KontribusiMargin Per Hari adalah Total Jual Per Unit - Biaya Variable Per Unit (Selisih) Harga Per Unit adalah Harga Jual Barang atau Jasa Perunit yg dihasilkan. Contoh Soal BEP (Break Even Point) Bisnis Usaha. Usaha Dagang (UD) Tegar Jaya di Tahun 2017 mempunyai Data - Data Biaya dan Rencana Produksi sebagai berikut: Diketahui :
Break Even Point BEP adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau balik IsiKomponen Perhitungan Dasar BEPFixed CostVariabel CostSelling Price Rumus Break Even PointDasar UnitContoh Perhitungan BEPRumus BEP Target LabaMembuktikan Laba Yang DiperolehPelajari Lebih LanjutKomponen Perhitungan Dasar BEPBreak Even Point memerlukan komponen perhitungan dasar berikut iniFixed CostKomponen ini merupakan biaya yang tetap konstan baik jika ada tindakan produksi maupun jika perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu gaji karyawan, biaya penyusutan mesin, CostKomponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksi yang direncanakan meningkat, pasti variabel cost akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, Price Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah 2 Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point, yaituDasar UnitBerapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas adalahDasar PenjualanBerapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas adalah* Hasil perhitungan 1 – VC/P dikenal dengan istilah Margin Kontribusi Per Perhitungan BEPBerikut adalah contoh studi kasus yang menggunakan perhitungan BEPContohTotal Biaya Tetap FC senilai Rp 200 jutaTotal Biaya Variabel VC per unit senilai Rp 120 ribuHarga jual barang per unit senilai Rp 160 ribuPerhitungan BEP UnitPerhitungan BEP RupiahDari analisa inilah perusahaan dapat memprediksi keuntungan yang dapat diperoleh target laba berdasarkan berapa penjualan BEP Target LabaAdapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikutContohDengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 160 juta per Laba Yang DiperolehUntuk membuktikan bahwa dengan menjual unit bernilai Rp perusahaan akan mendapatkan laba Rp 160 juta, mari kita periksa berikut iniPenjualan = Rp = Rp = Rp x 9000 unit = Rp Biaya = FC + VC = Rp = Penjualan – Total BiayaLaba = Rp – Rp = Rp break even point BEP sangat membantu pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang/pendapatan yang ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam suatu software akuntansi dan manajemen pembahasan Break Event Point BEP. Semoga Lebih LanjutBunga TunggalBunga MajemukElastisitas Permintaan dan PenawaranRumus ROA Return On AssetRumus NPV Net Present Value

Biayatotal adalah seluruh biaya yang dikorbankan yang merupakan totalitas biaya tetap ditambah biaya variabel. Penghasilan atau revenue, merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh penjual barang. Biaya total (total cost disingkat tc) : Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.

Ketika kamu menjalankan sebuah bisnis, banyak hal yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan. Salah satu hal yang sangat penting adalah biaya produksi. Pengetahuan tentang biaya ini sangat penting karena akan berpengaruh pada kelangsungan bisnis seseorang. Biaya produksi adalah salah satu aspek terpenting dalam laporan keuangan. Biaya produksi adalah komponen penting dalam penyusunan harga jual di pasaran. Agar terhindar dari kerugian, kamu sebagai pengusaha harus menghitung secara mendetail biaya produksi, mulai dari bahan baku hingga biaya tak terduga lainnya. Selain itu, biaya produksi diperlukan guna membantu perusahaan melakukan analisa dan evaluasi laba rugi, supaya laporan keuangan perusahaan lebih terstruktur. Ingin tahu lebih banyak tentang apa itu biaya produksi? Saat kamu menjalankan sebuah usaha, dalam pengadaan barang atau jasa maka tentu dibutuhkan penghitungan biaya produksi atau production cost. Penghitungan biaya ini memiliki peranan penting untuk mengetahui unsur apa saja yang membutuhkan pendanaan serta besaran biaya yang disebutkan. Hal ini tentu akan membantu kamu sebagai pengusaha dalam analisa dan evaluasi untuk proses produksi yang dilakukan. Dalam operasional bisnis, pengertian biaya produksi adalah sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka melakukan pengolahan dan produksi bahan baku demi terciptanya suatu produk. Biaya produksi atau cost production merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan atau badan usaha, mulai dari proses pengelolaan bahan mentah hingga menghasilkan barang jadi. Akumulasi dana yang dikeluarkan dalam proses ini disebut sebagai cost production. Biaya produksi diperlukan untuk mengetahui harga jual suatu produk. Setelah seluruh biaya produksi dihitung, perusahaan bisa membaginya dengan total output yang dihasilkan dari biaya tersebut dan menetapkan harga lengkap dengan margin labanya. Terdapat tiga unsur yang berpengaruh pada besarnya cost produksi, yakni biaya bahan baku langsung, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung merupakan bahan dengan wujud fisik dan akan diproses menjadi produk lain yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Sementara itu, para tenaga kerja membantu proses produksi dan akan mendapatkan upah. Unsur yang terakhir adalah overhead pabrik yang merupakan kumpulan komponen dalam industri manufaktur. Biaya-biaya yang masuk dalam unsur ini seperti biaya bahan baku tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya air serta listrik, asuransi pabrik, serta biaya-biaya lain yang termasuk pengeluaran rutin perusahaan. Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang dan jasa guna dijual kembali dan menghasilkan keuntungan. Kegiatan tersebut tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi sebuah perusahaan. Baca Juga Supplier atau Pemasok Pengertian, Jenis dan Contohnya Unsur Biaya Produksi Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. 1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan diproses menjadi bagian barang jadi, atau dapat dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara ekonomis dan sederhana. 2. Direct Labor atau Tenaga Kerja Langsung Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses produksi. Keterlibatan sumber daya manusia membuat perusahaan wajib memberikan upah sebagai ganti tenaga yang telah dikeluarkan. Sehingga, unsur biaya produksi adalah biaya sumber daya manusia. Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk gaji bulanan atau dalam periode tertentu sesuai kesepakatan. 3. Factory Overhead atau Overhead Pabrik Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran tertentu. Pada pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik memasukkan semua biaya manufaktur. Tanpa memasukkan unsur bahan baku langsung serta tenaga kerja langsung dalam proses produksi. Adanya ketiga unsur penting ini tidak bisa dilepaskan dari biaya produksi sebuah perusahaan. Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan memengaruhi biaya yang akan dicatat dalam laporan keuangan, seperti Adanya biaya bahan baku tak langsung Tenaga kerja tidak langsung Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi Amortisasi dan depresiasi Biaya air dan listrik pabrik Asuransi pabrik Operasi, dll. Hal tersebut akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu bisnis. Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa. Selain itu, pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan perusahaan. Baca Juga Produksi Massal Pengertian, Keuntungan, dan Tahapannya Jenis-Jenis Biaya Produksi Secara garis besar, biaya produksi perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya produksi eksplisit dan implisit. Selengkapnya tentang penjelasan dua jenis biaya produksi tersebut adalah sebagai berikut. Biaya Eksplisit Langsung Biaya eksplisit atau langsung merupakan jenis biaya produksi yang dialokasikan perusahaan dalam membeli sejumlah kebutuhan dengan pembayaran tunai. Dalam hal ini, contoh biaya produksi adalah pembelian bangunan, tanah, mesin, gaji karyawan, dan bahan baku. Jenis biaya produksi eksplisit akan dicatat secara langsung dalam laporan keuangan. Besaran biaya langsung seringkali berbeda setiap waktunya. Mengingat harga bahan baku atau kebutuhan lainnya mengalami naik turun. Biaya Implisit Tersembunyi Jenis biaya produksi berikutnya adalah biaya implisit tersembunyi. Biaya implisit merupakan pengeluaran perusahaan dalam memberikan fasilitas produksi tanpa memengaruhi proses manufaktur secara langsung. Namun hasilnya dirasakan dalam jangka panjang. Biasanya biaya tidak langsung ini dimasukkan dalam biaya overhead. Contoh biaya produksi eksplisit yaitu perawatan mesin, pelatihan SDM, biaya sewa, dan sebagainya. Baca Juga Contoh dan Cara Menghitung Biaya Peluang Contoh Komponen Biaya Produksi Ketika terlibat dalam sebuah proses produksi, sangat penting untuk mengetahui hal apa saja yang termasuk production cost. Apalagi pengeluaran dana tersebut akan berpengaruh pada harga barang dan pelaporan keuangan perusahaan. Beberapa contoh biaya produksi yang digunakan dalam acuan perhitungan produksi terdiri dari Biaya Tetap/Fixed Cost Biaya tetap merupakan jumlah biaya tetap yang harus dikeluarkan dan tidak bergantung pada hasil produksi dalam kurun waktu tertentu. Misalnya biaya sewa gedung, biaya administrasi, serta pajak perusahaan. Biaya Variabel/Variable Cost Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dapat berubah-ubah, tergantung dengan hasil produksi. Bila hasil produksi besar, maka biaya variabel yang dikeluarkan pun besar. Sebaliknya, bila produksi kecil, maka biaya variabel yang dikeluarkan kecil. Beberapa jenis biaya variabel adalah biaya bahan baku yang digunakan serta upah pekerja harian. Biaya Total/Total Cost Dalam periode waktu tertentu, sebuah perusahaan akan menghasilkan sejumlah barang jadi. Total biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan terhitung sebagai biaya produksi atau biaya total. Biaya Rata-Rata/Average Cost Dalam menghasilkan barang, ada biaya yang harus dihasilkan dalam setiap produksi per unitnya. Jadi, ketika total biaya dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan, maka nominal production cost yang didapatkan akan disebut sebagai biaya rata-rata. Biaya Marjinal/Marginal Cost Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang diperlukan saat memproduksi sebuah unit barang. Marginal cost yang muncul saat adanya perluasan produksi ketika akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Kondisi ini terjadi misalnya ada pesanan mendadak yang harus dipenuhi. Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada pelaporan keuangan. Teori Biaya Produksi Sebelum menginjak pembahasan cara menghitung biaya produksi, sebaiknya Anda perlu mengetahui teori biaya produksi. Adapun penjelasan teori biaya produksi adalah sebagai berikut. Full Costing Full costing adalah metode perhitungan biaya produksi dengan menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi dalam perilaku tetap dan variabel. Jadi, seluruh biaya bahan baku, sumber daya manusia, dan overhead akan dijumlahkan hingga menghasilkan biaya full costing. Variable Costing Ada pula cara perhitungan biaya produksi melibatkan biaya variabel saja dengan unsur biaya produksi sama. Kondisi demikian masuk dalam teori biaya produksi adalah variable costing. Namun sangat jarang perusahaan menggunakan metode tersebut karena biaya tetap tidak akan muncul nantinya. Rumus Biaya Produksi Setelah mengetahui berbagai jenis biaya produksi, di bawah ini dijelaskan cara menghitung biaya produksi sehingga kamu bisa menetapkan harga jual suatu produk. Tentukan Penggunaan Teori Biaya Produksi Pertama, cara menghitung biaya produksi adalah menentukan penggunaan teori biaya produksi. Kamu dapat menyesuaikan kondisi keuangan perusahaan dengan teori biaya produksi yang cocok. Susun dan Total Pembelian Bahan Baku Setelah menentukan metode yang tepat, silakan buat daftar seluruh bahan baku yang sudah dibeli beserta harga per satuannya. Kemudian, jumlahkan seluruh harga pembelian bahan baku. Adapun rumus biaya produksi adalah berikut ini Sisa awal bahan baku + pembelian bahan baku – sisa akhir bahan baku = biaya bahan baku telah digunakan Rincikan dan Jumlahkan Biaya SDM Kemudian kamu membuat perhitungan rinci terkait jumlah sumber daya manusia yang dipekerjakan beserta posisi dan besaran upah masing-masing. Lalu, total seluruh gaji masing-masing tenaga kerja. Hasil akhir tersebut merupakan biaya sumber daya manusia dan digunakan dalam perhitungan harga produksi. Buat Perhitungan Biaya Overhead Berikutnya, perhitungan unsur biaya produksi adalah biaya overhead. Setiap periode produksi bisa saja alokasi dan besaran biaya ini berbeda-beda. Catat seluruh pengeluaran biaya overhead secara mendetail baik kuantitas dan harganya. Buatlah perhitungan biaya dari seluruh pengeluaran tersebut. Jumlahkan Seluruh Biaya Pengeluaran Semua besaran total masing-masing unsur biaya produksi telah diketahui. Selanjutnya, cara menghitung biaya produksi adalah melakukan penjumlahan seluruh biaya pengeluaran baik secara variabel atau tetap. Kamu bisa menerapkan rumus biaya produksi di bawah ini dalam perhitungannya. Total Biaya Produksi = Total Biaya Bahan Baku + Total Biaya Sumber Daya Manusia + Total Biaya Overhead Produksi Tetapkan Harga Pokok Produksi Setiap Produk Terakhir, silakan menetapkan harga pokok produksi setiap produk melalui cara membagi total biaya produksi akhir dengan total kuantitas produk. Selain cara tersebut, kamu juga bisa menggunakan rumus biaya produksi ini. Harga Pokok Produksi = Jumlah biaya produksi + sisa awal persediaan barang saat proses produksi – sisa akhir persediaan barang saat proses produksi kuantitas produk Setelah mengetahui contoh production cost dan rumusnya, berikutnya adalah mengetahui bagaimana cara dalam perhitungan biaya produksi tersebut. Contoh Pertama Rumus Biaya Produksi Sebuah perusahaan PT. STU bergerak dalam produksi sepatu formal pria. Rupanya dalam kurun waktu satu bulan, mereka mampu memproduksi produk sepatu yang dapat langsung digunakan. Produk ini rencananya akan dipasarkan ke enam toko besar termasuk memasarkan di platform e-commerce. Dalam proses produksi produk pakaian maka akan diperlukan – pengadaan bahan baku – membayar gaji karyawan – iklan dan endorsement – biaya kuota internet – transport produk ke enam toko besar – pengemasan produk – pengeluaran gudang penyimpanan Setelah ditambahkan, semua biaya tersebut akan menghasilkan production cost sebesar Bila dibagi dengan unit produk, biaya rata-rata untuk satu buah barang tersebut adalah Contoh Kedua Rumus Biaya Produksi Contoh lain, sebuah PT DEF perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal Agustus, PT DEF memiliki laporan bisnis sebagai berikut Persediaan bahan baku mentah Bahan baku setengah jadi Barang jadi yang siap dijual Pembelian persediaan bahan baku Biaya pengiriman Biaya pemeliharaan mesin Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Sisa bahan baku setengah jadi Alat rumah tangga siap dijual Tahap 1 Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku - saldo akhir bahan baku + + – = Tahap 2 Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi = Tahap 3 Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan + – = Tahap 4 Harga pokok produksi = HPP + persediaan barang awal – persediaan barang akhir. + – = Jadi, harga pokok produksi bulan Agustus adalah Dengan mengetahui proses dari perhitungan production cost serta contohnya, kamu dapat menentukan berapa seharusnya harga barang yang akan dipasarkan. Bila ternyata biaya produksi masih terlampau besar, lakukanlah beberapa langkah strategis untuk menekan komponen biaya ini. Misalnya, dengan menghemat pemakaian listrik serta membeli peralatan produksi bekas. Baca Juga Operator Produksi Definisi dan Tugasnya Kesimpulan Dengan adanya proses dari perhitungan biaya produksi serta contoh production cost yang memengaruhi perhitungan tersebut, berarti bahwa setiap kebutuhan dan unsur yang mempengaruhi produksi akan menghasilkan biaya. Bisa dihitung setiap unit produksi atau biaya pokok produksi dalam bulan tersebut. Dalam melakukan perhitungan, kamu harus menurut apa saja yang dilalui dalam proses produksi sehingga sebuah barang bisa dihasilkan. Jangan hanya menghitung pada biaya langsung karena ada biaya yang tidak langsung. Agar memastikan tidak ada yang terlewat dalam perhitungan, perhatikan tahapan alokasi biaya yang dimasukkan ke dalam perhitungan yang dilakukan. Setelah membaca artikel tentang biaya produksi ini, sekarang kamu bisa membuka artikel lain agar pengetahuanmu tentang UMKM terus bertambah, Majoopreneurs!
\n \n \n harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan disebut
2 Menurut anda mana yang harus diutamakan pe . Suatu perusahaan nasional yang rata-rata setiap bulannya menghasilkan laba bersih sekitar 10 juta rupiah, sedangkan perusahaan multinasional (internas . Pak Yadi ingin membuat budidaya ikan Gurame. Kemudian ia membeli bibit ikan Gurame sebanyak 50.000 ekor dengan harga Rp. 120 per ekor.

Contoh Harga Pokok Produksi – Pada perusahaan adalah sebagai perhitungan untuk mengetahui seluruh biaya produksi dan sekaligus menentukan harga penjualan suatu produk agar bisa disesuaikan dengan keuntungan penjualan yang Harga Pokok ProduksiUnsur Harga Pokok Produksi1. Biaya bahan baku langsung direct material cost2. Biaya tenaga kerja langsung direct labor cost3. Biaya overhead pabrik factory overheadMetode Harga Pokok ProduksiCara Menentukan Harga Pokok ProduksiFull costingVariabel CostingRumus Harga Pokok ProduksiCara Menghitung Harga Pokok ProduksiPengertian harga pokok produksi menurut susilawati 2009 adalah akumulasi biaya yang dibebankan ke produk atau pokok produksi menurut Supriyono 2013 mendifinisikan bahwa harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan,nilai aktiva lainnya yag dapat diserahkan atau dikorbankan,atau jasa yang diserahkan atau dikorbanan,atau hutang yang timbulatau tambahan modal dalam rangka pemilikan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan,Baik dari masalalu harga perolehan yang telah terjadi ataupun pada masa yang akan datang harga perolehan yang akan terjadi.Berdasarkan uraian diatas, dapat diartikan bahwa harga pokok produksi adalah akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk dan kemudian dibebankan pada juga tentang Harga Pokok Penjualan HPP Definisi ,Manfaat dan Contoh LengkapUnsur Harga Pokok ProduksiUnsur-unsur harga pokok produksi Menurut Carter 2009 unsur-unsur harga pokok produksi mecakup tiga hal yaitu 1. Biaya bahan baku langsung direct material costPengertian biaya bahan baku langsung adalah biaya untuk bahan-bahan yang dengan langsung dan mudah diidentifikasikan dengna barang seperti temabakau bagi perusahaan rokok dan kayu bagi perusahaan Biaya tenaga kerja langsung direct labor costPengertian biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang mengerjakan secara langusng proses produksi atau yang bisa diidentifikasikan langsung dengan barang seperti buruh langsung yaitu tukang pelinting rokok dalam perusahaan rokok dan tukang kayu dalam perusahaan Biaya overhead pabrik factory overheadPengertian biaya overhead adalah biaya pabrik selain dari bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan barang yang dihasilkan biaya overhead pabrik adalah Bahan pembantu atau bahan tidak langsung indirect materials seperti, perlengkapan pabrik, cat, mesin ukir pada perusahaan kerja tidak langsung indirect labour adalah tenaga kerja yang tidak bisa dikaitkan langsung dengan barang yang dihasilkan, seperti gaji dan pemeliharaan repair dan maintance.Biaya listrik, telpon dan tentang harga perolehan aktiva Harga Pokok ProduksiMetode harga pokok produksi menurut Daljono 2011 menjelaskan bahwa ada dua jenis utama dalam membebankan biaya ke produk. Kedua jenis tersebut adalah Metode penentuan harga pokok pesananPada metode penentuan harga pokok pesanan ini yang menjadi objek biaya adalah unit produk individual, bacth atau kelompok produk dalam satu job. Metode ini umumnya merupakan produk pesanan dan produk tersebut memiliki spesifikasi yang harga pokok penjualan per satuan Metode penentuan harga pokok prosesPada metode harga pokok proses yang menjadi objek biaya adalah produk yang bersifat massa dimana tiap unitnya harga pokok produksi menurut Supriyono 2013 menyatakan bahwa pengumpulan harga pokok dapat dikelompokkan menjadi dua metode yaitu Metode harga pokok pesanan job order cost methodMetode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan harga pokok proses process cost methodMetode harga pokok adalah metode pengumpulan harga pokok di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tentang pengertian indeks Menentukan Harga Pokok ProduksiMenurut Daljono 2011 terdapat dua metode dalam menentukan harga pokok yaitu sebagai berikutFull costingFull costing merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan semua biaya yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap terhadap produk. Metode full costing digambarkan sebagai berikutBiaya bahan bakuxxxBiaya tenaga kerja langsungxxxBiaya overhead pabrik variabelxxxBiaya overhead pabrik tetapxxx Harga pokok produksixxxVariabel CostingVariabel costing merupakan perhitungan harga pokok produk yang hanya memasukkan biaya produksi variabel. Biaya yang bersifat tetap terhadap produk BOP tidak tetap dimasukkan sebagai biaya periode. Metode variabel costing dapat digambarkan sebagai berikut Biaya bahan bakuxxxBiaya tenaga kerja langsungxxxBiaya overhead pabrik variabelxxx Harga pokok produksixxxBaca juga tentang pengertian harga Harga Pokok ProduksiHarga Pokok Produksi = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan AkhirCara Menghitung Harga Pokok ProduksiBiaya bahan bakuKeteranganJumlahHarga SatuanTotal HargaPlat stainless Stainless Star 40× Bulat Steinless 3/ Bulat Steinless 1/ Bahan Baku tenaga kerjaBiaya tenaga kerja dihitung berdasarkan sistem upah harian, dimana para pekerja mulai bekerja dari pukul s/d dengan upah untuk menghitung satu tenaga kerja yaitu x 27hari = Usaha Kana Jaya mempekerjakan 4 orang karyawan bagian produksi sehingga x 4orang = menghitung proporsi biaya tenaga kerja terhadap pesanan pintu lipat stainless, terlebih dahulu menghitung total pesanan pada bulan Oktober 2013 adalah sebagai berikut Tabel Total pesanan pada bulan Oktober 2013NoKeteranganHarga jual pesanan Rp. Lipat Nilai pesanan bulan Oktober tabel tersebut total pesanan pada bulan Oktober adalah Rp. , maka proporsi untuk pintu lipat stainless adalahBiaya overhead pabrikPemerintah menetapkan aturan tentang penyusutan barang milik negara berupa asset tetap melalui peraturan Menteri keuangan republic Indonesia nomer 1/ umur ekonomis untuk peraltan produksi adalah selama 8 tahun dan alat angkutan darat bermotor selama 7 biaya penyusutan mesinAktiva TetapHarga PerolehanUmur EkonomisNilai SisaTotal HargaRp.TahunRp.Per Tahun Rp.Per Bulan Rp.Las Biaya Penyusutan biaya penyusutan kendaraanAktiva TetapHarga PerolehanUmur EkonomisNilai SisaTotal Harga PerRp.TahunRp.Tahun Rp.Bulan Rp.Mobil Pick Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Overhead Pabrik Pintu Lipat StainlessKeteranganJumlahHarga Satuan Rp.Pembebanan %Total Rp.Biaya Bahan PembantuKawat Las1,070 Argon1 dan Ring200 Biaya Bahan Tenaga Kerja Tidak LangsungPimpinan1 % % Biaya Tenaga Kerja Tidak Lain-lainBiaya Telepon1 % Internet1 % Listrik1 % Angkut– Pemasangan4 Makan4 Biaya PenyusutanBiaya Penyusutan Mesin1 % Penyusutan Kendaraan1 % Biaya Biaya Overhead menghitum jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya, langkah selanjutnya adalah menghitung besar tarif presentase biaya overhead yang dipakai untuk membebankan overhead pabrik adalah atas dasar total biaya bahan baku pintu lipat pada bulan oktober 2013 sehingga didapat besarnya tarif BOP sebagai berikutBerdasarkan tarif BOP tersebut seharusnya untuk pintu lipat yaituPerkiraan BOP = Tarif BOP x Proporsi x Biaya Bahan Baku= 9,20% x 46% x 1. BOP = Perkiraan BOP – BOP sesungguhnya= 1. – selisih BOP diatas adalah selisih yang merugikan karena nilai biaya perkiraan lebih sedikit dibandingkan dengan BOP yang selanjutnya adalah menghitung harga pokok produksi menurut harga pokok pesanan untuk pesan pintu lipat Pokok Pesanan Pintu LipatKeteranganTotal harga Rp.Biaya Bahan Tenaga Overhead Harga Pokok Biaya Overhead Harga Penjualan Pintu LipatLaba Yang Diinginkan = Hpp Disesuaikan x Ketetapan Laba= x 20%= Jual = Hpp Disesuaikan + Laba Yang Diinginkan= + pembahasan “Harga Pokok Produksi” Pengertian, Unsur-Unsur dan Contoh Perhitungan. Semoga bermanfaat bagi pembaca, dan bagikan untuk menebar manfaat. Terimakasih.

Bagikanpengalaman Anda untuk menjadi programmer yang hebat. apa code. Q&A; Jika ada suatu algoritma berikut ini P 1 P=P 1 Q=P maka nilai P dan Q masing-masing adalah Kiat Bagus Yang Cara Belajar Apa Apa arti Arti kata Jelaskan Sebutkan Contoh Apa yang Kesehatan dan kecantikan disebut Review Toplist Bagaimana Fungsi Berapa Berikut ini
Harmoni/Diupdate Juli 10, 2020 Dalam sebuah dunia bisnis, biaya merupakan salah satu hal yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Namun adapun tujuan yang diperoleh dari informasi biaya tersebut, yaitu dapat digunakan sebagai sebuah proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Konsep biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa, yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Namun secara umum, dalam akuntansi manajemen dikenal 2 dua golongan biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Dari kedua jenis biaya tetap dan biaya variabel memiliki beberapa perbedaan. Biaya variabel dan biaya tetap adalah dua biaya utama yang dimiliki perusahaan ketika memproduksi barang dan to Tweet Maka penting bagi perusahaan untuk bisa membedakan jenis biaya tetap dan biaya variabel tersebut karena berkaitan dengan penghitungan dan cara perusahaan mengambil keputusan. Biaya-biaya ini akan dikeluarkan dalam tahapan proses produksi. Demi bisa mencapai target seperti berapa kuantitas produk yang dibuat atau peralatan apa saja yang digunakan dalam proses produksi, peran biaya tetap dan biaya variabel sangatlah diperlukan dalam melakukan kegiatan ini. Sebelum mengeluarkan pembiayaan tertentu, perusahaan perlu membuat estimasi berapa yang dibutuhkan, disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Pengertian Biaya Tetap Fixed CostMengenal Biaya Variable Variable CostBahan LangsungTenaga Kerja LangsungPemenuhan Kebutuhan Alat ProduksiUpah Lembur Tenaga KerjaKomisiPerbedaan Biaya Tetap dan Biaya VariabelBerdasarkan PengertianBerdasarkan PenilaianWaktu TerjadinyaBerdasarkan Biaya SatuanBerdasarkan PerilakuKomposisi Biaya Biaya Overhead PabrikBiaya ProduksiJenis-Jenis Biaya ProduksiBiaya Tetap Fixed CostVariable CostBiaya Total Total CostBiaya Rata-Rata Average CostBiaya Marjinal Marginal Cost Pengertian Biaya Tetap Fixed Cost Pengertian dari Biaya tetap atau yang disebut juga dengan fixed cost adalah suatu biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam keadaan konstan atau umumnya senantiasa tidak berubah walaupun mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Maka dapat dikatakan bahwa biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam sebuah biaya tetap, adapun 2 macam yang terdapat dalam biaya tetap itu sendiri yaitu committed fixed cost dan discretionary fixed cost. Adapun beberapa contoh yang terdapat dalam biaya tetap adalah biaya sewa gedung, gaji karyawan, pajak, biaya asuransi, biaya cukai jika pengiriman produk dilakukan hingga ke luar negeri, pembayaran pinjaman, dan sebagainya. Dalam sebuah biaya tetap yang senantiasa konstan bukan berarti biaya tetap tersebut akan selalu konstan. Namun biaya tetap dapat berubah sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Adapun contoh yang terdapat dalam biaya tetap yaitu Depreciation Penyusutan depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah pembebanan bertahap dan sistematis terhadap biaya aset berwujud seperti peralatan produksi selama umur manfaatnya. Insurance Asuransi asuransi adalah biaya berkala berdasarkan kontrak asuransi. Interest Expenses Beban Bunga yang dimaksud dengan beban bunga adalah biaya dana yang dipinjamkan ke perusahaan oleh pemberi pinjaman. Namun beban bunga ini digolongkan sebagai biaya tetap apabila suku bunga tetap dimasukkan ke dalam perjanjian pinjaman. Property Tax Pajak Properti pajak properti adalah pajak yang dibebankan ke perusahaan oleh pemerintah setempat, yang didasarkan pada biaya asetnya. Rent Biaya Sewa biaya sewa yang dimaksud disini adalah biaya berkala untuk penggunaan real estat kantor, pabrik, gudang miliki orang lain yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Salary Gaji gaji adalah jumlah kompensasi tetap yang dibayarkan kepada karyawan. Utility Utilitas contoh biaya utilitas adalah seperti biaya listrik, gas, telepon dan sebagainya. Dalam biaya ini memiliki elemen variabel, tetapi sebagian besar tetap. Biaya tetap memiliki fungsi dalam hal ini dapat diartikan bahwa biaya tetap akan selalu konstan hingga periode tertentu, periode dimana biaya dapat ditingkatkan maupun diturunkan oleh pihak yang bersangkutan tetapi perubahan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Mengenal Biaya Variable Variable Cost Variable cost atau disebut sebagai biaya variabel merupakan suatu biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan pada perubahan jumlah produk yang diproduksi. Apabila semakin besar jumlah volume produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Namun begitu pula sebaliknya, jika jumlah volume produk yang diproduksi kecil maka biaya yang dikeluarkan juga kecil. Dan dapat dikatakan bahwa biaya variabel tergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam memproduksi barang yang dilakukan sebuah perusahaan. Adapun contoh yang terdapat dalam biaya variabel yaitu Bahan Langsung Bahan yang berhubungan dengan proses produksi langsung atau yang biasa disebut sebagai bahan baku. Bahan langsung bisa berubah sesuai dengan jumlah produk yang telah diproduksi. Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja yang langsung berperan dalam produksi sebuah barang. Tenaga kerja akan dibayar saat sudah menghasilkan suatu produk. Namun hanya tenaga kerja sementara saja yang upahnya masuk ke dalam biaya variabel. Pemenuhan Kebutuhan Alat Produksi Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk berjalannya alat proses produksi. Seperti oli untuk mesin produksi, atau listrik untuk mesin. Upah Lembur Tenaga Kerja Upah lembur tenaga kerja dihitung dari jumlah jam yang dihabiskan oleh tenaga kerja untuk lembur saat bekerja akan dihitung sebagai biaya variabel. Komisi Komisi dihitung setiap keberhasilan penjualan produk dengan jumlah tertentu, karena berubah berdasarkan jumlah produksi dan penjualan. Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Seperti yang disebutkan diatas mengenai pengertian biaya tetap dan biaya variabel, penting untuk tahu apa perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini berkaitan dengan penganggaran maupun penghitungan berbagai kebutuhan lainnya. Adapun perbedaan biaya tetap dan biaya variabel dibawah ini Berdasarkan Pengertian Anda dapat melihat perbedaan tersebut berdasarkan pengertian dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya tetap adalah biaya yang tetap berjumlah sama, tidak berkaitan dengan berapa volume produksi atau jasa yang dihasilkan. Artinya, ketika volume tinggi maupun rendah, biaya yang diperlukan tetap sama. Biaya tetap tidak terpengaruh fluktuasi sesaat yang mungkin terjadi. Sementara biaya variabel adalah biaya yang ikut berubah. Perubahan ini berjalan beriringan dengan perubahan dalam output atau hasil produksi. Berdasarkan Penilaian Sementara berdasarkan penilaiannya, biaya tetap terkait dengan waktu. Namun biaya variabel berhubungan dengan volume. Hal ini akan menentukan berapa besaran biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel saat proses produksi dilakukan. Waktu Terjadinya Perbedaan biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat berdasarkan waktu terjadinya pada kedua biaya tersebut. Mengingat biaya tetap tidak mengalami perubahan atau jumlahnya tetap sama. Jadi, sifat dari biaya tetap adalah pasti. Bahkan jika tidak ada unit yang diproduksi sekalipun, biaya tetap akan berada di angka yang sama. Di sisi lain, biaya variabel hanya akan dikeluarkan ketika ada proses produksi. Jika tidak ada proses produksi, maka perusahaan bisa jadi tidak mengeluarkan biaya variabel sama sekali. Berdasarkan Biaya Satuan Biaya satuan untuk biaya tetap dapat mengubah harga satuan dari tiap unit yang diproduksi. Jika proses produksi menghasilkan unit yang banyak, maka biaya tetap akan mengalami penurunan per unit. Begitu pula sebaliknya, jika unit yang dihasilkan sedikit, biaya tetap bisa naik. Dalam biaya tetap, biaya satuan berbanding terbalik dengan jumlah unit yang diproduksi. Sementara dalam biaya variabel, jumlahnya akan tetap sama dalam hitungan produksi per unit. Terlepas dari banyak atau sedikitnya jumlah unit yang diproduksi, biaya variabel akan berjalan seperti ini. Berdasarkan Perilaku Untuk biaya tetap, perilaku atau sifatnya tetap konstan hingga jangka waktu tertentu. Sementara untuk biaya variabel, akan ada perubahan seiring dengan naik turunnya tingkat produksi atau output yang dilakukan. [elementor-template id="26379"] Komposisi Biaya Dalam biaya tetap, ada komposisi seperti overhead produksi tetap, biaya penjualan tetap, distribusi overhead, hingga biaya administrasi tetap. Sementara biaya variabel melibatkan pengeluaran untuk tenaga kerja langsung, bahan langsung, beban langsung, variabel penjualan, variabel produksi overhead, hingga distribusi overhead. Anda dapat melihat dari contohnya, jelas perbedaan yang terdapat antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Overhead Pabrik Yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik adalah semua biaya biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk atau pun job. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Barang Item biaya overhead Pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Dan meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriteria sebagai biaya variabel dan biaya tetap. Maka untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini memiliki peran yang sangat penting pada kelangsungan hidup bisnis maupun perusahaan. Biaya Produksi Biaya produksi adalah suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambahkan bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran. Dan dapat diartikan bahwa produksi merupakan sebuah proses dalam mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi produksi tidak harus berarti suatu proses mengubah barang lain, seperti hal nya dalam suatu pabrik. Jadi jasa pengangkut atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh dari proses produksi karena keduanya menambah nilai. Orang yang melakukan proses ini disebut produsen. Tujuan dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba. Hal itu menjadi latar belakang kenapa biaya produksi itu penting. Anda yang sedang berusaha memulai bisnis sendiri bisa mengetahui laba atau ruginya perusahaan dengan membandingkan antara biaya produksi dengan pendapatan atau pendapatan bersih yang diperoleh. Selain itu dengan memahami konsep biaya produksi ini, Anda akan mudah untuk mengambil keputusan-keputusan jangka pendek. Keputusan-keputusan jangka pendek seperti kebutuhan pembelian bahan baku. Kedua adalah penentuan harga barang ketika dijual. Baca Juga Penjelasan Lengkap Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual Jenis-Jenis Biaya Produksi Perlu Anda ketahui, terdapat beberapa macam jenis dalam biaya produksi, berikut jenis-jenisnya Biaya Tetap Fixed Cost Biaya tetap Fixed cost adalah biaya yang keluar setiap periodenya dan tidak bergantung pada berlangsung atau tidak berlangsungnya produksi. Biasanya biaya tetap ini berhubungan dengan aset-aset perusahaan dalam jangka waktu panjang seperti gedung, administrasi, pajak, biaya listrik dan air juga komponen-komponen tetap lainnya. Variable Cost Berbeda dengan biaya tetap yang nilainya tetap, biaya variabel adalah biaya yang pengeluarannya tergantung jumlah produksi. Semakin banyak barang yang diproduksi maka biaya variabel yang keluar juga akan semakin banyak. Biaya variabel ini biasanya berhubungan langsung dengan trend pasar. Ketika trend pasar sedang meningkat, maka biaya variabel yang perlu untuk dikeluarkan juga akan semakin meningkat. Namun apabila jika trend sedang menurun dan perusahaan memutuskan mengurangi produksi, maka biaya variabel terkait produksi seperti gaji pekerja dan bahan baku utama juga akan semakin menurun. Biaya Total Total Cost Biaya total Total Cost adalah seluruh penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan setiap periodenya. Biaya Rata-Rata Average Cost Jika Anda sedang membuat rata-rata biaya per periode, Anda dapat menggunakan metode Biaya rata-rata average cost. Anda dapat menghitung biaya rata-rata produksi dengan menghitung biaya total kemudian dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Dari biaya rata-rata ini Anda sudah bisa menentukan harga jual produk Anda. Karena jika menggunakan biaya variabel atau biaya tetap saja ketika menghitung harga jual salah satu komponen dalam biaya Anda tidak terpenuhi. Sehingga kemungkinan Anda akan mengalami kerugian. Biaya Marjinal Marginal Cost Biaya marjinal adalah setiap tambahan ketika menambah satu unit produksi. Definisi dari biaya marjinal ini mirip dengan biaya variabel. Bedanya, biaya marjinal ini akan muncul ketika Anda melakukan ekspansi usaha. Jika belum melakukan ekspansi usaha dan masih melakukan proses produksi seperti dengan biayanya maka yang keluar adalah biaya variabel. Sebagai pemilik usaha, sangat penting untuk melacak dan lebih memahami bagaimana berbagai biaya berubah dengan perubahan volume dan tingkat output. Rincian biaya-biaya ini menentukan tingkat harga layanan dan membantu dalam banyak aspek lain dari strategi bisnis secara keseluruhan. Jenis dari kedua biaya tetap dan biaya variabel ini juga merupakan suatu bahan utama untuk berbagai metode penetapan biaya yang digunakan oleh bisnis, termasuk penetapan biaya pesanan pekerjaan, penetapan biaya berdasarkan aktivitas dan penetapan biaya proses. Namun dari beberapa hal yang disebutkan di atas, jelas bahwa kedua biaya tersebut sangat berlawanan dan memiliki perbedaan satu sama lain, dan mereka tidak sama dalam hal apapun. Maka penting bagi Anda untuk mengetahui hal perbedaan tentang kedua hal ini untuk perkembangan bisnis Anda. Selain itu dalam pencatatan kedua biaya ini Anda juga bisa menggunakan software pencatatan keuangan untuk memudahkan itu semua. Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Harmony. Harmony adalah software akuntansi online yang bisa membantu Anda dalam masalah pembukuan. Harmony memiliki banyak fitur yang sudah mengikuti standart akuntansi keuangan yang ada dan dikemas dengan desain yang mudah digunakan walau Anda tidak memiliki background akuntansi sekalipun. Daftarkan bisnis Anda sekarang juga dan nikmati free trial 30 hari untuk pengguna baru dengan klik di sini. Dapatkan semua info mengenai fitur dan modul aplikasi Harmony dengan follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony. Pembukuan Lebih Mudah!Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!COBA GRATIS HarmoniHarmony menyajikan artikel seputar bisnis, keuangan, perpajakan dan finansial untuk membantu para pemilik usaha kecil. Dapatkan cara mudah membereskan keuangan usaha Anda menggunakan Harmony dan coba gratis 30 Social Media KamiDapatkan konten terbaru dari HarmonyArtikel Populer Lainnya Perusahaanmengetahuai sejauh mana dampak perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan. harga jual yang ditetapkan per unit barang atau jasa yang telah diproduksi oleh perusahaan. bahan dan overhead dalam proses pembuatan produk atau jasa yang dijual ke pelanggan sepanjang suatu periode disebut. answer choices . BEP. HPP.
Skip to content Produk Zahir AccountingZahir ERPZahir HRZahir POSPOSXPOS RestoDagang & DistribusiRitelKontraktorJasaResto & Coffee ShopTravelManufakturNirlabaMinimarketAkuntansiBisnisKeuanganMarketingLainnya Tips & TrikMarketingEtos KerjaProfesi & KarirEkonomiEntrepreneurshipCoba Zahir, Gratis Pengertian Break Even Point BEP dalam Akuntansi Home » Pengertian Break Even Point BEP dalam Akuntansi Pengertian Break Even Point BEP dalam Akuntansi BEP atau singkatan dari Break Even Point merupakan parameter atau patokan yang umumnya digunakan untuk menentukan apakah bisnis Anda mengalami kerugian atau keuntungan. Dalam menghitung BEP, bisa dikatakan gampang-gampang susah karena banyak hal detail yang harus dipahami. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari BEP mulai dari apa itu pengertiannya hingga cara menghitungnya, berikut penjelasan lengkapnya. Pengertian BEPDaftar Isi1 Pengertian BEP2 Manfaat BEP3 Analisis Break Dasar Anggapan Analisis Break Even 1. Adanya klasifikasi 2. Biaya tetap selalu 3. Biaya variabel selalu 4. Harga jual 5. Hanya memproduksi satu barang4 Komponen Penghitungan Dasar Break Even 1. Fixed 2. Variable 3. Selling Price5 Rumus Break Even 1. Dasar 2. Dasar Penjualan6 Cara Menghitung 1. Metode 2. Metode Kontribusi 3. Metode Grafik7 Grafik Break Even Keterangan8 Contoh Soal Menghitung Penghitungan BEP Rupiah dan Target Membuktikan Laba Yang Diperoleh9 Related posts Break Even Point BEP adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Break even dan analisis hubungan biaya, volume, dan laba merupakan teknik-teknik perencanaan laba dalam jangka pendek dengan mendasarkan analisisnya pada variabilitas penghasilan penjualan ataupun biaya terhadap volume kegiatan. Menurut Syarifuddin Alwi 1990 239, Break Even Point BEP merupakan suatu keadaan perusahaan di mana dengan keadaan tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian namun juga perusahaan tidak mendapatkan laba sehingga terjadi keseimbangan atau impas. Hal ini bisa terjadi bila perusahaan dalam pengoperasiannya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Dari pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Break Even Point BEP adalah suatu keadaan di mana perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan yang bisa juga disebut pendapatan dan biaya seimbang. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point BEP biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Sedangkan, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Manfaat BEP Dari pengertian di atas, jelas dengan memahami BEP, Anda sebagai pebisnis akan merasakan beberapa manfaat dalam membaca laporan akuntansi perusahaan Anda. Lantas, apa saja manfaat dari BEP? Dirangkum dari penjelasan menurut beberapa pakar, seperti Bustami dan Nurlela 2006, serta Carter dan Usry, berikut beberapa manfaat BEP untuk bisnis Anda, yaitu Mencegah terjadinya kerugian karena perusahaan bisa mengetahui berapa minimal jumlah produk yang harus dijual agar biaya modal bisa tertutupi. Perusahaan juga bisa mengetahui berapa minimal jumlah produk yang harus dijual agar mendapatkan keuntungan. BEP juga bisa jadi kacamata bagi perusahaan agar bisa melihat berapa nilai berkurangnya penjualan, sehingga kerugian bisa dicegah. Perusahaan bisa mengetahui apa saja dampak dari adanya perubahan harga jual produk, biaya produksi barang, dan volume penjualan produk. Perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan karena bisa menentukan apa saja produk yang harus dibuat dan bisa laku di pasaran. Menjadi buku panduan dalam menyelesaikan masalah terkait produksi dan investasi. Membantu mengambil keputusan final perusahaan terkait produk, apakah harus dipertahankan atau dihapuskan saja. Analisis Break Even Menurut Bambang Riyanto 1997 359, yang dinamakan analisis impas break-even adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan. Dasar Anggapan Analisis Break Even Point Menurut Munawir 2012 197, ada beberapa dasar anggapan yang digunakan dalam analisis BEP seperti 1. Adanya klasifikasi biaya Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat. Terhadap biaya semi variabel harus dilakukan pemisahan menjadi unsur tetap dan unsur variabel secara teliti baik dengan menggunakan pendekatan analitis maupun historis. 2. Biaya tetap selalu konstan Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Pada umumnya perusahaan yang dapat berproduksi dalam jumlah besar tanpa melampaui kapasitas penuh akan dapat bekerja dengan efisien dan akan dapat menekan biaya yang terjadi termasuk biaya tetapnya. 3. Biaya variabel selalu dinamis Bahwa biaya variabel akan berubah secara proporsional sebanding dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan. 4. Harga jual tetap Bahwa harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. 5. Hanya memproduksi satu barang Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualan sales mix akan tetap konstan atau tidak mengalami perubahan. Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini. 1. Fixed Cost Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. 2. Variable Cost Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. 3. Selling Price Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Rumus Break Even Point Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut. 1. Dasar Unit Berapa unit jumlah barang / jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas BEP = FC / P-VC 2. Dasar Penjualan Berapa Rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas FC / 1 - VC/P* Penghitungan 1 – VC/P. Istilah ini biasa juga disebut dengan nama Margin Kontribusi Per Unit. Cara Menghitung BEP Ada tiga cara yang bisa Anda gunakan untuk menghitung BEP. Masing-masing cara bisa diterapkan dalam kasus yang berbeda sesuai kebutuhan perusahaan. Tiga cara menghitung BEP adalah menggunakan metode persamaan, metode grafik, dan metode margin kontribusi. Berikut penjelasannya 1. Metode Persamaan Metode ini digunakan menggunakan data laporan laba rugi perusahaan. Terdapat tahapan perhitungan yang harus dilakukan menggunakan data ini, yakni dengan rumus berikut Tentukan berapa jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk mencapai BEP. Gunakan rumus BEP unit = Total Biaya Tetap Fixed Cost / Harga Jual Per Unit Produk – Biaya Variabel Setiap Unit Produk Kemudian, lanjutkan dengan rumus berikut untuk mengetahui berapa pendapatan yang harus diterima agar mencapai titik impas. BEP rupiah = Total Biaya Tetap Fixed Cost/1 – Biaya Variabel Setiap Unit Produk / Harga Jual Per Unit 2. Metode Kontribusi Unit Ini merupakan cara menghitung BEP menggunakan data jumlah margin kontribusi. Apa maksudnya? Margin kontribusi adalah selisih antara pendapatan dengan biaya variabel. Metode perhitungan ini dilakukan agar perusahaan bisa tahu berapa keuntungan yang didapat dari produk yang dijual dengan mengukur hasil dari penjualan terhadap keuntungan. Perhitungan bisa dilakukan menggunakan tahapan rumus berikut Margin Kontribusi Unit = Pendapatan – Biaya Variabel Variable Cost Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi/Penjualan Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan rumus berikut BEP Unit = Biaya Tetap / Margin Kontribusi Per Unit atau BEP = Biaya Tetap / Harga Jual – Biaya Variabel Untuk BEP rupiah, rumusnya BEP Rupiah = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi 3. Metode Grafik Henry Simamora 2012 menyebut, grafik BEP dapat menunjukkan hal penting bagi pengusaha. Grafik ini mampu mempermudah pengusaha mengevaluasi perubahan volume penjualan tahun lalu dan memperbaikinya di tahun yang akan datang. Grafik ini akan menunjukkan titik impas perusahaan. Sumbu X menggambar akan volume penjualan, sementara sumbu Y menggambarkan biaya. Grafik Break Even Point Grafik BEP merupakan salah satu metode yang digunakan dalam perhitungan titik impas. Keterangan Garis horizontal menunjukkan volume penjualan Garis vertikal menunjukkan biaya Perpotongan garis horizontal dan vertikal adalah BEP Sisi kiri garis BEP adalah kerugian Sisi kanan garis BEP adalah laba atau profit Grafik ini bisa menjadi alat bagi pengusaha untuk melihat kondisi perusahaan. Grafik jadi alat untuk melakukan evaluasi penjualan dari tahun lalu, kemudian melakukan perubahan di tahun yang akan datang. Contoh Soal Menghitung BEP Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi Total Biaya Tetap FC senilai Rp 100 juta Total Biaya Variabel VC per unit senilai Rp 60 ribu Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu Penghitungan BEP Unit BEP = FC/ P – VC BEP = / – BEP = 5000 Penghitungan BEP Rupiah dan Target Laba BEP = FC / 1 - VC/P BEP = / 1 – BEP = Dari analisis inilah, perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh target laba berdasarkan berapa penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut BEP - Laba = FC + Target Laba / P - VC Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per bulan. BEP - Laba = FC + Target Laba / P - VC BEP – Laba = + / – BEP – Laba = / BEP – Laba = unit atau BEP – Laba = Rp 720 juta didapat dari 9000 unit x Rp Membuktikan Laba Yang Diperoleh Untuk membuktikan bahwa dengan menjual unit bernilai Rp perusahaan akan mendapatkan laba Rp 80 juta, mari kita periksa berikut ini. Penjualan Rp FC Rp Total VC Rp x 9000 unit Rp Total Biaya Rp Laba Rp Dihitung dengan cara Penjualan – FC + Total VC Kesimpulan Dalam berbisnis, tentunya analisis break even point sangat membantu pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang atau pendapatan yang diterima. BEP ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam suatu software akuntansi dan manajemen bisnis. Pada intinya, ketika menjalankan sebuah usaha pastikan ada perhitungan yang jelas. Hal ini dilakukan agar mengurangi terjadinya kesalahan atau kerugian pada sebuah perusahaan. Meskipun tidak dipungkiri, bahwa kesalahan atau kerugian itu hal yang pasti dalam sebuah usaha. Tidak ada salahnya jika kita berusaha untuk memperkecil hal tersebut terjadi. Fasilitas penghitungan Break Even Point menjadi lebih mudah namun lebih komprehensif dengan kita memanfaatkan software akuntansi, coba sekarang dengan Zahir Online di sini. Related posts
Istilahharga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa. Biasanya penggunaan kata harga berupa digit nominal besaran angka terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan tinggi rendahnya nilai suatu kualitas barang atau jasa. Dalam ilmu ekonomi harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau beli suatu produk

Cara Menghitung BEP – Sebelum memahami tentang Cara Menghitung Break Even Point BEP Suatu Usaha Dagang dan Usaha Bisnis, ada baiknya jika kalian mengenal terlebih dahulu tentang Apa Itu Break Even Point BEP didalam suatu Usaha Bisnis. Dan langsung saja untuk Pengertian Break Even Point BEP Menurut Wikipedia Indonesia adalah sebuah Titik dimana Biaya Pengeluaran Modal dan Pendapatan seimbang sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan didalam Suatu Usaha Bisnis maupun Usaha Dagang yang akan dan sedang dijalani, dan didalam Ilmu Akuntansi hal ini disebut dengan Break Even Point BEP. Didalam menghitung Break Even Point BEP Suatu Usaha Bisnis dan Usaha Dagang sangatlah penting sekali karena sebagai Pengusaha tentunya harus pintar dalam menghitung Untung Rugi sebuah Usaha yang akan digeluti dan dijalani, karena disetiap Usaha Bisnis pastilah membutuhkan Modal Besar dan tidak sedikit. Oleh karena itu dengan adanya Break Even Point BEP ini sangat membantu bagi para Pengusaha untuk menghitung kapan Modal Usaha itu balik Balik Modal, sehingga ketika sudah mengetahui Kapan Modal Usaha itu Balik Modal maka Pengusaha bisa mengetahui kapan Usaha tersebut bisa Menguntungkan. Kemudian Jenis Break Event Point BEP dalam Suatu Usaha Bisnis dibagi menjadi Dua Jenis BEP yang antara lain Break Event Point BEP Unit yakni Titik Pulang Pokoko Modal yg dinyatakan didalam Jumlah Penjualan suatu Produk di Nilai tertentu dan yang Kedua adalah Break Event Point BEP Rupiah yakni titik pulang pokok yg dinyatakan oleh Jumlah Penjualan atau Harga Penjualan tertentu. Untuk Rumus Break Event Point dan Cara Menghitung Break Event Point tersebut bisa kalian lihat penjelasannya dibawah ini karena telah dijelaskan secara lebih detail. Rumus dan Cara Menghitung BEP Unit = Biaya Tetap / Harga Per Unit – Biaya Variable Per Unit Keterangan nya Biaya Tetap adalah Biaya yg Jumlahnya tetap, walaupun didalam Usaha Kalian tidak sedang berproduksi Harga Per Unit adalah Harga Jual Barang atau Jasa Perunit yg dihasilkan Biaya Variabel Per Unit adalah Total Biaya Variable Perunit TVC/Q Rumus BEP Rupiah dan Cara Menghitung BEP Rupiah Rumus dan Cara Menghitung BEP Rupiah = Biaya Tetap / Kontribusi Margin Per Hari Harga Per Unit Keterangannya Biaya Tetap adalah Biaya yg Jumlahnya tetap, walaupun didalam Usaha Kalian tidak sedang berproduksi Kontribusi Margin Per Hari adalah Total Jual Per Unit – Biaya Variable Per Unit Selisih Harga Per Unit adalah Harga Jual Barang atau Jasa Perunit yg dihasilkan Contoh Soal BEP Break Even Point Bisnis Usaha Usaha Dagang UD Tegar Jaya di Tahun 2017 mempunyai Data – Data Biaya dan Rencana Produksi sebagai berikut Diketahui 1. Biaya Tetap Dalam Sebulan adalah sebanyak Rp. 150 Juta yang terbagi dari Rp. Biaya Penyusutan Mobil Kijang Rp. Biaya Gaji Pemilik Rp. Biaya Gaji Asuransi Kesehatan Rp. Biaya Gaji Sewa Gedung Kantor Rp. Biaya Gaji Sewa Pabrik Rp. BIaya Gaji Pegawai 2. Biaya Variable Per Unit mencapai Rp. yang terdiri dari Rp. Biaya Bahan Baku Rp. Biaya Listrik dan Air Rp. Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. Biaya Lain – Lain 3. Harga Jual Per Unit Rp. Jawabannya Cara Menghitung BEP Dalam Unit milik Badan Usaha Tegar Jaya adalah = Biaya Tetap / Harga Per Unit – Biaya Variable Per Unit = Rp. / Rp. – Rp. = Rp. / Rp. = Unit Cara Menghitung BEP Dalam Rupiah milik Badan Usaha Tegar Jaya adalah = Biaya Tetap / Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit = Rp. / Rp. / Rp. = Rp. / = Rp. Jadi Nilai Break Event Point BEP dari Badan Usaha Tegar Jaya tercapai ketika Penjualan Barang Produknya mencapai Unit, yang telah dibuktikan dengan Cara Menghitung BEP Unit Badan Usaha milik Tegar Jaya. Dan jika didalam BEP Rupiah dari Badan Usaha milik Tegar Jaya tercapai jika menyentuh Penjualan Produk Barang dengan nilai sebesar Rp. 600 Juta. Dan sebagai tambahan informasi saja bahwa didalam Cara Mencari Break Event Point BEP dalam suatu Usaha Bisnis dan Usaha Dagang, maka nilai dari BEP tersebut sangat tergantung dari Perubahan Harga Jual Per Unit, Perubahan Biaya Tetap, Perusahaan Biaya Variable dan Perubahan Komposisi Sales Mix sehingga bagi kalian sebagai Pengusaha dan Pemilik Suatu Usaha harus mengetahui secara pasti Nilai dari Biaya – Biaya tersebut didalam Suatu Bisnis Usaha Anda. Mungkin hanya seperti itu saja pembahasan tentang Rumus BEP dan Cara Menghitung BEP yang bisa saya berikan kepada para Pembaca, dan semoga saja ulasan tentang salah satu Rumus Akuntasi ini dapat berguna dan bermanfaat kepada kalian para Pembaca.

Dalam transaksi jual beli terdapat istilah hukum permintaan dan penawaran. Sebagai seorang pebisnis tentu saja harus mengetahui hukum-hukum dalam transaksi jual beli karena dalam bidang ekonomi pasti ada yang namanya permintaan (demand) dan penawaran (supply).Dimana harga dan kuantitas suatu barang atau jasa akan mempengaruhi satu sama lain.
Pengertian BEP atau Break Even Point adalah total pendapatan yang didapatkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Total keuntungan dan kerugian pada titik BEP adalah 0, artinya di titik ini adalah titik impas, dimana perusahaan dalam posisi netral. Yang dimana perusahaan tidak mengalami kerugian maupun Titik Impas Break Even PointUntuk menghitung break-even point dalam satuan menggunakan rumusBreak Even Point = Biaya Tetap ÷ Harga Penjualan per Unit – Biaya Variabel per UnitBiaya Tetap – Biaya tetap adalah biaya yang biasanya tidak berubah, atau hanya berubah sedikit. Contoh biaya tetap untuk bisnis adalah biaya utilitas dan sewa Jual per Unit– Ini adalah berapa banyak perusahaan akan membebankan konsumen hanya untuk satu produk yang perhitungannya sedang Variabel per Unit– Biaya variabel adalah biaya yang terkait langsung dengan produksi suatu produk, seperti tenaga kerja yang disewa untuk membuat produk itu, atau bahan yang digunakan. Biaya variabel sering berfluktuasi, dan biasanya merupakan pengeluaran terbesar BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEPRumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi Production Fixed Cost dengan Harga Jual per Unit Sales Price per Unit dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk Variable Cost. Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut BEP dalam Unit = Biaya Tetap Produksi / Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per UnitAtauBEP dalam Unit = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unitRumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEPRumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi Production Fixed Cost dengan Harga Jual per Unit Sales Price per Unit dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk Variable Cost kemudian dikalikan dengan Harga per Unit lagi. Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebutBEP dalam Rupiah = Biaya Tetap Produksi / Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit x Harga per UnitAtauBEP dalam Unit = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit x Harga per UnitKeterangan BEP dalam Unit = Break Even Point dalam unit QBEP dalam Rupiah = Break Even Point dalam Rupiah PBiaya Tetap Fixed Cost = biaya yang jumlahnya tetap baik sedang berproduksi atau tidakBiaya Variabel Variable Cost = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lainHarga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit selisihBiaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit TVC/QMenghitung Keuntungan yang diinginkan dengan Hasil Analisis Break Even Point BEPSetelah melakukan perhitungan diatas, kita masih dapat menghitung jumlah keuntungan yang kita inginkan dengan menggunakan Hasil perhitungan BEP tersebut yaitu banyaknya unit yang harus diproduksi untuk mencapai keuntungan yang kita inginkan. Berikut ini rumusnya Jumlah Unit = Keuntungan yang diinginkan Rupiah / Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit + Jumlah Unit BEPAtauJumlah Unit = Keuntungan yang diinginkan Rupiah / Margin Kontribusi per unit + Jumlah Unit BEPMisalnya, perusahaan tersebut ingin mendapatkan laba atau keuntungan Rp. 100 juta, berapakah unit smartphone yang harus diproduksinya?Biaya Tetap Produksi Rp. Biaya Variabel per Unit Rp. Harga Jual per Unit Rp. Jumlah Unit BEP unit Keuntungan yang diinginkan Rupiah Rp. Unit = Keuntungan yang diinginkan Rupiah / Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit + Jumlah Unit BEP Jumlah Unit = / – + Jumlah Unit = / + Jumlah Unit = 200 + Jumlah Unit = untuk mendapatkan laba atau keuntungan sebanyak Rp. 100 juta, perusahaan tersebut harus dapat memproduksi sebanyak unit Even Point Titik Impas atau Balik Modal – Rumus, Contoh Soal dan Jawaban. Ilustrasi dan sumber foto PxhereContoh Titik Impas Break Event PointMari kita tunjukkan beberapa contoh cara menghitung titik impasSam’s Sodas adalah produsen minuman ringan di daerah Seattle – Amerika. Dia sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan minuman ringan baru, yang disebut Sam’s Silly Soda. Dia ingin tahu seperti apa dampak minuman baru ini terhadap keuangan perusahaan. Maka, ia memutuskan untuk menghitung titik impasnya, agar ia dan tim manajemennya dapat menentukan apakah produk baru ini layak untuk pembukuannya adalah sebagai berikut, untuk bulan pertama produk akan di produksiBiaya Tetap = $ total, untuk bulan tersebutBiaya Variabel = 0,40 per dapat diproduksiHarga Jual = $ 1,50 kalengUntuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per Titik Impas dalam Satuan Unit dalam satu produkRumus break event point dalam satuanBiaya Tetap ÷ Harga jual per unit – Biaya variabel per unit$ 2000 / $ 1,50 – $ 0,40Atau $ 2000 / 1,10= 1818 unitIni berarti Sam perlu menjual lebih dari 1800 kaleng soda baru dalam sebulan, untuk mencapai titik Break Even Point dalam Break Even AnalysisPoin penting tentang break even point, bagaimana menerapkan break even point untuk menghasilkan keuntungan yang kamu inginkan dengan menggunakan break even analysis. Dengan contoh di atas, maka cara menghitungnya akan seperti iniN unit yang dibutuhkan = margin kontibusi + BEP unitN unit = + unit = + unit = menggunakan korelasi dari metode break even point dan break even analysis, manajer produksi XYZ dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan XYZ mendapat keuntungan yang di inginkan. Dalam contoh kasus ini Perusahaan XYZ harus menjual sebanyak unit agar memperoleh keuntungan sebesar titik impasAnda perlu mengetahui biaya tetap dan variabel bisnis Anda jika Anda ingin menggunakan rumus titik tetap tidak berubah berdasarkan berapa banyak barang yang Anda jual. Ini adalah pengeluaran yang harus Anda bayar untuk menjalankan bisnis Anda, seperti sewa, tempat, dan pajak properti. Anda dapat mengandalkan biaya tetap agar tetap sama ketika Anda membuat anggaran bisnis variabel, di sisi lain, berubah ketika penjualan berubah. Ketika Anda menjual lebih banyak barang, biaya variabel Anda meningkat. Contoh biaya variabel termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya kartu unitTR = TC P x X = TFC + V x V P x X – V x X = TFC P – V x X = TFC X = TFC / P – VketeranganTR Pendapatan total/Total RevenueTC Biaya total/Total CostTFC Biaya tetap total/Total Fixed CostP HargaV Biaya variabel per unitdasar nilaiBEP = FC / 1 – VC / PketeranganFC Biaya tetapP Harga jual per unitVC Biaya variabel per unitContoh Soal dan Jawaban Break Event Point1. Seorang akuntan manajer perusahaan PT ABC, yang bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan supply ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar dan menginginkan keuntungan sebesar Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya adalah sebagai berikutTotal biaya tetap = Biaya variabel per unit = Harga jual per unit = Keuntungan yang di inginkan = perusahaan harus menjual berapa unit agar tidak mengalami kerugian?JawabanPertama kita harus mencari nilai BEP-nya terlebih dahulu, saat Anda mencari nilai BEP kamu akan mengetahui juga nilai margin kontribusinyaBEP = margin kontribusi BEP = – BEP = BEP = 2500 UnitArtinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh Sebuah perusahaan yang memproduksi Smartphone ingin mengetahui jumlah unit yang harus diproduksinya agar dapat mencapai break even point BEP atau titik impasnya. Biaya Tetap Produksinya adalah sebesar Rp. 500 juta sedangkan biaya variabelnya adalah sebesar Rp. 1 juta. Harga jual per unitnya adalah sebesar Rp. 1,5 juta. Berapakah unit yang harus diproduksi agar dapat mencapai Break Even Point atau titik impasnya?Diketahui Biaya Tetap Produksi Rp. Biaya Variabel per Unit Rp. Harga Jual per Unit Rp. 1 menghitung BEP dalam Unit BEP dalam Unit = Biaya Tetap Produksi / Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit BEP dalam Unit = / – BEP dalam Unit = / BEP dalam Unit = unitJadi Perusahaan ini harus dapat memproduksi Smartphone sebanyak unit untuk mencapai Break Even Point atau titik 2 menghitung BEP dalam bentuk uang Rupiah BEP dalam Rupiah = Biaya Tetap Produksi / Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit x Harga per Unit BEP dalam Rupiah = / – x BEP dalam Rupiah = / x BEP dalam Rupiah = 1,5 milliarJadi Perusahaan harus dapat mencapai penjualan sebanyak Rp. 1,5 miliar agar dapat Break Even tidak untung dan tidak rugi.4. Diketahui PT. ABC mempunyai usaha yakni pada bidang kebutuhan alat perkakas, seperti martil dengan data sebagai berikutJumlah produksi yang dapat digunakan unit mesin jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unitTotal biaya tetap sebesar Rp. dan total biaya variabel sebesar masing-masing biaya ialah sebagai berikut Fixed CostOverhead Pabrik Rp. disribusi Rp. administrasi Rp. FC Variable CostBiaya bahan Rp. tenaga kerja Rp. pabrik Rp. distribusi Rp. administrasi Rp. VC BEP-nya dalam unit dan untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun Kapasitas produksi unitHarga jual per unit Rp. 5000,-Total Penjualan unit x Rp 5000,- = Rp. tetap unit = 150 000 000 / 100 000 = Rp 1500/unit Biaya variabel = 250 000 000 / 100 000 = Rp 2500/unitUntuk mencari BEP dalam unit ialah sebagai berikutBEP unit = 150 000 000 / 5000 – 2500 = 60 000 unitCatatan Maka perusahaan harus menjual Unit perkakas martil untuk BEP dalam rupiah ialah sebagai berikutBEP Rupiah = 60 000 unit x 5000 = 300 000 000Catatan Maka perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. supaya terjadi membuktikan kedua hasil tersebut dengan BEP = Unit BEP x harga jual unitBEP = unit x = Pabrik bernama “Inti Sukses” bekerja dalam bidang pangan. Pabrik tersebut memproduksi tahu dengan data di bawah ini Mesin penggiling Rp. Alat cetak 5 buah Rp. Panci 2 buah Rp. Ember 10 buah Rp. Tampah 10 buah Rp. pembuatan tahu memiliki usia pakai 12 bulanKedelai2 kwintal Rp. Listrik Rp. Gas LPG 5 buah Rp. Bumbu 5 KG Rp. Air 5 toren Rp. Karyawan 3 orang Rp. data pabrik tahu di atas, tentukan waktu dalam satuan hari a. Total biaya produksi b. BEP produksi unit, jika 1 tahu dijual Rp. 500 c. BEP hargaPembahasan Biaya tetap fixed costMesin penggiling = Rp. 5 buah alat cetak = Rp. 2 panci = Rp. 10 ember = Rp. 10 tampah = Rp. Total = Rp. penghitungan biaya tetap tidak diperlukan dalam menghitung BEP, namun sobat harus mengetahui mana yang termasuk biaya tetap dan mana biaya variabel variable cost200 kg kedelai = Rp. Listrik = Rp. 5 toren air = Rp. 5 gas LPG = Rp. 5 kg Bumbu = Rp. 3 Karyawan = Rp. Total = Rp. listrik, air, dan gas LPG merupakan biaya variabel karena semakin banyak proses produksi semakin banyak pula pengeluaran dari tiga energi tersebut tergantung banyaknya produk.Biaya penyusutan alatIngat alat yang digunakan tersebut memiliki usia pemakaian yang artinya pun memiliki biaya penyusutan untuk perbaikan dan lainnya. Mesin penggiling = Rp. Rp. 5 buah alat cetak = Rp. Rp. 2 panci = Rp. Rp. 10 ember = Rp. Rp. 10 tampah = Rp. Rp. Total Rp. Biaya produksi, BEP unit dan BEP harga!Jawabana. Biaya produksi Biaya produksi = jumlah biaya variabel + jumlah biaya penyusutan = + = Rp. b. BEP unit BEP unit = total biaya produksi / harga jual = Rp. 4. 713. 000 / Rp. 500 = 9. 426 buah tahu jumlah minimal agar titik impas c. BEP harga BEP harga = total biaya / hasil produksi = Rp. 4. / = Rp. 500 / buahDari data di atas diketahui bahwa pabrik “Inti Sukses” tidak akan rugi dan tidak juga untung apabila memproduksi buah tahu dan menjualnya dengan harga Rp. 500. Sekian semoga dapat bermanfaat dan terima kasih. 6. Data perusaahan PT Abadi Terang, sebagai berikutTotal Biaya Tetap TFC senilai Rp 120 jutaTotal Biaya Variabel VC per unit senilai Rp 60 ribuHarga jual barang per unit senilai Rp 80 ribuPenghitungan BEP Unit BEP Unit = FC/ P – VC BEP Unit = – BEP Unit = 6000Penghitungan BEP Rupiah BEP = FC/ 1 – VC/P BEP = 1 – = Rp Berapa keuntungan yang dapat diperoleh target laba? Buktikan laba yang diperoleh!Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh target laba berdasarkan berapa target penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikutBEP – Laba = FC + Target Laba / P – VCMari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per – Laba = FC + Target Laba / P – VC BEP – Laba = + / – BEP – Laba = / BEP – Laba = unit atau BEP – Laba = Rp 800 juta didapat dari unit x Rp Laba Yang DiperolehUntuk membuktikan bahwa dengan menjual unit bernilai Rp perusahaan akan mendapatkan laba Rp 80 juta, mari kita periksa berikut iniPenjualan Rp FC Rp Total VC Rp x unit Rp Total Biaya Rp Laba Rp Dihitung dengan cara Penjualan – FC + Total VC7. Perusahaan Sinar Terang adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan oven. Akuntan manajer perusahaan tersebut dibebankan tugas untuk menghitung jumlah oven yang harus dijual agar dapat mengimbangi biaya operasional yang tercatat sebanyak 60 juta. Sedangkan laba bersih yang dikehendaki perusahaan sebanyak 30 juta. Diketahui Total biaya tetap = Biaya variabel per unit = Harga jual per unit = Laba yang diinginkan = BEP dan Margin Produksi!JawabanBEP dalam unit = Biaya Tetap Produksi Margin Kontribusi per unit= Harga jual per unit – Biaya variabel per unit = – = = 2000 unitDari data di atas bisa disimpulkan bahwa agar tidak merugi maka perusahaan Sinar Terang harus mampu menjual oven sebanyak 2000 unit. Namun jumlah tersebut adalah jumlah minimal agar impas, namun belum dapat menghasilkan laba. Selanjutnya, tugas akuntan tersebut adalah mengubah data tersebut ke dalam bentuk mata uang,BEP dalam rupiah = Harga jual per unit x BEP unit= x unit = bisnis perlu memahami Break Even Point BEP untuk menetapkan target minimal penjualan harian atau bulanan. Penetapan target tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan. Dengan mengetahui titik impas, maka pemilik bisnis harus paham target penjualan yang harus dicapai. Dengan demikian, pemilik bisnis bisa mengantisipasi kemungkinan untung atau Tuliskan 4 kegunaan perhitungan titik impas break even point!Jawaban1. Hubungan antara penjualan biaya dan laba. 2. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel. 3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi. 4. Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan PT KopiKat bergerak dalam bisnis jasa penyedia fotocopy. Biaya yang dikeluarkan bisnis jasa penyedia fotocopy dijalankan yang terdiri dari biaya sewa lokasi, biaya renovasi tempat, biaya sewa mesin fotocopy, dsb adalah sebesar Rp. Harga jual per unit hasil fotocopy Rp. 150,- sedangkan biaya variable per unit seperti kertas, toner, listrik, dll totalnya adalah Rp. 100,-. Berapa BEP dari usaha fotocopy tersebut?JawabanTFC BEP Unit = ————– P – VC = / 150-100 BEP = UnitArtinya Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas break even point bila berhasil menjual unit lembar hasil asumsi 1 bulan adalah 26 hari kerja senin – sabtu, dan setiap hari usaha tersebut bisa menghasilkan 500 unit hasil copy-an, maka usaha tersebut akan BEP dalam jangka waktu = 500 x 26 hr = 15 bulan menghitung dan mengetahui berapa BEP dalam rupiah, adalah sebagai berikut BEP dalam Rupiah = BEP dalam unit x Harga jual per unit = x Rp. 150,- = Rp. Artinya Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas break even point bila total penjualannya mencapai Rp. Jelaskan cara mendapatkan laba dalam suatu kerajinan bahan lunak?JawabanLaba atau keuntungan bisa didapatkan melalu biaya pengeluaran dan biaya pendapatan. Biaya pendapatan merupakan keseluruhan hasil usaha yang dilakukan, dan keuntungan yang didapat merupakan biaya pendapatan dikurangi modal Biaya pengeluaran merupakan modal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha. Cara mendapatkan laba dalam usaha melalui biaya pengeluaran yaitu dengan cara meminimalkan Misalnya ada seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis pabrik handuk. Setiap bulan produksi pabrik tersebut 50 handuk. Sedangkan harga per buah Rp Untuk biaya variabel per handuk rata-rata Rp dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp Pertanyaannya berapa jumlah sepatu yang harus diproduksi dan harga per handuk agar mencapai BEP?JawabanPertama-tama hitung terlebih dahulu jumlah handuk yang harus diproduksi supaya mencapai titik impas atau unit produk = FC / P-VC= / – = 100 buah handukBEP unit rupiah = FC / 1 – VC/P= / 1 – = Rp pabrik tersebut harus memperoleh keuntungan omset sebesar Rp untuk mencapai membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per = 100 x Rp = Rp Sebuah usaha kerajinan dari miniatur lilin menetapkan harga produk per unit. Biaya tetap Biaya tetap Berapa volume produksi pada keadaan titik impas BEP? Berapakah harga jual bila ingin mendapatkan keuntungan 5%?JawaabanDiketahui Harga produk Biaya tetap Biaya tidak tetap Volume produksi 1000 15 1500 produk Volume produksi pada keadaan titik impas BEP adalah produkb Keuntungan 5/100 x 1500 x x 15 000 000= Modal+Keuntungan produk 15 000 000+ 1500= Jadi, harga jual bila ingin mendapatkan keuntungan 5% adalah Bu Rudy memiliki modal Rp ingin membuka bisnis usaha martabak telor. Harga jual per buah ditentukan sebesar Rp Lalu besar biaya produksi martabak telor tersebut ialah Rp Berapa buah martabak telor yang harus diproduksi dengan harga tersebut mencapai titik BEP?JawabBEP = / – BEP = / BEP = 200 buahJadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi ialah sebanyak 200 LainnyaIstilah Akuntansi Inggris-IndonesiaRumus Laporan Keuangan Modal, Laba Rugi, Neraca Financial statementJenis dan Bidang-Bidang Matematika Besaran, Ruang, Perubahan, Struktur, Dasar dan Filsafat, Diskret, TerapanJenis Pajak-Pajak, Tarif, Manfaat Pajak di IndonesiaJenis dan Spesialisasi Bidang-Bidang AkuntansiPenggolongan akun dalam AkuntansiAkuntansi FIFO dan LIFO – Beserta Contoh Soal dan JawabanCara Membuat Perusahaan Go Public – Syarat dan ProsesnyaPasar Modal Capital Market – Pengertian, Jenis, Fungsi, Risiko, Manfaat dan ContohCara Menganalisa Saham Seperti Ahli Pasar Saham ProfesionalPasar Keuangan – Definisi, Pengertian, Jenis dan ContohBitcoin Uang Elektronik, Informasi, Sejarah, Transaksi, Cara Daftar Bitcoin Indonesia‎Uang Rupiah Negara Indonesia – Sejarah Nilai Tukar Rupiah Terhadap USDTempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Di Tokyo – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda KunjungiCara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau BisnisTibet Adalah Provinsi Cina – Sejarah Dan BudayaPuncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di DuniaApakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?Test IPA Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!TOP 10 Virus Paling Mematikan ManusiaMeteorit Fukang – Di Gurun GobiFestival Mooncake – Festival Musim Gugur Festival Kue BulanUnduh / Download Aplikasi HP Pinter PandaiRespons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!HP AndroidHP iOS AppleSumber bacaan InvestopediaPinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu” Quiz Matematika IPA Geografi & Sejarah Info Unik Lainnya Business & Marketing
Konsepharga. Dalam buku Manajemen dan Pemasaran Jasa (2005) karya Buchari Alma, dalam teori ekonomi terdapat value dan utility yang menjadi konsep dalam penetapan harga. Baca juga: Harga Cabai Meroket, Pedagang di Pasar Induk Kramat Jati Mengaku Omzet Turun 40 Persen. Suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang
Bagi yang sedang atau pernah mempelajari tentang akuntansi, Anda pasti pernah bertemu dengan istilah harga pokok penjualan dan harga jual. Karena sama-sama mengandung kata “jual”, banyak orang yang merasa bingung dan akhirnya menganggap keduanya sama. Padahal, harga pokok penjualan dan harga jual memiliki arti dan penghitungan yang berbeda. Berikut penjelasannya. Apa perbedaan antara harga pokok penjualan dan harga beli? Source Pixabay Harga Pokok Penjualan Disebut juga dengan Cost of Goods Sold COGS, harga pokok penjualan HPP mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Umumnya, HPP mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Tujuan dari penghitungan HPP adalah untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa. HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya dan memiliki beberapa komponen berikut Persediaan awal barang dagangan – persediaan barang dagangan yang ada pada awal periode atau tahun buku berjalan. Persediaan akhir barang dagangan – persediaan barang dagangan yang terdapat pada akhir periode atau tahun buku berjalan. Pembelian bersih – seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan oleh perusahaan, baik secara tunai atau kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian, lalu dikurangi oleh potongan pembelian atau retur pembelian. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Untuk menentukan HPP, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini HPP = barang tersedia untuk dijual – persediaan akhir Keterangan Barang tersedia untuk dijual = persediaan barang dagangan awal + pembelian bersih Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian + potongan pembelian Contoh PT XYZ, Jakarta 1 Januari 2017 – Persediaan barang dagangan awal Rp – Pembelian Rp – Beban angkut pembelian Rp – Retur pembelian Rp – Potongan pembelian Rp – Persediaan barang dagangan akhir Rp Penghitungan HPP – Pembelian bersih = Rp + Rp – + Rp = Rp – Barang tersedia untuk dijual = Rp + Rp = Rp – Harga pokok penjualan = Rp – Rp = Rp Dengan menghitung HPP, Anda bisa menentukan harga jual yang pas untuk dibebankan kepada konsumen. Di sisi lain, HPP juga dapat membantu Anda untuk mengetahui laba yang diinginkan oleh perusahaan. Jadi, jika harga jual lebih besar dari HPP, maka bisnis akan menghasilkan laba. Sebaliknya, jika harga jual lebih rendah dari HPP, maka kemungkinan besar bisnis akan mengalami kerugian. Baca juga Inilah 4 Cara Menghitung Laba Bersih Bisnis Anda Harga pokok penjualan mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Source Pixabay Harga Jual Sementara itu, harga jual merupakan besaran harga yang dibebankan kepada konsumen. Besaran harga jual didapatkan dari penghitungan biaya produksi ditambah biaya non-produksi serta laba yang diharapkan. Nah, untuk menentukan harga jual, umumnya ada dua metode yang biasanya diterapkan, yaitu Penetapan harga biaya plus Menentukan harga biaya plus atau cost-plus pricing method bisa dilakukan dengan rumus berikut Harga jual = biaya total + margin Sebagai contoh, anggaplah usaha tas kecil Anda mendapatkan order sebanyak 100 buah untuk souvenir pernikahan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tas tersebut diperkirakan sebanyak Rp Riniciannya sebagai berikut Biaya bahan baku Rp Biaya tenaga kerja Rp Biaya lain-lain Rp Jika Anda menginginkan laba sebesar 10% dari biaya total, maka Harga total biaya total + laba = Rp + 10% x Rp = Rp Dengan demikian, harga setiap tas kecil yang dijual adalah sebesar Rp Penetapan harga mark up Metode ini lebih banyak digunakan oleh pebisnis karena caranya yang cenderung lebih sederhana. Mark up adalah kelebihan harga jual dari harga beli. Misalnya, Anda mempunyai toko makeup. Anda membeli salah satu produk makeup seharga Rp Karena ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp Anda pun menjualnya seharga Rp Rp + Rp Apakah kini Anda sudah bisa membedakan antara harga pokok penjualan dan harga jual? Semoga ulasan di atas bisa membantu Anda memahami keduanya agar tidak lagi bingung saat membuat laporan keuangan bisnis. Untuk dapat membantu Anda dalam mengelola keuangan dan akuntansi perusahaan Anda, gunakan Mekari Jurnal. Untuk mengetahui info selengkapnya segera hubungi tim Jurnal sekarang di sini.
oFbFX.
  • fcp14xt7nd.pages.dev/380
  • fcp14xt7nd.pages.dev/470
  • fcp14xt7nd.pages.dev/270
  • fcp14xt7nd.pages.dev/337
  • fcp14xt7nd.pages.dev/437
  • fcp14xt7nd.pages.dev/38
  • fcp14xt7nd.pages.dev/382
  • fcp14xt7nd.pages.dev/17
  • harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan disebut