemen Geogra FMIPA Universitas Warad Fida., Puspitasari, Ainun Rahma., Dian Yanuarita P. 2021. Studi Literatur Pengolahan Warna pada Limbah Cair Industri Tekstil Menggunakan Metode Proses Adsorpsi, Filtrasi, dan Elektrolisis. TECNOSCIENZA. 5 2.Sedjati, Djandjang Purwo. 2019. Mix Teknik Ecoprint dan Teknik Batik Seni Kriya. 8 1.Silalahi, Marina. 2015. Etnobotani di Indonesia dan Prospek Pengembangannya. Biodiversitas. 16 1. Silalahi, Marina. 2019. Hibiscus rosa-sinensis L. Dan Bioaktivitasnya. Jurnal EduMatSains. 3 2 133 – Shila. 2017. Ethnobotanical Study of Wild Plants of Parsa Distric, Nepal. Ecoprint. 24 1 Yohana, Petra. 2017. Pengolahan Limbah Tekstil dan Batik di Indonesia. Jurnal Institut TeknologiBandung. 1 1.Soraya, Emma. 2019. Seberapa Luas Hutan yang Kita Perlukan?. Jurnal Ilmu Kehutanan. 13 1 2011. Deskripsi Kualitatif Sebagai Sati Metode dalam Penelitian Pertunjukkan. Jurnal Harmonia. 11 2 173-179Suparno, Ono. 2020. Potensi dan Masa Depan Serat Alam Indonesia sebagai Bahan Baku Aneka Industri. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 30 2 221 - 227. 115Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniSupriadi. 2020. Perbandingan Persentase Perkecambahan Kayu Afrika Maesopsis eminii Dengan Metode Skarikasi Tehnik Tanam Horizontal Dan Tehnik Tanam Vertikal Desa Bontolangkasa Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa [SKRIPSI]. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Merlis. 2018. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Anting-Anting Acalypha indica L. Sebagai Insektisida Nabati Ulat Krop Crocidolomia binotalis Z. Pada Tanaman Kubis Brassica oleraceae L. var. capitata [SKRIPSI]. Lampung Universitas Islam Negeri Raden Intan Tri, Musyaddad Kholid, Diandara Oryza, Wiji Utami, Marzuki Arsyad. 2020. Tumbuhan Khas Di Kawasan Candi Muaro Jambi Dalam Kajian Etnobotani Dan Potensi Ekonomi. Jurnal Biologi. 13 2 192 – Vivian Aprida., Ratna Endah Santoso dan Sarwono. 2018. Perancangan Motif Tekstil Menggunakan Serat Sanseviera untuk Menambah Keragaman Eco Textile. Jurnal Kriya. 15 2.Syatri, FR, Sitawati & Setyobudi, L. 2014. Kajian Etnobotani Masyarakat Desa berdasarkan Kebutuhan Hidup. Journal Produksi Tanaman. 2 2 Rajendran, Srikrishnah Shanmugalingam, dan Somasundaram Sutharsan. 2019. Growth and Quality Responses of Polycias Polycias balfouriana L. var. Marginata’ to Diffreant Levels of Shade. International Journal of Botany Studies. 5 1 12 – Martha. 2017. Efektivitas Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera Sebagai Bio-Sanitizer Tangan Dan Daun Selada Lactuca sativa [SKRIPSI]. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 116 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintVersiati, Titania Puspa, Had, Achmad Fuad, Aty Widyawaruyanti. 2016. Aktivitas Antiviral Batang Eucalyptus globulus terhadap virus hepatitis C JFH1a. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. 1 1.Visalakshi, M., and Jawaharlal, M. 2013. Healthy Hues-Status and Implication in Industries – Brief Review. Journal of Agriculture and Allied Science, 3 2 42 – 51. Wahyuningsih, Indah Tri. 2017. Studi komparasi kualitas kain katun yang dicelup ekstrak kayu secang menggunakan mordan kapur sirih dan garam diazonium[SKRIPSI].Semarang Fakultas Teknik UNNES. Yue Wang, Juyu Lian, Hao Shen, Yunlong Ni, Ruyun Zhang, Yun Guo, Wanhui Ye. 2020. The Effects of Bidens alba Invasion on Soil Bacterial Communities Across Different Coastal Ecosystem Land-use Types in Southern China. PLOS Journals. 15 10.Yumiko, Beathrine. 2018. Kemampuan Dekok Daun Kenikir Sebagai Cairan Sanitasi Selada Lactuca sativa Dan Tangan [SKRIPSI]. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Qiao, Wei-Wei Sun, Jian-Feng Wang, dan Ji-Dong Zhang. 2014. Flavonoids from Podocarpus macrophyllus and Their Cardioprotective Activities. Journal of Asian Natural Products Research. 16 2 222 – M. Adi, Fitmawati, dan Dewi Indriyani Roslim. 2016. Analisi Korelasi Karakter Morfologi Tanaman Karet Hevea brasiliensis dengan Produktivitasnya Dari Lima Sentra Produksi Karet Provinsi Riau. [SKRIPSI].Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. 117LAMPIRANLampiran 1. Pembuatan Ecoprint Menggunakan Teknik Pounding 118 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintLampiran 2. Pembuatan Ecoprint Menggunakan Teknik Steam 119Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniLampiran 3. Pembuatan Ecoprint Menggunakan Teknik Rebus 120 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintLampiran 4. Pelatihan Ecoprint TP-PKK Tengah 121Neli Sulastri, Henri, & Dian AkbariniLampiran 5. Workshop Ecoprint Biozone 8 Biologi Universitas Bangka Belitung 122 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada Ecoprint 123PROFIL PENULISNeli Sulastri, lahir pada tanggal 18 Juli 2000 di Pandeglang, Banten. Penulis menyelesaikan studi S-1 Biologi di Universitas Bangka Belitung tahun 2022. Penulis juga aktif mengikuti organisasi internal kampus selama ini yaitu Himpunan Mahasiswa Biologi HIMABIO dan UKM Seni Dharmamigena divisi Paduan Suara Serumpun Melody PSSM yang sesuai dengan minat dan hobi lahir pada tanggal 07 Januari 1992 di Sengir, Bangka Selatan. Penulis menyelesaikan pendidikan S-1 Biologi di Universitas Bangka Belitung tahun 2014, S-2 Biologi di Universitas Brawijaya tahun 2017. Saat ini penulis merupakan Dosen Tetap Jurusan Biologi, Universitas Bangka Belitung September 2017-sekarang. 124 Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Motif pada EcoprintDr. Dian Akbarini, lahir pada tanggal 12 Juni 1975 di Pangkalpinang. Penulis menyelesaikan pendidikan S-1 Biologi di Universitas Padjadjaran tahun 1998, S-2 Biologi- Taksonomi Tumbuhan di Institut Pertanian Bogor tahun 2002, S-3 Ilmu Lingkungan di Universitas Padjadjaran tahun 2020. Saat ini penulis merupakan Pegawai Negeri Sipil di Pemda Kabupaten Bangka Tengah 2002-sekarang, pernah menjadi Dosen Luar Biasa di Jurusan Biologi, Universitas Bangka Belitung dan saat ini juga sebagai Dosen dengan Perjanjian Kerja di Prodi KSDA Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Cina Cassia alata L. banyak ditemukan di dalam hutan hujan tropika yang memiliki sekitar spesies. Tumbuhan ini merupakan salah satu objek utama yang penting bagi para ilmuan untuk pengobatan infeksi dan kanker. Selain itu, daun ketepeng cina juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam bidang kesehatan karena menghasilkan zat-zat kimia yang memiliki kegunaan yang potensial dalam pengobatan hepatitis, ganguan kulit, penyakit kuning, dan eksema. Namun, tumbuhan ini sudah sangat jarang digunakan untuk kehidupan sehari-hari sehingga tanaman ini sering sekali dibasmi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada daun segar dan daun kering Ketepeng Cina C. alata L. yang diambil dari kecamatan Birem Bayeun kabupaten Aceh Timur. Pada daun segar menunjukkan adanya alkaloid, steroid, terpenoid, saponin, flavonoid, fenol dan dan tanin. Sedangkan pada daun kering menunjukkan adanya alkaloid, fenol dan WangJuyu Lian Hao ShenWanhui YeEnvironments in both biotic and abiotic ecosystems have been affected by the colonization of non-native flora. In this study, we examined the effect of Bidens alba invasion on different land-use types along a coastline in southern China. Bacterial communities in each site were determined using 16S rDNA sequencing, and soil physicochemical properties were analyzed using standard methods. Although our results indicated that B. alba invasion did not have a significant effect on the alpha diversity of bacteria, it caused significant differences in soil bacterial community composition between invaded and uninvaded soil across different land-use types. Beta diversity and several physicochemical properties in forest, orchard and waterfront environments were recorded to be more susceptible to B. alba invasion. A high proportion of the variation of bacterial communities can be explained by a combination of environmental variables, indicating that environmental selection rather than plant invasion is a more effective process in coastal microbial assemblages. By comparing topological roles of shared OTUs among invaded and uninvaded soil, keystone taxa in invaded soil were identified. Acidobacteria was the major phyla involved in the invasive process which could be driven by environmental selection. How key phyla react in our experiment should be verified by further studies. Ratna SaraswatiM H DewiSusilowati RatriIlmu PengetahuanEcoprint adalah teknik membuat motif pada kain putih dengan daun atau bunga, diberi warna alam kemudian di kukus. Hasilnya unik dan tidak dapat diduga. Teknik pembuatannya tidak rumit, terbilang sederhana. Bahan-bahan dapat diperoleh di sekitar rumah. Isi buku ini adalah mengenal aneka daun untuk ecoprint, ragam pewarna alami, variasi jenis kain, proses pembuatan ecoprint dan Situ Pedongkelan sebagai lokasi Wisata. Jordan Ferdin Albano HaliliThere is a global demand for the discovery of anticancer drugs. This study was designed as an anticancer prescreening to evaluate the cytotoxic and genotoxic potential of stem and leaf extracts of Money Tree, Pachira aquatica, one of the plant species with limited scientific studies. Bioactivity of P. aquatica extracts was initially assessed using brine shrimp lethality assay BSLA. Plant and animal models of cell proliferation were used to investigate cytostatic and cytocidal effects. Onion root tip chromosomal aberration assay ORTCAA was conducted to examine antimitotic and genotoxic activities. Embryotoxicity and teratogenicity were determined using zebrafish developmental toxicity assay ZDTA. Using BSLA, the P. aquatica leaf extract had an estimated LC 50 value of µg/mL, which indicated that it was bioactive and toxic. ORTCAA revealed that all stem extract concentrations reduced mitotic indices, which were comparable to 5 mg/L of maleic hydrazide positive control while all leaf extract concentrations induced mitotic block at prophase/metaphase boundary. Prominent chromosomal aberrations observed were bridges and stickiness suggesting genotoxicity of extracts. ZDTA showed 100% embryonic death at 20, 100 and 200 µg/mL of both extracts after 12-hour post-treatment application. Moreover, cytological abnormalities in onion cells and early zebrafish embryonic death implied the activation of apoptosis. Based on the results, Money Tree extracts have promising cytostatic inhibition of growth, division and differentiation and cytocidal lethal effects, which are important qualities of an anticancer drug. The Money Tree is therefore a potential source of a nature-based chemotherapeutic Wara Arimbi PutriJesslyn Ivana KristiAbstrakPerkembangan industri tekstil dan fashion yang sangat pesat beberapa tahun ini, khususnya di Indonesia, dirasakan turut menimbulkan berbagai dampak yang kurang baik terhadap lingkungan, salah satunya diakibatkan dari limbah yang dihasilkan dari proses produksinya. Pemberdayaan produk yang berkelanjutan adalah suatu cara penanggulangan yang baik dalam penanganan kerusakan yang ditimbulkan sekaligus menjaga kelestarian alamnya. Produk fashion yang memiliki konsep sustainable atau eco design dengan pemanfaatan hasil alam, merupakan konsep yang dimasa kini kian marak diusung oleh para pelaku industri tekstil dan fashion besar hingga rumahan. Teknik pencelupan warna alam dan eco printing adalah cara yang dapat digunakan untuk menggantikan zat kimia dalam proses pewarnaan dan pemberian motif pada material kain secara alami yang berasal dari banyak variasi ekstrak tumbuhan. Proses eksperimen ekstrak kayu tegeran sebagai larutan pewarna material kain utama dan kandungan tanin pada daun lanang sebagai motif serta didukung dengan mordan tunjung dan fiksator tawas, merupakan kombinasi yang difokuskan sebagai penelitian terhadap variasi efek yang ditimbulkan ketika diaplikasikan pada kain rayon yang mulai digunakan sebagai material pokok pengganti polyester murni dan alternatif kain yang lebih dapat dijangkau oleh masyarakat di Indonesia dan juga mulai diperkenalkan sebagai jenis kain utama di Indonesia, yang semuanya dimanfaatkan sebagai media material dan bahan untuk memproduksi sebuah produk fashion yang ramah lingkungan. Kata Kunci eco, fashion, printing, rayon, sustainableAbstractThe development of the textile and fashion industry which is growing rapidly in recent years, especially in Indonesia, has caused various environmental damage, for example the result of waste which generated from the production process. Sustainable product empowerment is a good countermeasure in handling the damage caused and for the environtment preservation. Fashion products that have a sustainable or eco design concept using natural products are a concept that is now increasingly being promoted by people in the textile and fashion from large to small scale industry. Natural color dyeing and eco printing techniques are ways that can be used to replace chemical substances in the process of dyeing and imparting patterns on natural fabrics derived from many variations of plant extracts. The experimental process of tegeran wood extract as a dye solution for the main fabric material and the tannin content in lanang leaves as a pattern and supported by mordant tunjung and alum as fixator, is a combination that we focused as a research on the effects variations when applied to rayon fabric which is starting to be used as a staple material, a substitute for pure polyester and a fabric alternative that is more accessible to people in Indonesia and has also been introduced as the main type of fabric, all of which are used as a medium for materials to produce an environmentally friendly fashion product. Keywords eco, fashion, printing, rayon, MusriniAbdurrani MuinBurhanuddin BurhanuddinRestoration and revegetation must be done to recover the post-mining land ecosystem. The strategy of one vegetative that could be applied to rehabilitate degraded the post-mining land is revegetation with the applications the organic and NPK fertilizer to improve the land conditions and choose the suitable of the plant. Terminalia catappa L is one of the plants classified as a pioneer species and can grow on the poor nutrient land and easy to cultivation. Research on the additions of cow dung as ameliorant and NPK fertilizer to improve the physical, chemical, and biological of tailings media in nursery to the growth of Terminalia catappa L. Treatment was given to the growth of seedlings of Terminalia catappa L using the Completely Randomized Design RAL with 2 two factor treatment. The first factor is NPK Fertilizer with 5 level treatment such as without Fertilizer K0, 5 gr K1, 10 gr K2, 15 gr K3, 20 gr K4. The second factor is an organic compound from cow dung with 5 level treatment such us without cow dung P0, 10 gr P1, 20 gr P2, 30 gr P3, 40 gr P4. Each level of treatment consisting of 3 replications so the amount of seedlings in this research is 75 seedlings. Data collected were short high cm, stem diameter mm, number of leaves and dry weight of the plant. The result of addition organic and NPK fertilizer on tailing media in nursery gave a significant effect on the growth of height, diameter, number of leaves and dry weight of Terminalia catappa L. The best result media treatment for all parameters is NPK fertilizer and cow dung with combination 20 40 gr, although almost all of the ameliorant treatment gave the better result if compare the control treatment without addition organic ameliorant, organic and NPK Fertilizer, Tailings, Terminalia catappa Warad SausanAinun Rahma Puspitasari Dian YanuaritaWarna pada limbah cair indusri tekstil dihasilkan berasal proses pewarnaan. Limbah cair yang berwarna ini jika di buang langsung akan menghambat proses transfer oksigen dibadan air. Tujuan dari studi literatur ini adalah mengetahui waktu kontak dan media penyerap yang terbaik pada metode adsorpsi, filtrasi dan elektrolisis dalam pengolahan warna pada limbah cair industri tekstil. Metode adsorpsi, filtrasi dan elektrolisis adalah metode yang sering digunakan pada pengolahan warna pada limbah cair industri tekstil. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan didapatkan hasil waktu kontak optimum dan media penyerap yang terbaik pada metode adsorpsi menggunakan media penyerap biosorben selama 30 menit mampu menyerap warna dengan efesiensi penyerapan 99,9%, metode filtrasi menggunakan media penyerap membran nanofiltrasi selama 480 menit mampu menyerap warna dengan efesiensi penyerapan 99,9% dan meode elektrolisis menggunakan media penyerap elektroda PbO2, Al, C selama 120 menit mampu menyerap warna dengan efesiensi penyerapan 99,78%. Kata kunci Zat warna, Limbah Cair Industri Tekstil, Adsorpsi, Filtrasi, Elektrolisis, Persen Removal WarnaRoberto RobertoRafdinal Rafdinal Elvi RusmiyantoDayak Kanayatn as one of the Dayak ethnic in Kalimantan Barat has a tendency to use its natural resource such as plants to support various tradition costum needs, such as tradition clothing which are absolute within the traditional costum ritual. The purpose of this research is to find out the species of plants and its parts that used as material in the Dayak Kanayatn traditional costum clothing. The research was conducted between April until July 2019. The result of the research found that there are 24 species of plants from 12 family. The most used family are the Arecaceae 8 species, Poaceae 5 species, and Moraceae 2 species. Parts of the plants which used the most are branch 44%, then skin of the branch 26%, and the wood 13%. All the plants which are used had its own specific meaning for Dayak Kanayatn Lesa Miranti Wulansari PrasetyaningtyasPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas kain batik yang dicuci dengan lerak dan detergen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Variasi bahan pencuci yang digunakan adalah lerak, sari lerak, detergen, dan bahan pencuci, sedangkan jenis batik yang digunakan adalah batik pewarna sintetis remazol. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah uji laboratorium ketahanan luntur warna dan penodaan warna terhadap bahan pencuci. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan anova satu jalur. Hasil analisis uji anova satu jalur menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil pencucian kain batik pewarna sintetis remazol yang dicuci menggunakan lerak, sari lerak, detergen, tanpa bahan pencuci dengan nilai ketahanan luntur yang didapat sebesar 0,859 dan nilai penodaan warna yang didapat sebesar 0,783. Simpulan penelitian yaitu penggunaan bahan pencuci yang berbeda pada pencucian kain batik pewarna sintetis remazol tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap nilai katahanan luntur warna dan penodaan warna. Batik pewarna sintetis remazol yang dicuci menggunakan bahan pencuci lerak, sari lerak, detergen, dan tanpa bahan pencuci memiliki kualitas hasil pencucian yang AbimayuDina SrinindiatiPulau Bangka dan Pulau Belitung merupakan dua pulau besar yang menjadi bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selain pulau-pulau kecil lainnya. Letak wilayah provinsi ini adalah 104°50’ sampai 109°30’ Bujur Timur dan 0°50’ sampai 4°10’ Lintang Selatan. Batas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai berikut Barat Selat Bangka, Timur Selat Karimata, Utara Laut Natuna, Selatan Laut Jawa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah nilai sejarah apakah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah?. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui nilai sejarah terbentuknya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dapat di jadikan sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskristif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau biasa disingkat Babel merupakan provinsi ke-31 di Indonesia, sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Dasar hukum penetapan Provinsi Kepulauan Bangaka Belitung adalah UU No. 27 Tahun 2000 tanggal 21 November 2000 yang terbagi kedalam tiga wilayah administratif, yaitu Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkal Pinang. Kemudian, di tahun 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan empat kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Hal ini didasarkan pada UU No. 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003.
CelanaEcoprint. Sama halnya dengan baju, celana juga bisa diwarnai dengan teknik ecoprint yang memiliki nilai jual tinggi. Dalam membuat celana jenis ini, bahan kain yang dapat digunakan adalah bahan yang materialnya dari serat alami seperti katun, linen dan jenis kain lainnya yang memiliki karakteristik sama. Tas Ecoprint Mungkin kamu telah akrab dengan yang namanya kain, karena menjadi salah satu kebutuhan pokok umat manusia yang berguna sebagai sandang, tapi tahukah kamu tentang kain yang bernama ecoprint? terdengar asing memang, namun sebenarnya kain ecoprint ini bukanlah merupakan jenis kain baru, karena kain ini sudah ada sejak zaman dahulu dan dihasilkan dengan proses handmade. Proses pembuatan kain ecoprint tidak jauh berbeda dengan kain batik atau shibori yang sudah kita kenal karena sama-sama menggunakan proses yang dilakukan dengan cara handmade namun yang membedakan kain ini dengan batik dan shibori adalah cara pembuatannya yang sangat unik yaitu dengan cara menempelkan tumbuhan alami ke permukaan kain sebagai cetakan sekaligus pewarna alami. Saking mudahnya membuat kain ecoprint bahkan kamu dapat membuat kain ini sendiri dirumah dengan bahan-bahan yang biasa kamu temui di dapur serta tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah dan tanaman yang bisa digunakan untuk membuat ecoprint meliputi daun, bunga bahkan kulit kayu. Siapkan Alat dan Bahannya Kain berwarna cerah dengan serat alami seperti katun, sutera dan bunga hingga kulit kayu yang ingin digunakanAir cukaPalu Campuran air tawasPipa paralon atau kayu berbentuk silinderTaliPanci untuk mengukus Untuk melakukan ecoprint dapat dilakukan dengan dua cara yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding, dan di artikel kali ini yang akan dijelaskan adalah menggunakan teknik pounding. Bentangkan kain dan letakan daun, bunga atau kulit kayu di atas kain sesuai dengan posisi yang kamu inginkan. Pukul bahan-bahan tersebut dengan palu hingga warna alami menempel pada kain. Angkat secara perlahan bahan-bahan yang telah dipukul Jemur kain yang telah bermotif hingga kering. Rendam kain dalam campuran air tawas selama dua jam Jemur kembali kain yang telah direbus hingga kering. Kain ecoprint sudah jadi dan dapat dijadikan pakaian yang kamu inginkan. Brand yang sukses mengusung teknik ecoprint Dengan meningkatnya popularitas kain ecoprint di masyarakat tentu saja menciptakan peluang bagi para pelaku UMKM yang ingin memulai usaha sebagai pengrajin kain ecoprint dan berikut adalah brand-brand yang sukses menggunakan teknik ecoprint yang bisa dijadikan inspirasi. Semilir Semilir adalah brand fashion asal bantul, yogyakarta yang didirikan pada tahun 2018 oleh seorang wanita muda bernama alfira oktaviani menurutnya nama semilir diambil dari kata silir yang artinya angin yang menyejukan, sebagai owner alfira berharap agar brand miliknya dapat menyejukan bagi lingkungan maupun masyarakat. Dengan menggunakan teknik ecoprint semilir berhasil mengolah beragam kerajinan mulai dari pakaian, kain semilir, tas, dompet, outer, scarf, sajadah dan yang terbaru adalah masker yang menyesuaikan permintaan pasar saat pandemi. Tidak berhenti disitu semilir juga pada tahun 2020 kemarin berhasil terpilih menjadi finalis dari ajang kreatif lokal award karena beragam produk serta keunikan yang diusungnya. Novita yunus. Mungkin kamu tidak asing dengan brand yang bernama batik chic yang dibuat oleh Novita Yunus pada tahun 2009 silam dan mungkin kamu mengetahui bahwa brand batik chic hanya memproduksi kain batik namun ternyata batik chic tidak hanya memproduksi kain batik melainkan juga kain ecoprint yang diolah dalam beragam bentuk pakaian jadi. Bahkan pada tahun 2017, Novita Yunus selaku pemilik brand pernah mewakili Indonesia dengan membawa kain ecoprint buatannya pada ajang fashion internasional yang bertajuk Amazon india fashion week autumn/winter yang digelar di india. Itulah tadi bahan dan cara pembuatan sederhana kain ecoprint serta contoh brand yang sukses mengusung teknik tersebut menjadi ladang bisnis sebagai inspirasi. Bagaimana apakah kamu tertarik mencoba untuk membuat kain ecoprint sendiri? Visited 16,989 times, 1 visits today

LahirnyaEcoprint Wanagama. Wanagama sebagai hutan pendidikan dengan luas 622,25 Ha memiliki jenis tanaman baik asli maupun hasil eksplorasi nusantara. Dengan adanya potensi ini maka dibentuklah tim untuk menggali potensi keanekaragaman demi mendukung eco-fashion Indonesia. Tim berasal dari mahasiswa yang tergabung dalam Program Kreativitas

- Ada banyak teknik mencetak motif pakaian. Di Indonesia, batik merupakan salah satu yang paling populer. Selain itu, ada juga teknik cetak bernama ecoprint. Ecoprint merupakan teknik cetak menggunakan bahan alami atau ramah lingkungan yang bisa digunakan pada banyak Aini, pemilik usaha Hand Made Soap Bukit Lawang sekaligus ecoprint mengatakan, media ecoprint bisa berupa kain, kertas, gelas tanah liat, hingga kulit. Hanya saja, tidak semua jenis kain atau kertas dapat digunakan untuk membuat ecoprint. "Kalau kertas, tidak bisa menggunakan kertas yang sudah dicampur bahan kimia, harus 100 persen alami, seperti terbuat dari kapas yang belum terkontaminasi," jelas untuk kain, kebanyakan yang dipakai untuk membuat ecoprint adalah katun dan sutra. Ketebalan bahan yang digunakan juga memengaruhi hasil akhir ecoprint. Aini tidak menyarankan penggunaan bahan tipis saat membuat ecoprint, sebab akan mudah sobek saat direndam. Baca juga Tips Merawat dan Memilih Kain Ulos, Tidak Bisa Sembarangan Cegah Luntur, Begini Mencuci dan Menyetrika Kain Batik Tulis Dikukus dua jam shutterstock/Sapusup Ilustrasi kain dengan teknik cetak ecoprint. Hasil ecoprint yang cantik nan sederhana menurut Aini kerap dianggap sebagai seni yang mudah dibuat. Padahal, membutuhkan proses panjang untuk mendapatkan cetakan yang bagus. Saat ditemui di Ecolodge Bukit Lawang dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Jumat 23/9/2022, Aini mencontohkan proses membuat ecoprint dengan kertas.
Saat kampung itu, Kamis (1/3), Uut Rubi Utami, salah satu koordinator program ecoprint di Kampung Karangkajen, dengan ramah menyambut dan menunjukkan lokasi workshop ecoprint tak jauh dari kediamannya. Di sana telah berkumpul empat warga yang sibuk membuat kain batik ecoprint. Sudah menjadi rutinitas Uut dan empat rekannya yang tergabung dalam anggota inti kelompok Eco
- Ecoprint merupakan teknik mencetak kain motif ramah lingkungan yang mulai banyak dikenal di Indonesia. Bahan yang digunakan untuk menggunakan ecoprint ini pada dasarnya sama dengan teknik cetak harus menyiapkan media cetaknya, pewarna, dan bahan untuk menghasilkan motif cetakan yang diinginkan. Meski terlihat sederhana, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat membuat ecoprint, terlebih bila baru pertama kali. Mahyal Aini, pemilik usaha Hand Made Soap Bukit Lawang sekaligus ecoprint membagikan lima tips membuat ecoprint sendiri di rumah, seperti berikut ini. 1. Pakai katun atau sutra Jenis kain katun dan sutra paling direkomendasikan Aini bila ingin menghasilkan cetakan yang rapi. Sebab, dua jenis kain tersebut sangat halus sehingga membuat hasil cetakannya sempurna, baik warna maupun teksturnya. Baca juga Cegah Luntur, Begini Mencuci dan Menyetrika Kain Batik Tulis Jangan Salah, Ini Cara Benar Menyimpan Kain Batik Tulis 2. Boleh pakai media selain kain Tak harus kain, Aini juga merekomendasikan alat ecoprint lainnya, bisa kamu ikuti saat membuat karya ini di rumah. Beberapa media untuk ecoprint yang disarankan Aini adalah kertas, gelas tanah liat, dan kulit untuk sepatu atau tas. Menurutnya, selama alat tersebut masih ramah lingkungan dan bisa dicetak, tak masalah bila digunakan untuk membuat ecoprint. 3. Gunakan tumbuhan bertekstur halus shutterstock/Ericko Banen Wijanarko Ilustrasi kain dengan teknik cetak ecoprint. Bagian tumbuhan berupa daun, ranting, dan bunga, paling sering digunakan untuk menghasilkan motif demikian, Aini mengatakan, tidak semua tanaman bisa dipakai untuk membuat ecoprint. "Tekstur daun yang bagus biasanya lembut. Kalau ada bulu biasanya gak bisa, tetapi balik lagi eksperimen, selama ini saya gak bisa buatnya, kalau coba method lain mungkin bisa," kata Aini saat ditemui dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Jumat 23/9/2022. 4. Jangan biarkan kain mengering Baik kertas maupun kain, media ecoprint akan ditutup kain sebelum digulung dan dikukus untuk mengeluarkan warna alami. Kain yang digunakan harus direndam air kapur sirih terlebih dulu. Bila menggunakan pewarna, bisa direndam dengan pewarna alami selama 30 menit. Penting untuk memerhatikan tekstur kain sebagai penutup medianya. Jangan menggunakan kain yang terlalu kering. Setelah direndam, cukup peras dan biarkan sebentar, lalu taruh di bagian atas kain atau kertas yang digunakan. Bila tekstur kain terlalu kering, pewarna alami dan warna yang dihasilkan kain sulit untuk keluar. Baca juga Tips Merawat dan Memilih Kain Ulos, Tidak Bisa Sembarangan Ternyata, Lidah Buaya Bisa Dijadikan Bahan Kain, Ini Manfaatnya 5. Bungkus kain dengan plastik Pengukusan menjadi proses akhir membuat ecoprint. Selain kukusannya harus panas, kain atau kertas juga harus diikat dan dialasi plastik terlebih dulu. "Gulungnya usahakan jangan terlalu kencang. Dikasih tali, diikat, dan dikukus selama dua jam. Nanti warnanya keluar," ujar Aini. "Setelah diikat harus dikasih plastik lagi karena pas pengukusan uap air akan menetes dan melebar ke mana-mana," tambahnya. Baca juga Tampil Gaya dengan Tas Kulit Berhias Kain Tenun, Mau? Keindahan Kain Nusa Tenggara dalam Gaya Resort Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Banyakberbagai cara untuk membuat motif pada kain, salah satunya dengan menggunakan teknik ecoprint. Pada umumnya, bahan yang digunakan dalam pewarnaan ecoprint berasal dari tanaman, antara lain yaitu daun, bunga, kulit kayu, dan bagian tanaman lainnya yang memiliki corak dan warna yang khas. Sehingga proses ecoprint pada kulit jenis

Ecoprint adalah teknik mencetakn dan pewarnaan dengan menggunaakan bahan alami. Saat ini, banyak teknik ecoprint mulai dilirik dan berkembang. Pasalnya, ecoprint adalah teknik pewarnaan dengan menggunaan bahan alami. Penggunaan bahan alami ini berkaitan dengan lingkungan. Hal tersebut yang menjadikan teknik ecoprint adalah hal yang penting. Karena kondisi alam dan lingkungan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, kesadaran melestarikan lingkungan semakin meningkat. Kesadaran tersebut yang mendorong banyak perusahaan untuk menerapkan ecoprint dalam segi bisnisnya. Lantas apa sebenarnya pengertian dari ecoprint itu sendiri? Baca Juga Cara Membuat Paper Bag untuk Kemasan Ramah Lingkungan! Apa Itu Ecoprint? Foto Menurut Sharlene Bohr, ecoprint adalah sebuah teknik mencetak yang berkaitan dengan bahan-bahan alami. Misalnya, tumbuhan, dedaunan, dan bunga-bunga. Di telinga masyarakat Indonesia, istilah ecoprint adalah istilah yang asing. Namun di dunia fashion, istilah ecoprint adalah yang sangat akrab. Berasal dari kata eco dan print. Secara harafian, ecoprint adalah teknik mencetak, mewarnai dan membuat produk dengan menggunakan bahan-bahan alami. Dalam dunia fashion, ecoprint adalah teknik yang membutuhkan banyak media berupa tumbuhan, seperti daun, bunga dan ranting hingga akar. Motif-motif yang dibuat pasti berkaitan dengan lekuk dan bentuk dari tumbuhan yang digunakan. Keunggulan Teknik Ecoprint Foto Ecoprint merupakan teknik yang terbatas. Artinya, hanya dapat digunakan pada media seperti kain. Itu pun kain yang berasal dari serat alami. Namun, banyak keunggulan dari penggunaan teknik ecoprint. Keunggulan dari ecoprint bisa dimanfaatkan dalam dunia bisnis untuk menghilangkan stigma negatif kepada pelaku bisnis yang seringkali mengabaikan kelestarian lingkungan. Memang tidak semua pebisnis yang mengabaikan lingkungan, namun proses bisnis terutama dalam hal ini yang berkaitan dengan pembuatan produk dari hulu ke hilirnya, sering kali menimbulkan masalah-masalah lingkungan. Agar hal tersebut dapat diatasi, salah satu solusi terbaiknya adalah dengan memanfaatkan teknik ecoprint untuk kepentingan bisnis itu sendiri. Lantas apa saja keunggulannya? 1. Ramah Lingkungan Keunggulan pertama dari ecoprint adalah ramah lingkungan. Tentu saja ini merupakan kelebihannya, secara istilah saja, ecoprint sangat berkaitan dengan lingkungan itu sendiri. Dari pengertian tersebut, kamu bisa menyimpulkan bahwa ecoprint bisa menciptakan produk yang ramah lingkungan. Ini supaya lingkungan bisa terjaga dengan baik dan tidak menyebabkan tercemar yang menganggu kesehatan masyarakat. Penggunaan teknik ecoprint bisa jadi pertimbangan bagi perusahaan pabrik tekstil, yang bukan hanya menghasilkan sebuah produk. Namun, juga menghasilkan sebuah limbah yang membahayakan. 2. Memiliki Motif Unik dan Menarik Dari keunggulan pertama yang telah dijelaskan di atas, kita bisa tahu bahwa teknik ecoprint adalah solusi bagi perusahaan tekstil dan bagi bisnis fashion. Bagi perusahaan tekstil, penggunakan teknik ini akan mengurangi produksi lingkungan. Sementara itu, bagi bisnis fashion, menggunaan ecoprint dapat memberikan motif unik dan menarik. Karena hal ini juga berkaitan dengan penggunaan daun, ranting dan bunga-bunga. Ini bisa menjadi pilihan, terutama bagi kamu yang menjalankan bisnis fashion, untuk membuat motif unik dan menarik. Dengan begitu, kamu bisa menghasilkan produk yang menarik dan berbeda dengan kompetitor lainnya. Proses pewarnaan hingga pembuatan motif dengan menggunakan dedaunan serta bunga, membuat kain ecoprint memiliki motif yang variatif. Dalam setiap kain ecoprint, memiliki motif dan warna yang berbeda. Sekali pun kain tersebut memakai tanaman yang sama. 3. Motif yang Beragam Selain motif yang unik dan menarik, kamu juga bisa membuat motif yang beragam dengan menggunakan teknik ecoprint ini. Pasalnya, motif ecoprint menggunakan bahan dasar tetumbuhan yang sangat berlimpah. Kamu juga bisa menggunakan tumbuhan-tumbuhan tersebut dan berkreasi menghasilkan motif baru yang sangat beragam. Selanjutnya, kamu bisa membuat motif khusus yang menjadi andalan produkmu. Ini sangat dapat dimanfaatkan sebagai keunggulan untuk bisnis fashion. Untuk bisnis secara umum, terutama yang menghasilkan produk, bisa dimanfaatkan dalam pembuatan packaging yang unik dan berbeda. 4. Nilai Seni yang Tinggi Selain kesadaran akan lingkungan, masyarakan saat ini juga memiliki kesadaran yang tinggi akan nilai seni. Oleh karena itu, ecoprint ini dapat digunakan untuk meningkatkan nilai seni sebuah produk. Keuntungannya tidak hanya untuk lingkungan, namun untuk nilai seni dari sebuah produk itu sendiri. Selain itu, setiap barang yang dibuat dengan ketelitian dan suatu teknik tertentu, bisa memberikan hasil dengan nilai seni yang tinggi. Jangan heran jika produk dengan penggunakan teknik ecoprint akan menghasilkan nilai seni yang tinggi, terutama dalam segi visual. Ini tentu saja sebuah peluang serta kelebihan. 5. Nilai Jual yang Tinggi Nilai seni yang tinggi seiring sejalan dengan nilai jual yang tinggi. Coba kamu pikirkan, memang apa yang menyebabkan sebuah lukisan memiliki harga yang mahal? Bahkan lukisan dari seniman terkenal dilelang dengan harga yang tidak pernah dapat kita bayangkan. Semua itu disebabkan oleh nilai seni yang terdapat didalamnya, nilai seni tersebut yang menyebabkan nilai jual menjadi meningkat. Ditambah lagi, proses pembuatannya yang langsung menggunakan tangan hand made, hal ini bisa memberikan keunggulan pada nilai jual itu sendiri. 6. Cocok untuk Berbagai Bisnis Dari penjelasan sebelum-sebelumnya, telah disinggung bahwa ecoprint sangat tepat untuk bisnis teksil dan fashion. Namun faktanya, teknik ecoprint dapat digunakan untuk berbagai bisnis. Dalam hal ini terutama bisnis yang menghasilkan sebuah produk. Teknik ecoprint akan sangat bermanfaat jika digunakan untuk packaging. Ini juga bisa sebagai alternatif pilihan packaging agar tidak menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dan merusak alam. Kaitan Ecoprint dengan Bisnis Ramah Lingkungan Foto Lantas apa sebenarnya kaitan ecoprint dengan bisnis? Sebagaimana yang telah dijelaskan di awal, teknik ecoprint adalah hal yang sangat berkaitan untuk bisnis. Terutama bisnis yang memang fokus dalam kelestarian lingkungan. Dalam penerapannya, teknik ecoprint dapat digunakan untuk packaging dan membuat produk yang ramah lingkungan. Dalam praktiknya, bisnis yang dapat memanfaatkan teknik ecoprint adalah bisnis fashion itu sendiri. Banyak bahan dan motif yang bisa digunakan dengan menggunakan teknik ecoprint itu sendiri. Ini juga dapat semakin mendukung lingkungan yang lebih sehat. Selain fashion, bisnis apa pun sebenarnya bisa menerapkan ecoprint. Ini karena teknik ecoprint adalah penggunaan bahan alami. Kamu bisa menggunakan packaging dengan teknik tersebut. Ini tentu dapat membuat packaging produkmu lebih unik dan menarik. Packging produk biasanya yang menyebabkan sampah menumpuk. Karena penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. Ecoprint bisa digunakan sebagai solusi agar bisnis bisa menunjan lingkungan yang ramah. Hal ini sejalan dengan sistem pemasaran green marketing. Ecoprint dan green marketing merupakan solusi cerdas untuk membuat dunia bisnis tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Baca Juga Lingkungan Bisnis Definisi, Komponen, dan Manfaatnya Ecoprint adalah teknik yang baru dan menyegarkan bagi dunia bisnis. Sebagaimana yang bisa kamu baca dalam penjelasan di atas, teknik tersebut bisa berkaitan dengan bisnis bahkan bisa turut meningkatkan kesadaran lingkungan serta turut menjaga kelestarian lingkungan itu sendiri.

dXgd.
  • fcp14xt7nd.pages.dev/462
  • fcp14xt7nd.pages.dev/132
  • fcp14xt7nd.pages.dev/237
  • fcp14xt7nd.pages.dev/244
  • fcp14xt7nd.pages.dev/257
  • fcp14xt7nd.pages.dev/397
  • fcp14xt7nd.pages.dev/291
  • fcp14xt7nd.pages.dev/240
  • jenis bunga untuk ecoprint